WONOGIRI, Suara Muhammadiyah – Ahad, 25 Desember 2022 Majelis Tarjih dan Tajdid dan Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonogiri menyelenggarakan pelatihan pemulasaraan jenazah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengurus takmir masjid di lingkungan Kota Wonogiri memberikan layanan pemulasaraan jenazah.
Kegiatan dihadiri oleh 120 peserta dari berbagai masjid yang ada di Kecamatan Kota Kabupaten Wonogiri. Acara berlangsung di Kantor PDM Wonogiri Jl Cipto didahului oleh sambutan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Wonogiri Drs. H. Kusman Toha, M. Pd. didampingi Asfari S. Ag. sekretaris PDM yang menyampaikan suatu keprihatinan ketika ada sanak saudara dan tetangga yang meninggal dunia merasa kekurangan personil yang mempunyai keterampilan dan pemahaman dalam merawat jenazah sesuai dengan tuntunan dan panduan nilai-nilai ajaran agama Islam.
Alhamdulillah pelatihan pemulasaran jenazah berjalan dengan lancar dan tertib serta antusias peserta mengikuti tahapan-tahapan yang disampaikan oleh para narasumber dan dipandu Moderator Muhammad Julijanto, S. Ag., M. Ag. sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid
Pemaparan materi pertama Perawatan Jenazah Terkena Penyakit Menular disampaikan H. Suprio Heryanto, SKM., M. Kes. yang merupakan Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Wonogiri sekaligus Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum yang menjelaskan tentang tata cara pemulasaran jenazah terkena penyakit menular. Penyakit menular diantaranya adalah HIV AIDS, Covid-19, Hepatitis B, TBC dan lain-lain.
Untuk menangani jenazah yang menderita penyakit-penyakit menular dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman kesehatan di antaranya adalah persiapan alat pelindung diri (APD) dan cairan disinfektan (larutan Floring 1,5 persen, Backlin, Kaporit 60-70 %) yang disemprotkan untuk sekitar tempat pemandian jenazah, petugas harus menggunakan alat pelindung diri yang standar agar terhindar dari terinfeksinya jenazah yang menderita penyakit menular.
Seperti halnya sifat penularan penyakit atau virus HIV AIDS adalah percikan darah, nanah atau air liur sehingga petugas pemulasaran jenazah harus hati-hati dan waspada serta menjaga prosedur kesehatan yang ada dan tidak boleh ada luka pada petugas sehingga meminimalisir terjadinya penularan dari jenazah yang terkena infeksi virus. Masyarakat dihimbau tidak takut terhadap penderita penyakit menular asal memahami dan mengetahui tata cara upaya perlindungannya.
Sementara materi yang kedua disampaikan oleh Drs H Muhammad Aliyudin M.Ag. Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Wonogiri yang menyampaikan materi tentang memandikan dan mengkafani jenazah. Tujuan kegiatan memberikan wawasan sekaligus kemampuan praktis merawat jenazah sesuai tuntutan sunnah Rasulullah Muhammad SAW.
Aliyudin menyampaikan beberapa larangan yang biasa dilakukan oleh masyarakat dalam memulasari jenazah antara lain kewajiban bagi orang yang sakit bersikap sabar, senantiasa berikhtiar, berprasangka baik kepada Allah merasa takut sekaligus penuh harap dan raja berwasiat harta kepada sanak keluarga sementara kewajiban keluarga adalah menarkinkan menuntun dengan lafaz La ila ha illal lah, menghadapkannya ke arah kiblat, memejamkan matanya dan mendoakannya setelah meninggal, menutupinya dengan kain yang bagus, menyegerakan perawatannya, mengumumkan kepada kerabat dan teman-temannya, melunasi hutang dan melaksanakan wasiatnya
Sementara materi yang ketiga disampaikan oleh H Sudirman MQ yang menyampaikan materi salat jenazah dan menguburkan jenazah sekaligus praktek memandikan mengkafani dan menyolatkan jenazah hingga pemakamannya. Sudirman menyampaikan juga hal-hal yang tidak dituntunkan dalam memulasari jenazah diantaranya meratapi mayat dengan bertiak histeris menampar-nampar pipi dan merobek pakaian saat ditinggal kematian, menguburkan jenazah pada waktu matahari terbit pada waktu tengah hari dalam kurung pada waktu matahari di atas kepala tutup kurung, pada waktu matahari hampir terbenam mengajari jenazah pada saat akan menguburkan mentalkin jenazah yang sudah meninggal dunia membacakan surat yasin saat akan meninggal dunia meninggikan kuburan lebih dari sejengkal.
Ada juga yang tidak dituntukan seperti membangun kuburan atau membuat tembok di atas kuburan menjadikan kuburan sebagai masjid-masjid, duduk-duduk di atas kuburan membacakan Surat Yasin di kuburan baik saat mayit dikubur maupun setelahnya, menyelenggarakan tahlilan dan membaca Alquran untuk si mayat, menyelenggarakan tahlilan dan makan-makan di rumah orang yang ditinggal kematian berziarah dengan Tujuan membaca Alquran dzikir-zikir dan melakukan salat di atas kuburan dan bertawasul kepada Allah dengan perantaraan orang yang sudah mati dan lain-lain sementara hal-hal yang dibolehkan adalah membuka wajah mayat mencium kening mayat menangis tetapi bukan meratap.
Sesi terakhir yaitu praktek peserta dibagi menjadi dua kelompok; kelompok Putri bersama Tim PDA Wonogiri dan kelompok Putra yang masing-masing mempraktekkan tata cara memandikan mengkafani dan menyolatkan jenazah sesuai dengan tuntunan.
Acara diakhiri dengan rencana tindak lanjut di mana masing-masing masjid mempunyai tim pemulasaran jenazah yang akan difasilitasi oleh pimpinan daerah Muhammadiyah Wonogiri dan PKU Muhammadiyah kota Wonogiri yang akan menyediakan Armada ambulance yang on call setiap saat untuk mengantarkan jenazah sampai di pemakaman.
Kegiatan diakhiri penutupan oleh Ketua PDM Wonogiri Drs H Kusman Toha M Pd. Yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada narasumber dan semua peserta, semoga akan menjadi bekal pengetahuan dan pengalaman dalam memulasari jenazah.
Ini suatu hal yang luar biasa masalah keterampilannya, semakin banyak latihan semakin bagus nanti. “Kita juga latihan menyiapkan bagaimana besok meninggal dengan Husnul Khotimah. Kita dilatih dengan cara memperdalam ilmu yang insya Allah semakin terampil dan bermanfaat,” ungkap Kusman. (Muhammad Julijanto)