MENYUKSESKAN KEPUTUSAN MUKTAMAR
Muktamar Muhammadiyah ke-48 telah selesai ditunaikan. Kelegaan dan kepuasan tersirat di kehidupan warga Muhammadiyah. Muktamar yang sempat tertunda pandemi dan mengalami modifikasi bentuk berulang kali ini akhirnya dapat terselenggara dengan sangat meriah dan juga megah. Singkat kata, Muktamar Muhammadiyah ke-48 telah terselenggara dengan sukses. Pedagang, peserta bazar, pengamen, tukang ojek, dan semua warga dapat merasakan manfaat digelarnya Muktamar. Bahkan beredar guyonan yang menginginkan Muktamar Muhammadiyah diadakan seminggu sekali.
Dengan kata lain, Muktamar yang ketiga kalinya digelar di Kota Surakarta ini telah menggembirakan dan menginspirasi banyak orang. Walau Mantan Walikota Solo yang sekarang menjadi Presiden RI, menggemari lagu “Ojo dibandingke”, Walikota Solo yang sekarang malah membandingkan pagelaran Muktamar Muhammadiyah ini dengan ‘muktamar” ormas lain yang juga digelar di Solo, sehari setelah penutupan Muktamar Muhammadiyah.
Komentar Walikota Solo itu mengingatkan kita pada guyonan pengamat asing yang mengomentari perbedaan Muktamar Muhamadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015 dan Muktamar ormas lain yang digelar beberapa hari sebelumnya di Jombang. Dia menyebut muktamar yang di gelar di alun-alun Jombang itu sangat panas, sedang Muktamar yang digelar di balai sidang Universitas Muhammadiyah Makassar ini sangat sejuk.
Ormas apa yang menggelar Muktamar di Jombang yang berdekatan waktunya dengan penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar dan seperti apa panasnya Muktamar itu silakan dicari sendiri. Muktamar Muhammadiyah yang diselenggarakan sebelum tahun 2015 tampaknya semua juga sama. Tertib, indah, sejuk, menggembirakan, dan tidak pernah menimbulkan permasalahan yang berlarut. Tidak salah kalau Wapres Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla yang menyebut Muktamar Muhammadiyah sebagai permusyawaratan teladan.
Namun, ibarat membangun suatu rumah, kesuksesan gelaran Muktamar hanyalah fondasi dari seluruh bangunan rumah yang sedang dirancang. Artinya, bangunan itu jauh dari kata selesai. Masih ada banyak agenda dan pekerjaan yang harus ditunaikan dan dikerjakan dengan lebih cermat. Termasuk dalam hal-hal yang bersifat detail seperti fiinishing, wallpaper, lampu, keramik lantai, dan lain sebagainya. Yang jelas rangka atapnya harus kuat supaya tidak ambrol menimpa penghuninya. Rangka atapnya juga harus presisi agar genteng yang ditata dapat berjajar dengan rapi sehingga tidak bocor di kala hujan.
Selengkapnya dapat berlangganan Majalah Suara Muhammadiyah
Klik di sini https://suaramuhammadiyah.or.id/ebook/paket