Pengajian Tarjih: Tafsir At-Tanwir Surah Al-Baqarah Ayat 190-195

Pengajian Tarjih: Tafsir At-Tanwir Surah Al-Baqarah Ayat 190-195

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Tarjih dan Tajdid telah melaksanakan pengajian rutinan, pengajian tersebut dilaksanakan pada hari Rabu, 04 Januari 2023. Acara tersebut dihadirkan melalui berbagai platform sosial media, tujuan di tayangkan di berbagai platform.

Pengajian kali ini yaitu membahas tema mengenai perang fisabililah, sebab, tujuan. dan adab perang. Pemateri pengajian tersebut yaitu Dr. H. Hamim Ilyas., M.Ag dan dan host yaitu Niki Alma Febriana Fauzi S.Th.I. M.us

Dr. H. hamim Ilyas menyatakan dalam tafsir at-Tanwir surah Al-baqarah ayat 190-195, bahwa ayat tersebut turun dalam situasi perang. Hamim menjelaskan bahwa perang itu untuk meninggikan kata Allah. Dengan begitu kata Allah menjadi tinggi serta menjadi mulia.

Hamim juga menjelaskan bahwa ketika itu Nabi ditindas di Mekkah , ketika itu Nabi tidak melakukan politik tabiah tembok, sehingga Nabi memilih melakukan hijrah. Sesampainya hijrah nabi masih saja diperangi, maka dari itu perlunya Nabi untuk membela diri.

Dalam beberapa penjelasan pemateri mngenai perang, Hamim juga menyampaikan mengenai adab perang. pertama yaitu meninggikan kata Allah, kedua yaitu tidak boleh melampaui batas, ketiga tidak boleh merusak tanaman, keempat yaitu dilarang membunuh anak kecil, kelima yaitu tidak boleh merusak bangunan, keenam yaitu tidak boleh perang ditempat yang suci yaitu masjidil harom.

Kemudian Hamim menjelaskan mengenai maksud dari potongan ayat terkait wal fitnatu asyaddu minal qatlu. Dapat difahami bahwasannya fitnah yaitu tidak melakukan perbuatan tersebut akan tetapi dituduh melakukan perbuatan tersebut. Di dalam tafsir At-Tanwir dijelaskan bahwa fitnah mengandung arti penindasan yang dilakukan oleh kaum musyrik kepada islam sebagai agama rahmatan lil alamin.

Pada sejatinya perang dilakukan untuk meniadakan fitnah dan penindasan yang kerap kali dilontarkan kepada umat islam. Akan tetapi, apabila umat muslim bisa mengadakan akomodasi, eksistensi, ko-eksistensi serta hal tersebut telah terwujud, maka tidak boleh dilaksanakan perang. Hal tersebut dikarenakan agama sejatinya bukan menyiksa akan tetapi membangun peradaban.

Sebagai penutup materi, Hamim menjelaskan mengenai tafsir dari surah Al-Baqarah ayat 195 ayat tersebut menunjukan kepada umat islam untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah. (Riz)

Exit mobile version