JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Rektor Uhamka Prof. Dr. Gunawan Suryoputro dalam seminar Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka di IKIP Muhammadiyah Maumare inisiasi program Merdeka belajar Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Sabtu (07/01/23).
Dalam seminar tersebut Gunawan Suryoputro menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah satu sama lain memiliki keunikan dan kelebihan dalam melakukan pengelolaan dalam tingkat operasional.
Keunikan dan kelebihan ini tentu akan menjadi proses belajar langsung dan pulang nanti bisa diterapkan di kampus masing-masing.
Misalnya tenaga kependidikan di IKIP Muhammadiyah Maumare bidang Humas dan Protokoler ingin belajar pengelolaan Humas dan Protokoler di Uhamka, maka dilakukan proses belajar tersebut dengan best practice selama 1 bulan atau 3 bulan kerja di Uhamka belajar langsung.
“Jadi bukan sekedar studi banding atau benchmarking tapi terjun langsung, hal ini tentu hasil maksimal bisa didapatkan, mulai dari cara, aturan dan SOP serta praktiknya akan didapatkan dengan baik jadi tidak sekedar proses administrasi saja,” ujarnya
Ditambahkanya lagi dalam program ini juga akan memberikan efek kejut kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan jaringan bagi mereka untuk bisa berkembang dengan cepat karena tenaga kependidikan tumbuh dengan lingkungan baru, orang baru dan juga sistem baru hal ini sesuai dengan konsep hijrah yang menjadi proses pengembangan diri dengan baik.
“Insya Allah program Merdeka Belajar tenaga kependidikan akan kami mulai dengan IKIP Muhammadiyah Maumere nanti sambil kita minta arahan kepada PP Muhammadiyah melalui Majelis Diktilitbang,” ujarnya.
Dilain sisi, Gunawan juga menyampaikan PTMA harus saling dukung satu sama lain sesuai dengan konsep taawun dan juga Tanfidz Muktamar Muhammadiyah 48 di Surakarta pada November 2022 dalam pendidikan Tinggi sistem gerakan yang terpadu, sinergi jaringan, sumber daya yang kokoh, dan mutu pendidikan yang unggul, maka untuk mencapai hal tersebut.
“Kita harus tumbuh dan besar bersama-sama dalam satu keluarga besar Persyarikatan Muhammadiyah,” tutupnya. (Rpd)