Sinergitas Lembaga Pendidikan dan Orang Tua Lahirkan Generasi Cerdas Berkemajuan

Sinergitas Lembaga Pendidikan dan Orang Tua Lahirkan Generasi Cerdas Berkemajuan

PADANGPANJANG, Suara Muhammadiyah – Peranan orang tua dan keluarga menjadi salah satu indikator dalam melahirkan generasi cerdas berkemajuan. Hal ini menjadi suatu keharusan bagi lembaga pendidikan dan orang tua untuk berkolaborasi dalam merealisasikan setiap program yang disuguhkan. Salah satu wujud mengkolaborasikan program tersebut adalah dengan melakukan parenting.

Hal ini disampaikan oleh Mudir Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Dr. Derliana, MA dalam memberikan kata sambutan pada kegiatan parenting bersama wali santri kelas VII, VIII, X dan XI Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah. Sabtu (07/01).

Bertempat di aula Buya AR Sutan Mansyur, Derliana menyampaikan bahwa tidak ada satupun program pendidikan dapat berjalan sesuai dengan harapan jika keluarga tidak ikut berperan aktif dalam mewujudkan semuanya.

“Lembaga pendidikan apapun dan dimanapun tidak akan mampu mewujudkan tujuan pendidikan jika tidak disokong dengan peranan keluarga dalam merealisasikan program yang disuguhkan lembaga pendidikan tersebut. Artinya peranan orang tua dan keluarga sangat kita butuhkan jika kita benar-benar ingin menciptakan karakter yang baik untuk santri kita,” katanya.

Ditambahkannya bahwa parenting selain sebagai wujud silahturahmi antara lembaga pendidikan dengan keluarga santri juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan orang tua dalam hal pengasuhan anak sesuai dengan usia, karakter dan perkembangannya.

“Hal ini penting agar proses pengasuhan sesuai dengan karakter, usia dan perkembangan anak. Maka dari itu dengan adanya pendidikan parenting ini pastinya akan membuat orang tua lebih mengerti bagaimana pola asuh yang baik. Karena beda usia beda pengasuhan. Kami ingin melakukan yang terbaik untuk santri kita,” jelasnya.

Selanjutnya Derliana juga menyampaikan bahwa kolaborasi lembaga pendidikan dan orang tua harus sama-sama berada pada satu frekwensi pemikiran dan persepsi. Lembaga pendidikan dan keluarga sebutnya mesti menyamakan tujuan dan kepentingan antara Pondok Pesantren dan orang tua santri. Pembiasan sikap perilaku yang diajarkan di Pondok Pesantren mesti ditinjau juga oleh keluarga ketika santri berada di rumah.

“Hal ini terkait nilai-nilai sikap, moral dan disiplin yang perlu dilaksanakan di rumah ketika bersama keluarga. Misalnya tentang tatacara makan yang baik, merapikan barang yang telah digunakan, meminta maaf jika berselisih, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, berbicara sopan dan lainnya,” sebutnya.

Dihadiri 400an wali santri yang berasal dari 12 Provinsi di Indonesia ini mengangkat tema “Sinergitas untuk Generasi Cerdas”. Hadir sebagai pemateri pada pergelaran parenting ustadz Hendrison, M.Pd. Dalam paparannya Hendrison menyampaikan bahwa dalam pola asuh santri mesti mengacu pada firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 33. Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa apapun bentuk pendidikannya tetap berputar pada tiga aspek.

“Pendidikan berputar pada tiga aspek. Guru, Santri dan Keluarga mesti memahami bahwa semuanya berorientasi pada surat Ali Imran ayat 33. Pembentukan karakter ada disana. Kata kuncinya adalah bagaimana melahirkan generasi Sholeh. Sholeh sudah pasti baik, baik belum tentu sholeh,” ujarnya.

Kemudian beliau juga memberikan apresiasi pada upaya Pondok Pesantren Kauman Padang Panjang yang terus berinovasi dari tahun ke tahun. Beliau juga menyampaikan bahwa hal yang paling menarik dari pengamatannya adalah kemampuan bacaan Al Qur’an dari santri Pondok Pesantren ini.

“Saya melihat pergerakan Pondok Pesantren Kauman dari awal saya tinggal sampai saat ini sangat luar biasa. Contohnya saja saat santri kita membaca Al Quran di awal acara tadi. Terlihat dia tidak sedang menghafal tapi secara pribadi dia sudah masuk dalam tahap memvisualisasikan Al Quran di hadapan kita bersama, sehingga keindahan Al Qur’an dapat ia kita rasakan saat mendengar. Hal ini bisa ia diraih tentu saja tidak terlepas dari usaha Pondok Pesantren menjadikan Al Quran sebagai budaya di lingkungan ini,” jelasnya.

Sementara itu salah satu wali santri yang ikut kegiatan ini mengatakan bahwa saat ini yang dibutuhkan oleh keluarga adalah anak-anak yang menuntut ilmu di sini mampu menerapkan di kehidupan nyata dimanapun dan kapanpun.
Menurutnya selama ini usaha Pondok Pesantren sudah menampakkan hasilnya. Buktinya anaknya yang selama ini pendiam sudah mulai percaya diri, dan sudah bisa berkomunikasi dengan baik.

“Selama ini anak saya M. Harits sangat pendiam tapi satu semester ia di sini sudah mulai percaya diri, bahkan di rumah ia komunikatif dengan kami. Padahal waktu MTs sangat jarang bicara dengan kami. Sebagai orang tua saya ucapkan terimakasih atas didikan dari guru-guru di sini,” sebutnya.

Selanjutnya, wali murid asal Jambi ini berharap kedepannya kerjasama antara Pondok Pesantren dan keluarga semakin intens. Dikatakannya bahwa semua orang tua menginginkan anak-anaknya bahagia. Bahagia mendapatkan pendidikan yang layak dan baik untuk membentuk karakter diri anak. Semuanya tentu butuh proses serta wadah untuk mewujudkannya.

“Di sini saya menemukan apa yang dicari anak saya. Ruang dan dimensi kehidupan yang diisi dengan aktivitas yang produktif yang dapat merangsang perkembangannya baik psikomotor, kognitif, bahasa, maupun sosial serta emosionalnya. Terimakasih kepada seluruh stake holder Pondok Pesantren yang telah mewujudkan hal itu,” tutupnya. (Darwis)

Exit mobile version