King Faisal dan Muhammad Natsir
Oleh: Masud HMN
Di antara Raja Kerajaan Arab Saudi yang populer adalah Raja Faisal. Beliau sangat dihormati oleh warga Arab Saudi dan orang luar. Kerena sangat sungguh memikirkan negaranya dan memikirkan dunia Islam.
Ia adalah seorang dari keturunan atau anak pendiri Kerajaan Arab Saudi Ibnu Saud. Tidaklah salah kalau dihormati dan dijadikan orang penting dunia Islam. Dia sangat serius memikirkan kondisi umat Islam di seluruh dunia dan tidak semata negeri sendiri.
Dalam hubungan dengan Republik Indonesia dia berpetuah kepada anak-anaknya untuk memperhatikan Indonesia. Ia tahu bahwa umat Islam besar jumlahnya dan mayoritas muslim. Ini dikatakan oleh penerjemahnya KH Agustjik orang Indonesia asal Palembang.
Saat Muhammad Natsir tokoh muslim Indonesia berkunjung kepadanya, ia senang dan simpati. Sampai ia menyatakan kepada anak-anaknya bahwa Muhammad Natsir itu sama dengan posisi dia. King Faisal sampai mengatakan tempatkanlah Mohammad Natsir setara dengan dia, “Sebagai bapak kalian sendiri,” petuahnya kepada anak-anaknya. Demikian KH Agus Tjik menyatakan tentang perhatian Raja Saudi Arabi kepada tokoh Islam Indonesia.
Tidak sekadar itu, Raja Faisal ketika Muhammad Natsir bertemu beliau menawarkan untuk mukim di Arab Saudi untuk mengurus persoalan umat Islam di bawah tangggung jawab Saudi Arabia. Hanya saja ditolak karena Indonesia banyak dililit persoalan yang penting juga untuk diselesaikan.
Hal ini diserahkan kepada Inamullah ail Muktamar Islam untuk menangani masalah umat islam. Untuk pemegang Muktamar Islam yang jadi mewakili Presiden adalah Muhammad Natsir ini yang diiringi gambaran simpati Raja Faisal.
Di lain pihak tokoh Muhammad Natsir menghindar dari fasilitas dan dukungan dari orang lain. Seperti juga dukungan Tengku Abdul Rahmanputera pendiri Negara Malaysia yang menawarkan untuk tinggal domisili di Kuala Lumpur agar terhindar dari kejaran.
Sukarno yang tidak setuju dengan Muhammad Natsir. Juga beliau tak mau. Memilih untuk tetap di Indonesia.
Untuk mengakhiri artikel ini penulis ingin memberi catatan penting, pertama hubungan Arab Sudi dengan Indonesia dengan figur utama Muhammad Natsir berkaitan dengan keseriusan Raja Faisal dalam masalah dunia Islam. Yang kedua figur Natsir yang tidak tergiur dengan simpati dari manapun. Ia tidak mau dikendalikan oleh figur dan fasilitas untuk kepentingan diri sendiri.
Akhirnya dari catatan itu agar menjadi pelajaran kita semua. Janganlah terperdaya karena fasilitas dan tawaran yang pada gilirannya merendahkan martabat perjuangan karena fasilitas dan dukungan. Kemudian menjadi tidak serius dalam menangani fokus perjuangan.
Hal ini menjadi teladan, Muhammad Natsir seraya merasa hormat pada Raja Faisal dari Kerajaan Arab Saudi dan Tengku Abdulrahman dar Malaysia. Kedua Figur ini bersimpati kepada Muhammad Natsir. Semoga sikap ini menjadi teladan oleh orang di belakangnya, Insya Allah!
Dr Masud HMN, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta