KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bireuen Ust dr. Athaillah Latief Sp. OG penerima Maarif Award sabtu malam (07/01) lalu mengisi pengajian istimewa serta memberikan motivasi kepada seluruh jamaah dakwah di rumah pimpinan cabang istimewa Malaysia, jalan Gombak nomor 9A Kuala Lumpur Malaysia.
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Prof Soni Zulhuda hadir dalam acara pengajian istimewa tersebut, hadir juga Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) serta diikuti oleh warga Muhammadiyah yang berada di KL Malaysia beserta pengurus lainnya.
Ciri khas warga muhammadiyah salah satunya adalah berjiwa Al-Maun peduli terhadap kaum lemah dan tertindas (QS Al-Maun: 1-7), berbagai advokasi dan pelayanan sosial terhadap mereka dhuafa-mustadh’afin dilakukan secara organisasi dan profisional. Kata Ust. dr. Athaillah A. Latif sebagai kata pembuka.
“Spirit Al-maun melahirkan orang Muhammadiyah yang egaliter, populis, dan menjadi agen perubahan sosial, di mana pun warga Muhammadiyah berada hatinya terpanggil untuk peduli dan berbagi terhadap anak yatim, fakir miskin, dan siapapun yang tersisih dalam kehidupan untuk dibebaskan, diberdayakan, dan dimajukan .”
Ust. dr. Athaillah A. Latif menjelaskan lagi tentang pendirian Universitas Muhammadiyah Mahakarya Bireuen (UMMAH) dari penggabungan sekolah tinggi yang berada di Kabupaten Bireuen dan Aceh Tengah yang harapannya tentunya sebagai Universitas terbaik nantinya.
Setelah itu, kami membangun beberapa masjid di kecamatan antara lain masjid Taqwa Kecamatan Juli dan Kecamatan Samalanga, tentu perjalanan serta proses pembangunannya tidak semulus yang kita bayangkan. Alhamdulillah untuk masjid di Kecamatan Juli setelah 4 tahun baru diterima oleh masyarakatnya yang sebelumnya juga melakukan penolakan pembangunannya, kini masjid tersebut sudah hampir selesai.
Penolakan masjid Taqwa di Kecamatan Samalanga desa Sangso ini yang sangat lama proses pembangunannya, sudah lebih dari 7 tahun hingga kini selalu ada penolakan dari beberapa orang, serta mempengaruhi masyarakat lainnya.
“tantangan memang dimana mana kalau kita menjalankan dakwah pasti kita dihadapkan dengan tantangan, kalau tidak ada tantangan barangkali kita salah jalan. Jadi kalau jalan yang benar pasti akan menghadapi tantangan dimana mana. “ Kata Ust. dr. Athaillah A. Latif
Tantangan itu bukan pada saat ini saja, tapi jauh sebelum kita ada, bahkan KH. Ahmad Dahlan juga menghadapi hal yang sama dan luar biasa, saat ini inti dari perjuangan itu adalah bagaimana kita peduli kepada anak anak yatim, fakir miskin, duafa dan lainnya yang perlu pertolongan dan merawat mereka.
Maka KH Ahmad Dahlan di dalam memahamkan agama itu bukan hanya sekedar pemahaman tetapi lebih ditekankan kepada pengamalan, pengamalan itu menjadi sesuatu yang hidup di dalam kehidupan, menggerakkan kehidupan maka akan berubah kehidupan tersebut (teologi Al maun).
Penutup sebagai siar dakwah Ust. dr. Athaillah A. Latif menyampaikan pondasi yang kokoh, maka bangunannya akan kokoh inilah yang diterjemahkan oleh muhammadiyah melaksanakan ibadah hanya kepada Allah yang juga sebagai khalifah diatas membangun tugas kemakmuran, perdamaian tentunya di atas pondasi ibadah. (Agusnaidi Budaya/Riz)