PONOROGO, Suara Muhammadiyah – ‘Aisyiyah melakukan Refreshment dan Pelatihan Kader Neonatal ‘Aisyiyah dalam program “Pemberdayaan Masyarakat untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HKP)” yang bekerjasama dengan Leo and Mia Foundation di Ponorogo pada Sabtu, 7 Januari 2023. Kegiatan yang berlangsung di Aula Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo ini diikuti oleh lebih dari empat puluh kader neonatal ‘Aisyiyah Kabupaten Ponorogo.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, yang juga merupakan Project Director Program Neonatal ‘Aisyiyah menyebutkan bahwa perhatian Muhammadiyah ‘Aisyiyah di bidang kesehatan sudah terbukti sejak awal kehadirannya dengan mendirikan Rumah Sakit PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) pada tahun 1923 untuk memberikan pengobatan bagi pribumi yang saat itu kesulitan dalam mengakses kesehatan.
Sejarah panjang peran Muhammadiyah ‘Aisyiyah sebagai penolong umat dalam bidang kesehatan tersebut menurut Tri harus ditumbuh suburkan hingga kini oleh seluruh warga ‘Aisyiyah termasuk kader-kader ‘Aisyiyah. “Itulah cita-cita mulia yang wajib kita teruskan pada diri kita, kita diberikan kelebihan ilmu, kelebihan kesehatan, kita punya kewajiban lebih tinggi untuk berbagi dengan saudara kita yang lain,” ujar Tri.
Dalam program “Pemberdayaan Masyarakat untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HKP)” ini ‘Aisyiyah bersama Leo and Mia Foundation memiliki perhatian besar untuk mencegah kelahiran bayi prematur maupun memberikan pendampingan bagi keluarga dengan bayi prematur. “Di sinilah peran ibu-ibu dari sisi psikososial memberikan pendampingan, mendukung suami agar dapat memberikan support, begitu juga dengan keluarga lainnya agar ibu yang bayinya prematur tidak stres dan dapat mengasuh anaknya dengan baik.”
Menurut Tri, inilah peran besar kader-kader ‘Aisyiyah yang langsung berkiprah di tengah komunitas. Kader disebut Tri adalah ujung tombak yang penting dalam pergerakan ‘Aisyiyah. “Kehadiran ibu-ibu sangat penting semua hari ini untuk mendukung kelahiran generasi-generasi emas terutama untuk Indonesia di tahun 2045. Kehadiran Muhammadiyah ‘Aisyiyah di bidang kesehatan menjadi misi dakwah kita semua dan kader-kader ‘Aisyiyah Muhammadiyiah seharusnya menjadi pelaku sejarah yang akan diingat.”
Supriyatiningsih, Koordinator Program Neonatal ‘Aisyiyah dalam kesempatan yang sama menyebutkan bahwa angka kelahiran bayi prematur masih cukup tinggi di Indonesia. Oleh karena itu isu bayi prematur ini menjadi perhatian ‘Aisyiyah di bidang kesehatan. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu maupun pentingnya kehamilan yang sehat menjadi salah satu kerja yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah melalui kader-kadernya di komunitas.
Akan tetapi diakui oleh dokter kandungan yang akrab disapa dr.Upik ini menghadapi komunitas bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu ia sangat bersyukur ‘Aisyiyah memiliki kader-kader yang tidak kenal lelah berjuang di komunitas. “Bagaimana kita masuk di dalamnya kemudian menjadi kader yang membawa kemajuan bagi masyarakat, itu yang harus kita lakukan,” tegasnya.
Kegiatan Refreshment dan Pelatihan Kader Neonatal ‘Aisyiyah ini sebelumnya telah dilakukan di Kabupaten Magelang. Selain itu juga dilakukan di Kabupaten Kulon Progo. (Suri)