Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Setiap lembaga pendidikan tentu mempunyai visi dan misi serta tujuan. Untuk sekolah Islam, termasuk Sekolah Muhammadiyah biasanya mempunyai visi penguatan keilmuan dan nilai-nilai Islam serta kemuhammadiyahan. Untuk penguatan keilmuan dan nilai keislaman tersebut diimplementasikan melalui mata pelajaran-mata pelajaran keislaman, seperti Fikih, Aqidah dan Akhlaq, Sirah, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab.
Di samping menambah mata pelajaran keislaman dan kemuhammadiyahan, untuk lebih memperkuat internalisasi keilmuan dan nilai keislaman serta Kemuhammadiyahan bisa dilakukan dalam mata pelajaran lain. Dengan demikian materi keislaman dan Kemuhammadiyahan akan lebih melekat dalam otak dan hati siswa. Untuk memadukan keislaman dan kemuhammadiyahan dengan mata pelajaran lain, diperlukan kreatifitas Guru.
Salah satu bentuk integrasi adalah nilai keislaman dalam matematika. Matematika adalah objek yang bersifat abstrak yang belum mempunyai nilai karena posisinya netral. Untuk menjadi ada muatan nilai maka kasus-kasus yang diselesaikan dengan matematika adalah kasus yang mengandung nilai. Dengan demikian nilai-nilai keislaman akan mudah terinternalisasi ke siswa. Maka memberi contoh kasus dalam matematika dengan kasus yang biasa dan kurang bernilai, walaupun ada manfaatnya, tapi manfaatnya kurang besar hanya sebatas bisa menggunakan matematika untuk perhitungan. Lebih banyak manfaatnya lagi jika pengajar punya visi menanamkan keilmuan keislaman dan nilai-nilai keislaman serta Kemuhammadiyahan dalam pengajaran matematika.
Berikut sepuluh contoh Keislaman dan Kemuhammadiyahan yang diintegrasikan dengan matematika:
- Jika jamaah umrah melalui Kota Madinah, jarak antara Madinah dan Makah adalah 450 KM. Jika mengendarai bis dengan kecepatan 100 KM/jam. Berapa lama waktu yang diperlukan dari Madinah ke Makah?
- Salah satu rukun umrah adalah thawaf, yaitu mengelilingi ka’bah 7 putaran. Jika posisi kita 10 meter dari ka’bah, berapa jarak total kita thawaf mengelilingi ka’bah?
- Sa’i adalah termasuk rukun umrah, yakni lari-lari kecil dari bukit shafa ke bukit Marwah dan dari bukit Marwah kembali ke bukit Shafa. Jarak antara shafa dan Marwah adalah 400 meter. Berapa total jarak tempuh dalam sa’i?
- Satu rombongan umroh ada 30 orang, 2/3 nya laki-laki. Setelah sa’i selesai, peserta umroh bertahalul. Tahalul adalah mencukur rambut dan termasuk rukun umrah juga. Jika biaya cukur setiap orang adalah 10 riyal? Berapa total biaya cukur untuk seluruh peserta umrah laki-laki?
- Pak Haji Ismail setiap jumat infaq melalui lazismu sebesar Rp 200.000,00. Berapa total infaq Pak Haji Ismail untuk setiap bulan dan setiap tahunnya?
- SD Muhammadiyah 1 Ngaglik mempunyai 12 lokal kelas. Lebar dan panjang setiap kelas 7 x 8 m. Berapa luas untuk satu kelas dan total luas yang dipunyai SD Muhammadiyah 1 Ngaglik?
- KH Ahmad Dahlan rahimahullah memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 sampai dengan tahun 1923. Berapa tahun KH Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah?
- Dahulu, KH Ahmad Dahlan rahimahullah sering memberikan pengajian ke Surabaya. Jika jarak Yogyakarta – Surabaya adalah 340 Km, dan jika kecepatan kendaraan yang dinaiki KH Ahmad Dahlan rata-rata 70 km/jam. Berapa lama perjalanan KH Ahmad Dahlan?
- Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik merencanakan mendirikan SMP Unggulan Muhammadiyah. Ruang yang akan di bangun 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium dan 1 ruang guru. Jika masing-masing kelas memerlukan biaya Rp 120 juta. Berapa total dana yang diperlukan untuk membangun keseluruhan ruang tersebut?
- SD Muhammadiyah 1 Ngaglik turut meringankan masyarakat Cianjur dengan membuka infaq dari siswa. Total infaq masing-masing kelas adalah:
Kelas 1: 1.625.000
Kelas 2: 1.732.000
Kelas 3: 1.660.000
Kelas 4: 1.845.000
Kelas 5: 1.925.000
Kelas 6: 1.770.000
Berapa total infaq yang terkumpul dari siswa SD Muhammadiyah 1 Ngaglik?
Demikian tulisan ringkas ini, Bapak Ibu Guru bisa mengembangkan lebih jauh lagi terkait contoh-contoh kasus yang diberikan ke siswa. Tentunya tingkatan perhitungan atau operasi matematika disesuaikan dengan kurikulum yang telah direncanakan dan berlakukan. Dan perlu diperhatikan ketika memberikan contoh sebaiknya Bapak Ibu Guru juga memberikan penekanan-penekanan sehingga internalisasi ke siswa menjadi lebih baik lagi. Semoga anak didik kita menjadi anak didik yang shalih, berwawasan dan berkemajuan.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman,Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta