LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Sholihin Fanani, Anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Wilayah (PWM) Jawa Timur hadir dalam Pengajian Rutin Jum’at Wage Keluarga Besar Muhammadiyah Keduwul, Sukodadi, Lamongan perdana dilaksanakan di rumah salah satu kader sejak pandemi Covid-19 terjadi.
Kegiatan rutin ini dilaksanakan di kediaman Sukoco yang berlangsung malam Jum’at Wage, Kamis 13 Januari 2023. Dalam kesempatan ini, Fanani menyampaikan dengan gaya ‘goyonan’ yang khas tentang 5 kunci sukses hidup dalam Islam terkhusus untuk warga besar Muhammadiyah Keduwul.
Kunci sukses pertama adalah belajar. Beliau menjelaskan bahwa belajar sangat penting, apalagi belajar agama, karena disamping mendapatkan pahala, juga mendapatkan ilmu. Sabda Rasulullah SAW:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Yang artinya, “Mencari Ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan.” (HR. Ibnu Majah)
Pentingnya belajar membuat Fanani mampu menyelesaikan pendidikan sampai S3 bahkan secara gratis melalui beasiswa. Meskipun 4 saudara dari tokoh Muhammadiyah asli Lamongan ini tidak pernah sekolah, namun beliau menyatakan bahwa kegemarannya adalah belajar.
Kunci sukses kedua adalah berakhlakul karimah, yaitu berakhlak yang baik. “Orang itu jika akhlaknya baik hidupnya juga akan baik”, ujar Fanani. Zaman sekarang bayak orang yang berakhlak tidak baik. Jika dinasehati tidak didengarkan, padahal saling mengingatkan adalah perintah Allah. Akhlak paling tinggi tingkatannya adalah ketika kita dapat menjaga perasaan orang lain. Sehingga jika berkata harus hati-hati dan untuk berbuat baik harus dapat menjaga perasaan orang lain, apalagi ke orang tua.
Jangan sampai orang merasa terdholimi karena perkataan kita. Sedangkan akhlak paling jelek adalah ketika kita memiliki perasaan iri dan dengki. Karena orang yang memiliki sifat tersebut sama dengan tidak percaya dengan takdir Allah bahwa setiap orang memiliki takdir hidup sendiri-sendiri. Untuk menghindari sifat tersebut, hendaknya banyak bersyukur kepada Allah, mengucapkan Alhamdulillah. Fanani mengutip salah satu ayat Al-Qur’an dalam Surat Ibrahim ayat 7:
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Kunci sukses ketiga adalah berbuat adil dan bijaksana. Artinya dalam melakukan sesuatu tidak hanya memikirkan diri sendiri. Orang dapat dikatakan bijaksana jika melakukan segala sesuatu dengan satu tujuan yaitu untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT. Selama yang dipikirkan adalah diri sendiri, maka seseorang tidak akan dapat disebut bijaksana. Hal ini diperjelas oleh Fanani dengan membacakan penggalan Surat Al-Maidah ayat 2:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Artinya, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
Saat kita memikirkan orang lain dalam melakukan sesuatu, maka urusan kita sendiri akan diurus oleh Allah.
Kunci sukses keempat adalah rajin beribadah. Fanani mengatakan bahwa beribadah harus dilaksanakan dengan rajin, terutama ibadah sholat dan jama’ah. Beliau menegaskan, sholat kita dapat dikatakan baik kualitasnya jika memenuhi 5 kriteria berikut:
- Dikerjakan di awal waktu, karena jika sholat semakin terlambat dilakukan akan terasa semakin berat;
- Dilaksanakan dengan berjamaah, terlebih jamaah di masjid;
- Setelah sholat dilanjutkan berdzikir;
- Memperbanyak doa karena doa setelah sholat di-ijabahi Allah;
- Ditutup dengan sholat ba’diyah, kecuali sholat ashar dan subuh.
Kunci sukses terakhir adalah kerja keras. Kewajiban manusia setelah beribadah adalah bekerja, sehingga hukum bekerja adalah wajib. “Jangan hanya bekerja mengandalkan kepandaian kita saja”, ujar Fanani. Kita harus ikhtiar dan memohon hanya kepada Allah. Firman Allah SWT dalam Surat Ath-Thalaq ayat 3 berbunyi:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Artinya, “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Farokhah)