Mencari Fachrur Rozi, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah ke-3
Oleh: Iwan KC Setiawan
Kesulitan Pertama
Saat diberi tugas oleh PP Pemuda Muhammadiyah untuk menyusun sejarah Pemuda Muhammadiyah, untuk kepentingan Museum Muhammadiyah, saya merasa kesulitan dalam menyusun urutan ketua Pemuda Muhammadiyah. Dalam sejarahnya Pemuda Muhammadiyah berdiri 2 Mei 1932. Tapi sebenarnya Pemuda Muhammadiyah baru menjadi organisasi mandiri di tahun 1953. Sebelum itu, Pemuda Muhammadiyah adalah anak Hizbul Wathan, bagian dari Hizbul Wathan.
Dalam menulis ringkas sejarah Pemuda Muhammadiyah, saya kesulitan membuat urutan ketua Pemuda Muhammadiyah dari masa ke masa. Apa pasal? Pemuda Muhammadiyah belum punya buku Sejarah Pemuda Muhammadiyah. Urutan Muktamar Pemuda Muhammadiyah dari tahun ke tahun pun tidak ada datanya.
Beruntung saya pernah membeli buku tipis berisi AD/ART pertama Pemuda Muhammadiyah. Buku tersebut dicetak di tahun 1954. Dari buku AD/ART pertama Pemuda Muhammadiyah ini saya berkesimpulan Pemuda Muhammadiyah benar-benar menjadi otonom di tahun 1954. Beberapa tahun sebelumnya MH Mawardi menulis si Suara Muhammadiyah, idenya untuk memisahkan Pemuda Muhammadiyah dengan Hizbul Wathan.
Atas gagasan dan ide tersebut, Muktamar Muhammadiyah di Purwokerto tahun 1953 memutuskan Pemuda Muhammadiyah berpisah dengan Hizbul Wathan dan memberi Amanah kepada Ahmad Azhar Basyir untuk menjadi Ketua Pemuda Muhammadiyah yang pertama. Selanjutnya estafet kepemimpinan Pemuda Muhammadiyah secara estafet berganti dari satu nama ke nama yang lain.
Dalam penelusuran untuk menyusun ketua Pemuda Muhammadiyah dari masa ke masa, tidak ada data urutan ketua Pemuda Muhammadiyah dari tahun 1954 sd 1966. Saat saya menulis KOKAM Kesatuan Muhammadiyah di Zaman Bergerak, saya menuliskan ketua Pemuda Muhammadiyah saat berlangsung geger 65 adalah Lukman Harun. Karena di masa itu nama Lukman Harun sangat dikenal mewaliki Pemuda Muhammadiyah.
Beberapa lama kemudian saya membaca tesis karya Pak Untung Cahyono berjudul Angkatan Muda Muhammadiyah Dalam Dinamika Muhammadiyah 1918-1967. Dalam tesis tersebut dijelaskan ketua Pemuda Muhammadiyah di tahun 1965 adalah Fachrur Rozi. Urutan ketua Pemuda Muhammadiyah dari tahun 1954-1966 adalah Ahmad Azhar Basyir, Baried Ishom, Fachrur Rozi dan pasca 65 dipimpin oleh Lukman Harun.
Karena saya concern pada sejarah KOKAM, saya mulai tertarik dengan nama Fachrur Rozi. Di masa Fachrur Rozi menjadi ketua Pemuda Muhammadiyah inilah KOKAM lahir. Selain HS Prodjokusumo, nama Fachrur Rozi inilah yang berjasa dalam pendirian KOKAM.
Mencari Jejak Fachrur Rozi
Tidak mudah melacak profile Fachrur Rozi. Diantara nama ketua Pemuda Muhammadiyah, nama Fachrur Rozi ini baru belakangan saya ketahui. Sebelumnya ada nama Baried Ishom. Untuk Baried Ishom lebih mudah saya tulis profilenya karena beliau pernah menjadi Direktur PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan suami Prof Baroroh Baried, ketua PP Aisyiyah.
Data awal yang saya peroleh, Fachrur Rozi adalah salah satu pendiri Universitas Islam Indonesia (UII). Baru bertahun-tahun lamanya dari tesis Pak Untung Cahyono saya mendapatkan informasi Fachrur Rozi berasal dari Suronatan, Ngampilan Yogyakarta. Suronatan adalah salah satu kampung Muhammadiyah di Yogyakarta, selain Kauman. Dari data awal ini saya mengontak beberapa narasumber yang menurut saya memiliki informasi.
Pertama yang saya kontak adalah Bapak Budi Setiawan, ketua LPB PP Muhammadiyah. Pak Budi Setiawan memiliki banyak informasi tentang tokoh Muhammadiyah. Saat saya tanyakan tentang Fachrur Rozi, Pak Budi Setiawan juga tidak tahu. Beliau menyarankan saya menghubungi Pak Fahmi Muqoddas yang berasal dari Suronatan. Karena Fachrur Rozi berasal dari Suronatan. Setelah itu saya menghubungi Pak Fahmi Muqoddas.
Dari Pak Fahmi Muqoddas inilah saya menemukan titik terang. Saya diberi ancer-ancer rumah keluarga Fachrur Rozi. Dari ancer-ancer rumah Keluarga Fachrur Rozi saya mengontak Nabilah Amalia Sekretaris PWNA DIY yang rumahnya di Suronatan. Dari Nabilah Amalia saya diberi kontak Erna, salah satu anggota PWNA DIY yang tinggal di rumah keluarga Fachrur Rozi.
Setelah kontak dengan Erna dan ternyata dia kenal dengan keluarga Fachrur Rozi, saya berkesempatan untuk kerumah keluarga Fachrur Rozi dan bertemu dengan adik kandungnya. Dari adik kandungnya ini saya mendapatkan keterangan tentang Riwayat singkat Fachrur Rozi yang sudah saya tulis dalam 1 artikel.
Menemukan Fachrur Rozi
Beberapa kali saya datang kerumah keluarga Fahrur Rozi di Suronatan. Rumah keluarga Fahrur Rozi masih Nampak apik bergaya indis. Rumah ini dibeli oleh ayah Fahrur Rozi yang juga tokoh Muhammadiyah, yaitu H. Hasyim. Dirumah ini tinggal adiknya yang terakhir, Ibu Kamilah. Keluarga H. Hasim memiliki 10 anak. Anak pertama Fahrur Rozi dan anak terakhir Kamilah.
Setelah selesai menulis biografi singkat Fahrur Rozi, saya memiliki kesan terhadap ketua Pemuda Muhammadiyah ke 3 ini. Pertama, Fahrur Rozi memiliki karir Pendidikan dan pekerjaan yang menarik. Setelah lulus MULO (SMA) Fahrur Rozi melanjutkan sekolah intelijen negara Angkatan pertama. Kedekatan dengan Zulkifli Lubis ( Bapak Intelijen Indonesia), karena satu sekolah MULO di Yogyakarta menjadikan Fahrur Rozi menemuki dunia intelijen. Penugasan intelijennya lebih banyak di luar negeri. Fahrur Rozi selama tahun 1945 sd 1954 ditempatkan di kedutaan Besar Singapura, Myanmar, Filipina dll
Kedua, Setelah selesai dari dinas diluar negeri ( saya tidak tahu kenapa berhenti) Fahrur Rozi Kembali ke Yogyakarta dan berhikmat di Pemuda Muhammadiyah. Sejak Pemuda Muhammadiyah dipimpin oleh Ahmad Azhar Basyir dan Baried Ishom, Fahrur Rozi sudah ikut dalam Pemuda Muhammadiyah. Setelah itu Fahrur Rozi memimpin Pemuda Muhammadiyah periode 1959-1963 dilanjutkan periode 1963-1966. Di Tahun 1966 setelah pergantian rezim, Fahrur Rozi terjun ke dunia Politik. Mula-Mula menjadi anggota DPRGR Periode 1966-1971 dan menjadi Anggota DPR RI Periode 1971-1977 dari Partai Parmusi, mewakili dapil Sumatera Selatan.
Dalam menulis Riwayat Fahrur Rozi ini saya menemukan genetika Pemuda Muhammadiyah, yaitu bergiat di politik. Di Muhammadiyah sudah ada KH Mas Mansyur dan Ki Bagus Hadikusumo yang terjun di politik. Tapi di Pemuda Muhammadiyah, ketua Pemuda Muhammadiyah yang mengawali karir politik di masa orde baru adalah Fahrur Rozi.
Iwan KC Setiawan, Dosen UNISA Yogyakarta, Anggota MPS PWM DIY dan Sekretaris KOKAM Nasional
Editor: Arief Hartanto