MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir bersama istri, yang juga mantan Ketua Umum PP Aisyiyah Dr Noordjannah Djohantini bersilaturahmi bersama warga Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Silaturahmi digelar di Balai Sidang Muktamar 47, Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Ahad, 15 Januari 2023.
Makassar merupakan tempat bersejarah bagi Haedar dan Noordjannah, sebab di tempat ini keduanya terpilih sebagai pimpinan puncak organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah.
“Pada tahun 2015, Pak Haedar terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk pertama kali, sedangkan Ibu Noordjannah terpilih sebagai Ketua Umum Aisyiyah untuk kedua kali,” ungkap Dr Muh Syaiful Saleh, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sulsel, saat memberikan sambutan pengantar silturahmi.
Bukan hanya itu, kata Syaiful, keduanya juga pernah hadir di Makassar pada tahun 1985. Saat itu, keduanya hadir sebagai pengurus Pimpinan Pusat IPM dalam seminar perkaderan.
“Pak Haedar hadir sebagai Wakil Ketua I PP IPM, sedangkan Bu Noordjannah sebagai Ketua Bidang di PP IPM. Saya saat itu jadi Ketua Pimpinan Daerah IPM Makassar,” tambah Syaiful.
Ternyata, lanjutnya, tidak lama setelah balik dari Makassar, Haedar dan Noordjannah berjodoh, dan menikah pada awal 1987.
Saat diberikan kesempatan menyampaikan ceramah, Haedar Nashir langsung menimpali Syaiful. Ia mengaku terpancing membahas kenangan.
“Pertama kali saya ke Makassar tahun 1984, menghadiri Musywil IPM di Sinjai. Sejak itu saya punya kesan, bahwa warga Muhammadiyah di Sulsel punya fanatisme yang luar biasa,” ungkapnya.
Menurutnya, bermuhammadiyah merupakan ikhtiar agar hidup lebih berguna dan bermaslahat. Ia mengutip Quran Surah Ali Imran 110, “Khairu Ummah itu bukan umat yang awam, melainkan umat yang terpilih.
Khairu Ummah, kata Haedar, dicontohkan oleh pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. “Kiai Dahlan bikin sekolah dengan mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan barat. Ia bikin sesuatu yang berbeda, itulah tadjid atau pembaruan,” ungkap Guru Besar Ilmu Sosiologi Univeversitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Haedar berpesan agar warga Muhammadiyah di Sulsel mengikuti spirit pembaruan Ahmad Dahlan. “Jadi kalau sekarang kita lagi semangat bikin pesantren, bukan pesantren dengan gaya lama. Harus terinspirasi dengan tajdid Kiai Dahlan,” ungkapnya.
Muhammadiyah, kata Haedar, harus unggul secara kualitas. “Saat ini, Muhammadiyah memiliki 171 Perguruan Tinggi Muhammadiyah – Aisyiyah, juga harus unggul secara kualitas. Kita bersyukur Unismuh Makassar masuk 5 besar universitas terbaik di Sulawesi, apalagi telah memiliki Fakultas Kedokteran yang telah terakreditasi A,” pungkasnya.
Haedar menyebut, sekolah-sekolah Muhammadiyah juga harus memiliki kualifikasi unggul. “Apakah sekolah-sekolah Muhammadiyah sudah masuk 10 besar? Kita harus berkomitmen untuk meraih sesuatu yang lebih baik,” ungkapnya.
Apalagi, kata Haedar, tantangan zaman yang dihadapi semakin berat. “Sejarawan Yuval Noah Harari menyebut saat ini Homa Sapiens telah bergeser menjadi Homo Deus. Deus itu Dewa, dewanya adalah revolusi teknologi. Ada artificial intelligence, dan berbagai teknologi robotic,” kutip Haedar.
Tantangan tersebut, kata Haedar, harus disambut Muhammadiyah dengan semangat Fastabiqul Khaerat, berlomba-lomba berbuat kebajikan.
Perkembangan Unismuh
Acara ini diawali dengan Laporan Pelaksana Harian (Plh) Rektor Unismuh Prof Andi Sukri Syamsuri. Dalam laporannya, ia menyebut bahwa kehadiran Haedar Nashir ke Makassar merupakan kunjungan pertama pasca Muktamar 48 di Surakarta, pada November 2022 lalu.
Andis, sapaan akrab Wakil Rektor II Unismuh ini, menyampaikan bahwa Rektor Unismuh Prof Ambo Asse, dan para wakil rektor lainnya, sedang berada di Dubai dan Jeddah.
Dalam laporannya, Andis menyampaikan perkembangan akreditasi prodi di Unismuh. “Alhamdulillah, dari 51 prodi, Unismuh saat ini telah memiliki 18 prodi yang terakreditasi A dan Unggul. Ada yang Baik Sekali dan Baik, dan tidak ada lagi yang terakreditasi C,” ujarnya.
Ia juga melaporkan bahwa Kampus Unismuh di Jalan Ranggong seluas 938 meter, telah diserahkan secara resmi Direktorat Kekayaan Negara Kementerian Keuangan kepada Unismuh Makassar. “Semoga dapat kami manfaatkan untuk kemajuan kampus dan persyarikatan Muhammadiyah,” ujar Guru Besar Ilmu Linguistik itu.
Andis menambahkan, Unismuh Makassar bakal menggelar Ujian Promosi Doktor pertama kali, pada Selasa, 17 Januari 2023. Ujian Promosi perdana Prodi S3 Pendidikan Agama Islam tersebut bakal dihelat di Balai Sidang Muktamar 47, Unismuh.
Perkembangan Rumah Sakit PKU Muhamamdiyah Unismuh Makassar tak luput dari laporan Plh Rektor Unismuh Makassar.
“Kami telah merekrut karyawan sekitar 70 orang. Kami juga telah melakukan pembebasan lahan di belakang Rumah Sakit seluas 1,2 hektar, sebagai kelanjutan perluasan area Fakultas Kedokteran,” ungkap Andis.
Silaturahmi ini dihadiri Pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Sulsel, Pimpinan Organisasi Otonom, Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Makassar, Gowa, dan Maros. Sejumlah rektor perguruan tinggi Muhammadiyah di Sulsel juga turut hadir. (Hadi/Riz)