SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Sekolah Keberbakatan Muhammadiyah Boarding Area Sport Art and Sains SMA Muhammadiyah 10 Surabaya lebih dikenal SMAMX menggelar Talk Show Adab Keluarga bertajuk “Preparation For Life After School” di BG Junction Surabaya pada hari Senin tanggal 16 Januari 2023.
Kegiatan tersebut di hadiri kepala, guru, dan siswa kelas XII SMAMX, serta tiga narasumber yaitu Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr. Muhammad Sholihin Fanani, M.PSDM, Psikolog Qurrota A’yuni Fitriana S.Psi. M.Psi. serta Maternal Heart and Yoga Enthusiast Nofi Nurul Fadilla, S.Keb.
Dalam sambutan sekaligus pembukaan, Kepala SMA Muhammadiyah 10 Surabaya Ir. Sudarusman sangat bangga dan mengapresiasi para panitia pelaksana pembekalan siswa kelas XII yang bekerja dengan cerdas, cepat, serta tepat.
“Setelah pembekalan selesai tetap merencanakan lagi untuk tahun kedepan, karena sekolah itu berjalan dengan cepat serta senantiasa bergerak dengan hati-hati, harus mampu mengisi waktu dengan baik jika ingin menjadi pembelajar yang baik”, terangnya.
Lanjut Sudarusman menambahkan, untuk membekali siswa tidak mudah, harus ada transfer pengalaman serta banyak belajar serta bertanya kepada orang yang sudah mengalami dan sukses, dimana setelah lulus ada siswa yang ingin melanjutkan studinya, ada juga yang ingin berkeluarga.
“Rencanakanlah dengan baik mulai saat ini, dengan kegiatan tersebut para siswa akan dibekali kecakapan hidup untuk bekal memilih ketika lulus, kita juga membutuhkan ikhtiar untuk memilih yaitu selalu meminta petunjuk Allah”, imbuhnya.
Dalam materinya, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr. Muhammad Sholihin Fanani, M.PSDM. menjelaskan, persyaratan untuk menikah ada dua hal yaitu persiapan secara fisik dan mental.
“Jodoh itu sesuai dengan karakter kita, kalau mau mencari jodoh harus mau memperbaiki diri kita dahulu, lalu jodoh adalah memaksa manusia supaya percaya kepada takdir Allah, kemudian perkawinan itu adalah proses pernikahan dimana orang menunjukkan baik buruknya kualitas dirinya”, paparnya.
Sholihin menambahkan bahwasanya menikah adalah siap menerima masalah, karena akan bertambah beban serta ujian.
“Cari wanita yang cerdas dan sholihah karena 60 persen anak dibentuk dari ibunya, dan beberapa keuntungan ibu yang cerdas adalah bisa membantu bekerja, membagi waktu pekerjaan dengan keluarga”, tutupnya.
Pemateri Talk Show Pendidikan Pra-Nikah selanjutnya yang juga sebagai Psikolog Qurrota A’yuni Fitriana, S.Psi. M.Psi. memaparkan remaja dibagi dalam tiga tahap, pertama tahap awal yaitu rentang usia 10-13 tahun, fase awal pubertas, perubahan dalam bentuk fisik.
Kedua, tahap remaja pertengahan yaitu, rentang usia 14-17 tahun, mulai aktifnya sistem reproduksi, mulai mencari identitas diri.
Ketiga, tahap remaja akhir yaitu, rentang usia 18-24 tahun, perkembangan fisik mulai matang, mulai merencanakan masa depan (karir, pernikahan, dan lain sebagainya).
Sedangkan menurut Novi Nurul Fadilla, S.Keb selaku Maternal Heart and Yoga Enthusiast menjelaskan usia ideal pernikahan menurut BKKBN untuk laki-laki minimal usia 25 tahun sedangkan perempuan minimal usia 21 tahun.
“Usia tersebut dianggap sudah siap menikah dari segi spiritualitas, fisik, psikis, finansial, sosial serta kesiapan menentukan sebuah keputusan masa depan”, tutupnya.
Kegiatan tersebut semakin semarak dengan berbagi doorprize kepada para siswa kelas XII SMAMX yang mau bertanya seputar persoalan persiapan untuk kehidupan setelah sekolah. (Yuda Panuluh)