ANCAMAN VIRALISME

ANCAMAN VIRALISME

ANCAMAN VIRALISME

Bul ‘alaa zamzam fatu’raf. Kencingilah sumur zamzam maka kamu akan terkenal.

Kebanyakan santri masa lalu pasti telah mengenal ujaran ini. Pada zaman sekarang, ujaran lama ini justru menampakkan relevansinya. Betapa banyak manusia yang tibatiba terkenal dan bahkan dijadikan tokoh oleh para pemujanya karena kekonyolannya. Ada orang yang sengaja bernyanyi dengan nada yang tidak karuan dan dengan mimik serta dandanan yang hancur, justru meraup penonton yang sangat banyak di media sosialnya.

Ada pula yang mengobral gagasan serampangan yang asal keras tanpa didukung argumen yang kokoh. Anehnya omongan itu juga menjadi viral. Orang ini pun tiba-tiba dianggap sebagai tokoh, cendekiawan, ustadz, kiai, atau sebutan yang sejenis. Cepat dan meluas layaknya virus. Demikianlah KBBI menjelaskan kata viral ini.

Di dalam bisnis dunia digital, semakin viral suatu konten berkorelasi secara langsung dengan cuan atau pundipundi yang akan didapatkan. Dengan kata lain, jalan kebahagiaan di dunia digital adalah harus menjadi viral. Menjadi terkenal, dengan cara apapun.

Diakui atau tidak, inilah paradoks zaman digital. Masyarakat seolah telah terjebak dalam tata nilai baru yang bernama viralisme. Menganggap sesuatu yang viral sebagai hal yang penting untuk diketahui. Oleh karena itu tidak perlu heran apabila kita juga menemukan banyak orang yang secara serampangan meneruskan informasi apapun yang dia dapatkan di seluruh platform media sosialnya.

Selengkapnya dapat berlangganan Majalah Suara Muhammadiyah

Klik di sini https://suaramuhammadiyah.or.id/ebook/paket 

 

Exit mobile version