BANDAR LAMPUNG, Suara Muhammadiyah – Mengangkat tema Fasilitator Sebagai Motor Pengaderan, Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Bandar Lampung melaksanakan Pelatihan Fasilitator dan Pendamping 1 (PFP 1) yang berlokasi di Komplek Perguruan Muhammadiyah Labuhan Ratu, Kamis-Ahad, (12-15/01/2023).
Agenda 4 hari 3 malam tersebut bertujuan untuk membentuk karakteristik kader sebagai fasilitator yang menciptakan dinamika perkaderan IPM Kota Bandar Lampung. Hal ini disuarakan oleh Jalu Damar Jati selaku Master Of Training.
“Tujuan dilaksanakannya PFP 1 adalah membina dan membangun kader-kader IPM untuk menjadi seorang fasilitator agar dapat melakukan perencanaan pelatihan, pengelolaan dan pendampingan pasca pelatihan,” kata Jalu.
Hadir dalam acara tersebut utusan dari Muhammadiyah, Aisyiyah, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan organisasi otonom yang dihadiri oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bandar Lampung, Prof. H. M. Ujang Suparman, MA, Ph. D, Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Labuhan Ratu, Kun Hanifah, Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah IPM (PW IPM) Lampung, Abdul Aziz Al-Faruq, Sekretaris Majelis Pendidikan Kader (MPK)/Kepala SD Muhammadiyah 1 Kota Bandar Lampung, Slamet Priadi, S.Pd.I.
Kemudian hadir Sekretaris Hizbul Wathan (HW) Kota Bandar Lampung/Kepala SD IT Muhammadiyah Gunung Terang, Andri Sattriawan, S.Pd., Gr., M.Pd, Sekretaris Nasyiatul Aisyiyah (NA) Kota Bandar Lampung, Rismiyati, Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Bandar Lampung, M. Tahta Rona Yakub, Kepala SMP Muhammadiyah 2 Bandar Lampung, Ramlan, S.Pd.I serta Kepala SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung, Nur Salim.
Apriza Bagus Saputra, ketua umum PD IPM Kota Bandar Lampung kepada Suara Muhammadiyah menyampaikan bahwa proses pembelajaran sebagai fasilitator tidak berhenti pada tahap pelatihan. Agenda ini menjadi langkah awal bagi kader IPM untuk mengembangkan diri dalam melakukan perancangan dan eksekusi proses perkaderan yang ada.
“Saya berharap para peserta pelatihan dapat pulang ke daerah masing-masing dengan membawa bekal yang didapatkan saat pelatihan dan bergerak menjadi seorang kader yang siap untuk terus mengawal perkaderan yang ada,” ungkapnya pada Ahad, (15/01/2023).
Menorehkan kesan bermakna, PFP 1 mengajarkan banyak hal kepada para peserta untuk diimplementasikan di kemudian hari. Pelatihan juga diisi dengan sesi diskusi dan debat, yang mana hal ini dilangsungkan untuk mengembangkan skill peserta dalam berpikir dan mengutarakan pendapat.
“Dari kegiatan kemarin, banyak sekali ilmu yang dapat diambil, seperti materi yang mengharuskan fasilitator untuk memahami dan mengimplementasikannya, baik di kehidupan sehari-hari maupun organisasi. Seperti kefasilitatoran, filsafat pendidikan islam (FPI), manajemen kelas, komunikasi efektif dan persuasif, pun sistem perkaderan Muhammadiyah dan IPM,” tanggap Fahrian Akbar selaku salah satu peserta. (Susilo Aris Nugroho/zalfa)