Keutamaan Berwudhu
Oleh: Tito Yuwono
Wudhu adalah salah satu cara untuk menghilangkan hadas kecil, yang menjadi salah satu syarat sahnya sholat yakni suci dari hadas baik kecil maupun besar. Sholat tidak sah jika tidak suci dari hadas. Maka pengajaran wudhu perlu dilakukan pada anak-anak, sehingga setelah mencapai baligh sudah terbiasa dengan wudhu sesuai dengan Sunnah.
Perintah berwudhu tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 6 dan didetilkan dalam Hadis Rasulullah ﷺ dari Humron, seorang budak milik Sahabat Usman bin Afan radhiyallahu ‘anhu.
Pada artikel ini tidak membahas fikih tata cara wudhu, tapi akan disampaikan keutamaan atau fadhilah wudhu, dengan harapan kita termotivasi untuk menjaga wudhu kita.
Banyak sekali fadhilah dan keutamaan wudhu, di antaranya:
3 Berwudhu adalah sifat orang yang beriman
Di surat Al-Maidah ayat 6, perintah wudhu disematkan kepada orang-orang yang beriman.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Juga Hadis ynag diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Imam Ibnu Hiban, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Artinya: ”Tidaklah seorang menjaga wudhu kecuali dia seorang mukmin. (HR Imam Ibnu Majah dan Imam Ibnu Hiban)”
Dari dalil dari Al-Quran dan hadis di atas menunjukkan bahwa menjaga wudhu adalah sifat orang beriman. Dan karena ini ajarannya orang yang beriman maka kita dapati orang yang tidak beriman tidak melakukan wudhu.
2 Terhapusnya dosa
Siapapun kita, pasti telah melakukan dosa. Maka sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah segera bertaubat dan mengiringi perbuatan dosa tersebut dengan kebaikan. Disamping itu berwudhu juga bisa menghapuskan dosa. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota badan seperti dosa mulut, hidung, wajah, kepala, tangan mapun kaki akan berjatuhan bersama jatuhnya air wudhu kita.
Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Beliau bersabda:
مَا مِنْكُمْ رَجُلٌ يُقَرِّبُ وَضُوءَهُ فَيَتَمَضْمَضُ وَيَسْتَنْشِقُ فَيَنْتَثِرُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ وَفِيهِ وَخَيَاشِيمِهِ ثُمَّ إِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ كَمَا أَمَرَهُ اللَّهُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ مِنْ أَطْرَافِ لِحْيَتِهِ مَعَ الْمَاءِ ثُمَّ يَغْسِلُ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا يَدَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ ثُمَّ يَمْسَحُ رَأْسَهُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا رَأْسِهِ مِنْ أَطْرَافِ شَعْرِهِ مَعَ الْمَاءِ ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا رِجْلَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَمَجَّدَهُ بِالَّذِي هُوَ لَهُ أَهْلٌ وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِلَّهِ إِلَّا انْصَرَفَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya: “Tidak ada seorang pun yang mendekatkan air wudhunya, lalu dia berkumur, kemudian memasukkan air ke hidungnya lalu mengeluarkannya, kecuali akan berjatuhan kesalahan-kesalahan wajahnya, kesalahan-kesalahan mulutnya, dan kesalahan-kesalahan hidungnya. Jika dia mencuci wajahnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, maka kesalahan-kesalahan wajahnya akan berjatuhan bersama tetesan air dari ujung jenggotnya.
Kemudian jika dia mencuci kedua tangannya sampai siku, maka kesalahan-kesalahan tangannya akan berjatuhan bersama air lewat jari-jemarinya. Kemudian jika ia mengusap kepala, maka kesalahan-kesalahan kepalanya akan berjatuhan melalui ujung rambutnya bersama air.
Kemudian jika dia mencuci kakinya sampai mata kaki, maka kesalahan kedua kakinya akan berjatuhan melalui jari-jari kakinya bersama tetesan air. Jika ia berdiri lalu salat, kemudian dia memuji Allah, menyanjung, dan mengagungkan-Nya dengan pujian dan sanjungan yang menjadi hak-Nya serta mengosongkan hatinya hanya untuk Allah, maka dia akan terlepas dari kesalahan-kesalahannya seperti pada hari ia dilahirkan dari perut ibunya.”
3 Menjadi penghuni surga
Cita-cita paling tinggi seorang mukmin adalah masuk surga. Sebuah tempat balasan bagi orang beriman disertai dengan amal shalih. Amalan memelihara wudhu dapt menjadikan pelakunya menjadi penhuni surga, sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, bahwa Beliau ﷺ mendengar suara terompah bilal di surga. Kemudian beliau menanyakan amalan apa yang membuat bilal masuk surga. Ternyata amalan rutin yang isitikamah yg Bilal kerjalan adalah menjaga Wudhu dan sholat setelah wudhu.
Sebagaimana Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim:
عن أَبي هريرة – رضي الله عنه: أنَّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ لِبِلاَلٍ: «يَا بِلاَلُ، حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإسْلاَمِ، فَإنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ في الجَنَّةِ» قَالَ: مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أرْجَى عِنْدي مِنْ أَنِّي لَمْ أتَطَهَّرْ طُهُورًا فِي سَاعَةٍ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّي . متفقٌ عَلَيْهِ، وهذا لفظ البخاري. «الدَّفُّ» بالفاءِ: صَوْتُ النَّعْلِ وَحَرَكَتُهُ عَلَى الأَرْضِ، واللهُ أعْلَم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ berkata kepada Bilal: “Hai Bilal, beritahukanlah kepada saya dengan suatu amalan yang paling engkau harapkan pahalanya serta yang engkau amalkan dalam Islam, karena sesungguhnya saya mendengar suara derap kedua terompah -sandal- mu di mukaku di dalam syurga.” Bilal menjawab:
“Saya tidak melakukan sesuatu amalan yang lebih saya harapkan di sisiku daripada kalau saya habis berwudhu’ baik pada waktu malam ataupun siang, melainkan saya tentu shalat dengan wudhu’ ku itu, sebagaimana yang ditentukan untukku -yakni setiap habis berwudhu’ lalu melakukan shalat sunnah wudhu’-.” (Muttafaq ‘alaih) Ini adalah lafaznya Imam Bukhari. Addaffu dengan fa’ ialah suara terompah -sandal- dan gerakannya di atas bumi. Wallahu a’lam.
Demikian tulisan ringkas ini, semoga kita termasuk orang yang menjaga wudhu. Sehingga mendapatkan fadhilah-fadhilah sebagaimana di atas.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta