PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Ratusan orang anggota Pimpinan Daerah dan Cabang Muhammadiyah se-Provinsi Riau mengikuti acara Silaturrahmi bersama pimpinan Universitas Muhammadiyah Riau (Umri). Kegiatan ini digelar di kampus Utama Umri jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru pada Sabtu (28/1/2023) sampai Ahad (29/1/2023).
Ketua Panitia pelaksana, Dr Baidarus MM MAg dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). “Bagaimana semua amal usaha bisa semakin solid. Diharap juga kegiatan ini bisa mengharmonisasikan hubungan antara pelaku amal usaha dengan pimpinan persyarikatan.
Hal ini, terangnya, sesuai dengan tema yang diangkat dalam Silaturahim ini. Yaitu, Memajukan Amal Usaha, Menguatkan dan Mencerahkan Persyarikatan
Menurut Baidarus, ada sejumlah agenda yang dibahas dalam kegiatan ini. Seperti penguatan ideologi Muhammadiyah dan kelembagaan persyarikatan di Riau. Ada juga membahas tentang rencana Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah yang bakal digelar di Kuantan Singingi di awal Maret mendatang.
Selanjutnya, bakal ada sosialisasi e-voting yang sistemnya telah dibuat oleh pihak Umri. Kemudian, ada penetapan kuota Musywil.
Dijelaskan Baidarus, saat ini ada lebih dari 100 cabang Muhammadiyah yang ada di Riau. Jika dilihat dari segi keaktifannya, memang ada sejumlah cabang yang sudah tidak aktif. “Dari pendataan yang dilakukan, ditetapkan jumlah peserta dalam kegiatan ini adalah 160 orang,” tuturnya. Namun, saat acara pembukaan ini, belum semua peserta yang hadir.
Sementara, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau, Dr H Abdul Wahid MUs menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi kinerja persyarikatan selama ini. “Tak lain tidak bukan untuk mengetahui bagaimana dakwah bisa dilakukan seefisien dan seefektif mungkin. Karena semakin besar Muhammadiyah, maka semakin banyak masalah yang harus diselesaikan,” ungkapnya.
Menurutnya, semua masalah yang dihadapi persyarikatan tak bisa diselesaikan tanpa adanya kerjasama. Karena itu, lewat forum ini diharap semakin banyak pendapat yang bisa memberikan solusi bagi jalannya persyarikatan. Apalagi, Muhammadiyah bukan milik pribadi melainkan milik umat.
Menurut dia, Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi Islam yang dipercayakan oleh umat. Karena itu, apa yang sudah dipercayakan oleh umat harus dijaga. Demikian pula halnya dengan AUM, seluruhnya adalah milik umat dan demi kepentingan umat. Untuk itu, perlu ada kerjasama semua pihak di persyarikatan dalam pengembangan AUM demi kemajuan umat.
Dalam sambutannya, Abdul Wahid juga menyorot masalah LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender) yang semakin marak keberadaanya. Bahkan, dari informasi yang ia dengar, jumlahnya sudah ribuan orang di Riau. Terkait masalah LGBT ini, Wahid meminta agar kegiatan pengajian di cabang dan ranting selalu diaktifkan.
“Karena aktivitas di cabang dan ranting inilah yang menjadi pusat aktivitas Muhammadiyah di tengah-tengah umat. Termasuk menjadi pusat kehadiran Muhammadiyah dalam menindaklanjuti permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu Rektor Umri, Dr H Saidul Amin MA sebagai keynote speaker dalam acara itu menyampaikan pentingnya acara Silaturahim tersebut dari perspektif Umri. Khususnya, bagaimana persyarikatan turut memperhatikan kondisi Umri sebagai salah satu amal usaha.
Menurut dia, dari tahun ke tahun jumlah mahasiswa di Umri memang terus meningkat. Tahun ini, ditargetkan jumlah mahasiswa baru yang akan diterima meningkat menjadi 3.000 orang. “Target ini memang sulit dicapai selama dikerjakan sendiri oleh UMRI,” ungkapnya.
Namun, Rektor menilai, target ini bukan hal yang mustahil selama persyarikatan sebagai orangtua bagi amal usaha turut serta memenuhinyw. Karena itulah, lewat forum Silaturahim ini, Rektor berharap pimpinan cabang dan ranting Muhammadiyah ikut mendorong anak-anak di daerah agar menempuh pendidikannya di Umri.
Rektor juga memaparkan adanya anggaran dari UMRI untuk mendukung kegiatan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM). Hal ini merupakan bentuk nyata keberadaan UMRI tidak hanya dinikmati internal kampus, tapi juga untuk persyarikatan.
“Kami selaku amal usaha menyadari pentingnya persyarikatan. Karena amal usaha adalah ibarat anak dan persyarikatan merupakan orang tua,” ungkap Saidul.
Hal lain yang disampaikan Rektor adalah rencana membuka Program Studi S2 Manajemen, S2 Studi Islam dan S1 Tafsir Hadits. “Kenapa S1 Tafsir Hadits ini penting. Karena yang diharapkan dari Umri ke depan lahir ulama-ulama Muhammadiyah,” ungkapnya.
Kemudian, Umri tengah memperjuangkan Fakultas Kedokteran. Untuk itu, Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan surat. Hanya saja, Dirjen bersangkutan belum mengeluarkan surat rekomendasi karena perlu melakukan visitasi terlebih dahulu ke Umri. “Karenanya, kita mulai mempersiapkan menerima visitasi itu agar Umri dapat rekomendasi membuka Fakultas Kedokteran,” ujar Rektor. (Jayus)