BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah – Pada tanggal 26 Januari 2023 Pondok Modern Al Madina MBS Pingit-Banjarnegara telah genap memasuki usia yang ke-3. Usia yang masih sangat dini, tetapi sudah mulai mengepakkan sayap-sayapnya untuk menjadi pondok Muhammadiyah yang maju.
Untuk merayakan milad pondok yang ke-3 ini, maka MBS Al Madina pada Ahad kemarin (29/1) menyelenggarakan acara Pengajian Akbar bersama Ustaz Mintaraga Eman Surya, beliau adalah dosen di Univeristas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sekaligus bagian dari pembina pondok. Acara pengajian tersebut bertemakan, “Al Madina Menuju Pondok Modern yang Berperadaban dan Berkemajuan”. Ini merupakan bagian dari pada harapan dari berbagai pihak.
Acara pengajian akbar ini turut dihadiri oleh PDM Banjarnegara, PCM Pingit, Kepala Desa Pingit, Koramil Banjarnegara, dan juga orang tua/wali dari santriwan/wati MBS Al Madina. Acara berlangsung dari pagi hari hingga siang hari (zuhur) diawali oleh penampilan-penampilan yang memukau dari para santri; battle Khitobah (pidato) 3 bahasa dan penampilan Tapak Suci Al Madina.
Dalam sambutannya, ketua PCM Pingit, ustaz Mahful menyampaikan harapan Pondok Al Madina dapat terus maju untuk melahirkan kader-kader yang hebat dan berprestasi. Melahirkan para pemimpin baik di tingkat lokal maupun nasional. Sehingga, mari bersama-sama kita dukung pondok Al Madina untuk menjadi pondok yang maju.
Ustaz Eko, selaku perwakilan PDM Banjarnegara menyampaikan bahwa pondok Al Madina harus bisa menciptakan kader tri dimensi, yaitu kader Persyarikatan, kader umat, dan kader Bangsa. Semuanya bisa terjadi dengan koordinasi dan kolaborasi yang baik antar berbagai pihak.
Ustaz Mintaraga selaku pemateri pengajian Akbar ini memberikan dua pesan sebagai bentuk penguatan ideologi ber-Muhammadiyah warga Muhammadiyah:
Pertama, ber-Muhammadiyah itu harus dimulai dari dan selanjutnya tetap bersandar pada faham dan keyakinan agama yang lurus dan benar. Muhammadiyah lahir hasil dari kesungguhan KH. Ahmad Dahlan dalam memahami ajaran Islam, sehingga beliau kala itu berani untuk meluruskan kekeliruan-kekeliruan yang terjadi di masyarakat.
Kedua, menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa tidak mungkin mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya tanpa jihad dengan harta dan jiwa. Setiap warga Muhammadiyah harus berani untuk mengeluarkan hartanya dan berjuang dengan jiwanya untuk kemajuan Islam.
“Pesantren Muhammadiyah harus bisa melahirkan orang-orang yang memiliki iman yang kuat, ilmu yang kuat, dan bahkan orang-orang yang ahli teknologi.” Pesan salah satu dosen UMP tersebut. (AfJ)