MAGELANG, Suara Muhammadiyah – Memperingati Milad ke-16, SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring menggelar acara sharing session dengan tema Building Characters With Creativity. Acara diselenggarakan Senin (30/01) dengan menghadirkan pembicara kunci, Imron, dosen Universitas Muhammadiyah Magelang.
Acara dilaksanakan di aula Ahmad Dahlan, SMP yang terkenal dengan sebutan M Plus ini. Sedangkan pesertanya adalah para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dari SMP, MTs, SD dan MI Muhammadiyah se-Kabupaten Magelang.
Hadir pula Sugiarto dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Magelang.
Kepala M Plus, Efi Nurul Utami dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang berbagi khususnya di sekolah-sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Magelang.
“Tantangan pendidikan di zaman ini sangat besar, untuk itu diperlukan sebuah sinergisitas, kolaborasi sehingga nanti di sekolah Muhammadiyah bisa saling menguatkan untuk pendidikan yang lebih baik,” katanya.
Selanjutnya, Efi menyitir Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah pasal 3 poin 7 tentang usaha Muhammadiyah dalam mencapai tujuan bidang pendidikan.
“Jika mengacu pada Anggaran Rumah Tangga itu, maka kemudian kita memiliki berbagai macam tantangan untuk memajukan dan memperbaharui baik itu pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan teknologi, seni maupun di bidang penelitian,” imbuhnya.
Menurut Efi, pendidikan Muhammadiyah memberi konsep yang luar biasa bagaimana memadukan antara ilmu pengetahuan dan agama.
“Dengan adanya kebijakan kurikulum Merdeka, saya yakin dan percaya, sebenarnya Muhammadiyah ini lebih kaya ketimbang kurikulum yang ada saat ini,” paparnya.
Sementara itu Sugiarto dalam sambutannya menyampaikan apresiasi pelaksanaan acara ini seraya mendoakan agar M Plus terus eksis di usianya yang ke-16.
“Sampai saat ini M Plus menjadi SMP Muhammadiyah yang diandalkan dan juga termasuk 7 SMP penggerak di Kabupaten Magelang,” ujarnya.
Menurutnya karena Muhammadiyah sudah punya sekolah penggerak maka diharapkan sekolah-sekolah Muhammadiyah lainnya bisa belajar bersama.
Sedangkan menurut Imron, sebenarnya Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) sesuatu yang menguntungkan bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah.
“Kalau dulu sekolah Muhammadiyah itu sudah punya visi, misi dan tujuan pendidikan Muhammadiyah. Semuanya kalau kita rangkum itu sudah masuk ke dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5,” katanya.
Imron menambahkan sekolah Muhammadiyah jika selalu berfokus pada visi, misi dan tujuan pendidikan Muhammadiyah sebetulnya sudah melaksanakan P5, hanya selama ini belum didokumentasikan dan dikemas sebagai sebuah projek.
Sementara itu M Plus Gunungpring, sebagai sekolah penggerak selama ini sudah menerapkan P5 sebagai IKM. Salah satunya adalah dengan melaksanakan kegiatan M Plus Studentpreneur dengan tema kewirausahaan.
Dalam kegiatan ini para siswa dikenalkan dengan dunia wirausaha melalui berbagai aktifitas yaitu Diskusi Kritis : “Semangat Berwirausaha”, Eksplorasi Isu dengan mendatangi dan wawancara dengan para pelaku usaha di sekitar sekolah.
Kemudian M Plus Enterpreneur Workshop dan Focus Grup Discussion (FGD) yang menghadirkan para pembicara tamu yaitu para orang tua/wali murid pelaku usaha, presentasi ide untuk “Market Day”, penyusunan proposal, pembuatan media iklan hingga pelaksanaan “Market Day”. (Sapari)