SOLO, Suara Muhammadiyah – Khutbah jumat di hall Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Jawa Tengah pada (3/2/2023) di isi oleh peserta standardisasi Da’i Majelis Ulama Indonesia angkatan ke-19 Dwi Jatmiko.
Mengawali khutbah, Jatmiko mengucapkan bersamaan dengan upaya kita memuliakan bulan Rajab, ada suatu peristiwa urgen bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan 4 Februari sebagai Hari Persaudaraan Manusia Internasional.
“Ketetapan ini terbit pada tahun 2019 menyusul peristiwa penandatanganan Piagam Persaudaraan Manusia oleh Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb dan Pemimpin Gereja Vatikan Paus Fransiskus di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab,” tururnya.
Peringatan ini mencerminkan keinginan masyarakat dunia, terlepas dari perbedaan yang ada, untuk menciptakan kehidupan yang damai dan lebih berkeadilan. Di era modern saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengantarkan manusia kepada kemajuan di berbagai bidang. Tetapi, peradaban manusia yang materialistis-individualistik telah meminggirkan peran manusia dan kemanusiaan dari pentas kehidupan.
“Nilai-nilai spiritualitas diabaikan. Etika dan moral ditinggalkan. Dunia pun mengalami krisis; ketidakadilan dalam distribusi kekayaan alam, diskriminasi, kemerosotan moral, pengangguran, keserakahan, permusuhan dan konflik tak berkesudahan dan sebagainya,” katanya.
Dia mengatakan, sebagai bangsa Indonesia kita patut bersyukur. Dengan negara kepulauan yang terbentang luas dari sabang sampai merauke, terdiri dari 17.500 pulau, 714 suku bangsa, dan 652 bahasa daerah.
“Kita dapat menjaga persatuan dan kesatuannya selama hampir 78 tahun. Luas daratan dan lautannya hampir sebanding dengan daratan Barat, tetapi Eropa terbagi menjadi 46 negara. Atau bandingkan dengan Timur Tengah yang berjumlah 16 negara, dengan wilayah yang lebih kecll dari Indonesia, Tetapi, kawasan tersebut tidak pernah sepi dari konflik etnis, sekte dan yang bernuansa agama,” katanya.
Misi kemanusiaan ditegaskan sejak awal oleh Rasulullah Saw. Ketika ditanya oleh seseorang, pesan-pesan apa yang kau bawa dari Tuhanmu? Nabi Muhammad menjawab, “aku diperintahkan untuk menyambung hubungan kekerabatan (silaturahmi), menghentikan pertumpahan darah, mengamankan jalan, menghancurkan berhala, sehingga hanya Allah semata yang disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya”.
Mendengar penjelasan itu, orang tersebut berkata, “alangkah indahnya ajaran yang kau bawa. Saksikanlah, aku beriman kepadamu dan aku membenarkan apa yang Lau bawa itu (HR. Ahmad)
“Manusia ada dua kategori; saudara denganmu seagama, atau setara denganmu dalam kemanusiaan. Bulan rajab mari memanusiakan manusia,” paparnya. (Jatmiko)