JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara resmi melepas sebanyak 27 peserta kader ulama muda Muhammadiyah untuk berangkat ke Libya, Afrika Utara, Kamis (2/2). Pelepsan keberangkatan para kader ulama muda Muhammadiyah itu dilaksanakan di Aula lantai 6 Masjid At Tanwir PP Muhammadiyah Menteng Raya Jakarta.
Para kader ulama muda Muhammadiyah yang berangkat ke Libya sebagai penerima beasiswa pendidikan S-1 di Universitas Al-Asmarya, Kota Zliten. Hal ini merupakan ikhtiar yang dilakukan oleh PP Muhammadiyah bekerja sama dengan Quantum Akhyar Institute milik Ustaz Dr H Adi Hidayat, Lc., MA selaku Dai Muda Muhammadiyah sekaligus alumnus Pondok Pesantren Darul Arqam Garut.
Dalam memberikan sambutan sekaligus secercah pesan kepada para kader ulama muada Muhammadiyah secara daring, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi menekankan agar betul-betul menguatkan azzam, di dalam bergumul pada ruang jihad fi sabilillah dan menuntut ilmu.
“Maka pesan kami untuk memperkuat pesan pada ananda sekalian, kuatkan azzam, kuatkan niat untuk betul-betul belajar ilmu, untuk menjadi ulama yang rasikhuna fil ilm. Ini insyaAllah tercapai jika niatnya kuat, dan harus lurus, insyaAllah tidak terganggu oleh hal-hal lain,” ujarnya.
Bersamaan dengan hal itu, para kader ulama muda Muhammadiyah yang memperoieh beasiswa harus bisa serius dalam menempuh perjalanan studi untuk tampil sebagai ulama Muhammadiyah. Bukan berangkat hanya untuk kepentingan personal, tetapi untuk kepentingan umat dan Persyarikatan.
“Maka diberangkatkan dari kantor yang cukup megah ini, ananda membawa nama, misi, marwah dan azzamnya Muhammadiyah. Muhammadiyah masih memerlukan ulama-ulama yang menguasai ilmu-ilmu dirasah Islamiyah yang kuat,” katanya.
Kemudian, Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu meminta kepada seluruh para kader ulama muda Muhammadiyah agar memperkuat basis pemahaman atas manhaj dan ideologi Muhammadiyah yang bersumber dari keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid berikut beserta dokumen-dokumen ideologi resmi organisasi.
“Sehingga ananda jadi orang-orang yang cerdas dalam memahami teks, bukan sembarang pungut,” tuturnya.
Sehingga ke depan para kader ulama muda Muhammadiyah benar-benar ideal, memiliki cakrawala pemahaman interkoneksi secara bayani, burhani, dan irfani serta berpandangan luas, terbuka, tawadhu, tidak anti ilmu, tidak anti kelompok, dan tetap menjadi manusia Indonesia yang arif menghargai budaya dan perbedaan.
“Ingatlah Indonesia ini negeri Muslim terbesar. Ini penting supaya selalu terkoneksi karena nanti pulang jadi pelaku dakwah Muhammadiyah yang tersebar di berbagai tempat. Dan nanti ilmu dakwahnya diperluas dengan konteks Keindonesiaan tanpa menjadi nasionalisme yang chauvinis. Islam itu Rahmatan Lil ‘Alamin,” pungkasnya.
Adapun pelepsan sebanyak 27 kader ulama muda Muhammadiyah ini turut serta dikawal langsung oleh Adi Hidayat dan Ketua Lembaga Pengembangan Pembinaan Haji dan Umrah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, M. Ziyad. Beasiswa ini sendiri merupakan gelombang pertama dari Universitas Asmarya.
“Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, terima kasih sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya pada Ustaz Adi Hidayat atas nama Quantum Akhyar Institute maupun ketokohan beliau telah mewujudkan azzamnya yang disampaikan dalam tabligh akbar jelang Muktamar di surakarta untuk memberangkatkan kader ulama ke Timur Tengah, ini satu anugerah Allah,” tuturnya. (ppm/cris)