Berdoa dengan Asmaul Husna

Berdoa dengan Asmaul Husna

Ilustrasi

Berdoa dengan Asmaul Husna

Oleh: Tito Yuwono

Doa, permohonan hamba kepada Rabb-nya

Anjuran agama yang mulia

Menunjukkan kefaqiran seoarang hamba

Dihadapan Yang Maha Kuasa

Doa, tanda keimanan seoarang hamba

Allah Ta’ala yang mencipta

Allah Ta’ala yang memelihara

Allah Ta’ala yang memberi karunia

Doa, dengan Asmaul Husna

Nama Allah Ta’ala yang sempurna

Penuh tunduk, khusyu’ dan paham makna

Allah Ta’ala kan mengabulkannya

Doa adalah bagian dari ibadah, yakni memohon kepada Allah Ta’ala suatu hajat tertentu. Dan doa hendaklah hanya kepada Allah Ta’ala saja, Dzat yang maha mendengar doa, Dzat yang maha kuasa dan maha mengabulkan doa. Sehingga doa ini merupakan salah satu aspek dan konsekwensi tauhid. Dalam ibadah doa, meliputi tiga aspek tauhid sekaligus, Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma wa shifat.

Doa merupakan pengejawantahan Tauhid Uluhiyah, karena doa merupakan ibadah, dan ibadah doa hanya diperuntukkan kepada Allah Ta’ala saja. Tidak berdoa kepada selain Allah Ta’ala. Tidak berdoa kepada Malaikat yang kedudukannya dekat dengan Allah, tidak berdoa kepada para Nabi dan tidak berdoa kepada orang shalih dan dianggap shalih.

Banyak sekali ayat-ayat dalam Alquran yang berkaitan dengan Tauhid Uluhiyah ini diantaranya:

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ

Dan Rabb-mu adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sesembahan yang diibadahi dengan benar melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْطِ ۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

Artinya: “Allah menyatakan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain-Nya, Yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana.”

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ

Artinya: “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu…”

Doa juga merupakan pengejawantahan dari Tauhid Rububiyah. Keyakinan atau I’tiqad bahwasanya Allah Ta’ala adalah menciptakan dan mengatur alam ini, Yang Maha memberikan rizki, dan Maha mengabulkan doa. Banyak sekali ayat-ayat yang berkaitan dengan Tauhid Rububiyah ini, diantaranya:

-Quran Surat Al-Baqarah ayat 21 dan ayat 22:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam.”

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ

Artinya: “Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu….”

Doa juga merupakan pengejawantahan dari Tauhid Asma wa shifat. Kita meng-imani Allah Ta’ala mempunyai nama dan sifat yang sempurna. Allah Ta’ala maha melihat (Al-Bashiir), Allah Ta’ala Maha Mendengar (As-Sami’), Allah Ta’ala maha dibutuhkan (Ashshomad), Allah Ta’ala Maha Pengasih dan Penyayang (Arrahmaan dan Arrahiim) dll.

Dalam berdoa, kita juga menyebut dan memuji Asma dan Shifat Allah Ta’ala yang penuh kempurnaan. seperti Yaa Ghofiir (Yang Maha Pengampun), Yaa Razzaq (Yang Maha pemberi rizki), Yaa Rahiim (Yang Penyayang) dan sebagainya. Tentu penyebutan Asmaul husna ini sesuai dengan isi doa yang kita panjatkan.  Sehingga dalam berdoa haruslah kita mengetahui maknanya.

Allah Ta’ala berfirman dalam Quran surat Al-A’raf ayat 180:

وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَٰٓئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

Juga Hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

Artinya: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh orang ini telah meminta kepada Allah dengan ismullah al-a’dzam (nama Allah yang paling agung), dimana, ketika seseorang berdoa dengan menyebut nama itu, maka doanya akan diijabahi. Daan apabila dia meminta kepada Allah dengan menyebut nama itu, maka dia akan diberi.” (HR Imam Tirmidzi)

Demikian tulisan berkaitan dengan doa menggunakan Asmaul Husna. Semoga kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version