YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – ‘Aisyiyah harus terus bergerak secara progesif, harus berlari kencang tiga kali lebih cepat sehingga harus hadir sebagai gerakan perempuan muslim berkemajuan yang mampu dan berkontribusi menyelesaikan permasalahan umat dan bangsa. Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menyampaikan hal ini dalam pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) ‘Aisyiyah ke-8 Papua yang dilaksanakan secara hybrid pada Ahad (05/02/23).
Dalam Musywil yang mengambil tema “Perempuan Berkemajuan Membangun dan Mencerahkan Papua” ini Salmah menyebut bahwa memasuki abad kedua periode kedua ‘Aisyiyah, seluruh warga ‘Aisyiyah wabil khusus Papua harus bergerak progesif, tidak dapat bergerak apa adanya terlebih bersifat minimalis.
Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah yang telah digelar dengan sukses di Surakarta menurut Salmah harus menjadi tauladan untuk Musywil ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia termasuk di Papua ini. Oleh karena itu dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini berharap Musywil dapat dijadikan sebagai kilas balik peran-peran ‘Aisyiyah di Papua serta melakukan perencanaan strategis peran ke depan.
“Saya mengajak memaknai Musywil ‘Aisyiyah dengan kesungguhan hati, pemikiran cerdas, dan maju serta kebersamaan yang tinggi agar bisa dihasilkan keputusan-keputusan praksis dan strategis yang akan menjadi acuan langkah ‘Aisyiyah Papua untuk lima tahun kedepan dan selanjutnya.”
Menghadapi berbagai permasalahan terutama yang dihadapi oleh perempuan dan anak, Salmah mengajak warga ‘Aisyiyah bergerak tiada henti. Hal ini sebagai aktualisasi dari spirit dakwah dan tajdid yang tergambar dari usaha ‘Aisyiyah untuk mencerahkan kehidupan umat bangsa dan kemanusiaan universal yang bersifat membebaskan, memberdayakan, dan memajukan.
“Kiprah ‘Aisyiyah merupakan perjuangan untuk berjihad dalam memajukan seluruh aspek kehidupan melalui penguatan spiritualitas, akhlak, pendidikan, kesehatan, ekonomi, kesejahteraan sosial, dan usaha lain di basis masyarakat komunitas jamaah.”
‘Aisyiyah disebut Salmah memiliki modal besar yakni struktur yang tersusun dari pusat hingga ranting sehingga ‘Aisyiyah memiliki peran besar untuk mencegah berbagai permasalahan yang ada di masyarakat. “Kehadiran ‘Aisyiyah harus semakin kokoh dan meluas yang membawa spirit ummatan wasathan dan Syuhada ‘Ala Nas sebagaimana perintah Allah dalam al-Baqarah 143 yang memiliki inspirasi yang sama dengan misi dakwah mewujudkan umat yang terbaik.”
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Papua, Wahyu Widayati menyebut bahwa sukses Musywil ‘Aisyiyah Papua ke-8 adalah diarahkan pada keputusan-keputusan yang membawa pada kemajuan ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muslim untuk mewujudkan Islam raḥmatan lil- ‘ālamīn.
Sebagaimana tema yang diusung oleh Musywil yakni “Perempuan Berkemajuan Membangun dan Mencerahkan Papua,” ‘Aisyiyah Papua bermaksud meneguhkan dan mendorong perempuan untuk membangun peradaban utama secara kolektif dari tingkat pusat sampai ranting.
“Gerakan ‘Aisyiyah yang dinamis akan semakin unggul dan meluas dalam kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan,” tegasnya. Selain itu tema ini juga menjadi pengingat bahwa Risalah Perempuan Islam Berkemajuan adalah bagian penting dari hasil Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah di Surakarta.
‘Aisyiyah ditegaskan Wahyu adalah gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar- benarnya. Oleh karena itu ia mengajak seluruh pimpinan, kader dan warga ‘Aisyiyah, dapat merenungkan kembali hakikat, spirit, misi, dan kiprah pergerakan ‘Aisyiyah dalam Musywil ini.
“Selamat bermusyawarah dan mendialogkan berbagai kebijakan dan program sehingga menghasilkan kesepakatan dan keputusan yang adaptif di tingkat wilayah sampai ranting,” tutupnya. (Suri/Riz)