PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan UMKM perlu terus dilakukan oleh berbagai pihak. Hal ini sangat penting mengingat bahwa pelaku UMKM adalah kelompok dan komponen terbesar dalam ekonomi nasional, namun sangat rentan terhadap perubahan lingkungan bisnis. Oleh karena itu perlu keberpihakan dan pendampingan dalam mengembangkan usahanya.
Salah satu potensi ekonomi yang sangat layak untuk diberdayakan dan dikembangkan adalah UMKM kerajinan bambu dari desa Sambeng, kecamatan Bayan, kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. UMKM pengrajin bambu di desa ini telah berproduksi sejak lama, jumlah pelaku usahanya banyak, dan merupakan usaha yang bersifat turun temurun.
Perguruan tinggi mempunyai peran yang strategis dalam membantu dan memfasilitasi peningkatan kapasitas dan kapabilitas para pelaku UMKM. Melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Litbang PP Muhammadiyah menugaskan, tim pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Purworejo (UM Purworejo) yang diketuai oleh Dr. Murry Harmawan Saputra, S.E.,M.Sc, untuk melaksanakan rangkaian kegiatan pengabdian dengan menggandeng kelompok atau paguyuban pengrajin bambu di desa Sambeng.
Kelompok pengrajin bambu yang menjadi mitra dan target pengabdian adalah kelompok Bambu Indah Sambeng (BIS), yang diketuai oleh Khoirul Anam. Tahap pelaksanaan program dilakukan dengan: (1) Mengidentifikasi potensi desa dan melakukan analisis SWOT, (2) Perumusan masalah utama mitra, (3) Pelaksanaan program pengabdian dengan melalukan pelatihan, pendampingan, workshop, dan pemberian stimuli kepada mitra, (4) Monitoring dan evaluasi, dan (5) Pendampingan keberlanjutan program. Kepala desa Sambeng, bapak Tuwekal dan ketua kelompok BIS sangat antusias dan menyambut baik kegiatan PKM ini.
Tim PKM melaksanakan rangkaian kegiatan yang terstruktur dan terencana untuk mendukung peningkatan produktifitas dan kinerja para pelaku home industry pengrajin bambu. Fokus utama dari kegiatan pengabdian ini adalah melalui peningkatan ketrampilan pemasaran digital (digital marketing), mengingat penjualan produk bambu di desa tersebut masih sangat konvensional dan hanya mengandalkan pembeli yang datang langsung ke rumah produksi mereka.
Selain itu, pemberdayaan kelompok UMKM Bambu ini juga membekali pengrajin dengan pelatihan pengembangan dan inovasi produk, serta memberikan pelatihan dalam melakukan administrasi dan manajemen bisnis secara baik, agar hasil yang didapatkan dapat maksimal dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Secara lebih rinci, bentuk program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diharapkan dari program PKM ini adalah a. Memberikan Entrepreneurship Motivation; b. Pelatihan Manajemen Bisnis; c. Pelatihan dan workshop pemanfaatan Digital Marketing; d. Membuatkan hosting dan domain bagi paguyuban UMKM Bambu; e. Membuatkan titik-titik rumah produksi di google map bagi para pengrajin bambu; f. Pelatihan manajemen pembukuan sederhana untuk UMKM; h. Pelatihan inovasi dan pengembangan produk bambu; i. Bantuan stimuli usaha berupa peralatan dan bahan baku berkualitas untuk mendukung proses produksi UMKM kerajinan bambu; j. Pengembangan networking dan jaringan pemasaran
Di akhir kegiatan, Dr. Murry Harmawan Saputra beserta tim sangat berharap, kegiatan ini benar-benar dapat memberikan manfaat, dan berdampak bagi para pelaku usaha kerajinan bambu di desa Sambeng. Tim PKM juga berharap agar media pemasaran berbasis internet yang telah dibuatkan dapat terus dikelola secara berkelanjutan, sehingga penjualan, produktifitas, dan kinerja UMKM pengrajin bambu di desa tersebut semakin meningkat dan sejahtera. (MHS/Riz)