Peduli Kemanusiaan, Bantuan Muhammadiyah Jangkau Titik Terparah di Turki
TURKI, Suara Muhammadiyah – Setelah melakukan penghimpunan dan mendapatkan dukungan dana dari Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa (PCIM) Turki pun bergerak untuk menyalurkan bantuan kepada mereka yang terdampak gempa bumi di negara tersebut. Bantuan ini disalurkan dalam beberapa tahap, sesuai dengan koordinasi bersama Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki. Selain itu, minimnya jumlah relawan karena sebagian besar juga merupakan korban gempa mengharuskan distribusi bantuan dilakukan secara bertahap.
Relawan KL Lazismu PCIM Turki, Tri Julia Wulandari menceritakan bahwa saat penyaluran bantuan tahap pertama, pihaknya kesulitan untuk memasuki kawasan Gaziantep. Setelah melakukan koordinasi dengan salah satu pengurus PCIM Turki yang tinggal di sana, bantuan pun bisa disalurkan kepada warga yang terdampak. Bantuan tersebut berupa sembako dan perlengkapan untuk menghadapi cuaca dingin seperti pakaian, sarung tangan, dan kaos kaki.
“Untuk wilayah Gaziantep ada beberapa titik yang tidak terlalu mengalami kerusakan besar. Pada saat kejadian, toko-toko masih ada yang buka. Salah satu kader PCIM Turki di wilayah yang masih aman tersebut kami ajak berkoordinasi dan membantu para korban di wilayah yang sangat parah. Mereka tidak membawa alas kaki, alat kebersihan, dan pakaian yang memadai saat gempa terjadi. Setelah gempa pertama dan kedua, bangunan mereka sudah roboh. Wilayah Gaziantep yang parah,” ujar Julia, sapaan akrabnya.
Pada Kamis (09/02), KL Lazismu PCIM Turki kembali menyalurkan bantuan melalui para relawan yang diterjunkan ke Ankara. Penyaluran bantuan yang dilakukan pada pukul 17.00 TRT (waktu Turki) kepada para WNI (Warga Negara Indonesia) yang sudah dievakuasi di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara melalui Ketua PPI Ankara. Saat penyaluran bantuan, para relawan juga mendengarkan cerita dari mereka yang mengalami kejadian gempa besar tersebut.
“Seperti yang kita ketahui, gempa hebat berkekuatan M 7,8 ini membuat kota yang mereka (WNI) tinggali hancur. Bahkan di Kharamanmaraş tingkat kehancuran bangunan mencapai 75% dan kemungkinan akan terus bertambah. Hal tersebut membuat para korban masih merasakan trauma mendalam dan membuat mereka meyakini bahwa hampir setiap saat bumi ini bergoyang dan masih ketakutan. Banyak dari mereka yang bercerita bahwa masih takut jika sendirian dan tetap waspada karena masih terus merasakan gempa bumi seperti yang dirasakan di kota mereka kemarin,” terang Julia.
Julia kemudian melanjutkan, banyak di antara korban yang takut dengan gempa susulan dan bangunan runtuh menimpa mereka. “Kami masih takut sama gerakan yang berlebih, suara keras, dan sampai saat ini masih merasakan gempa bumi tapi kami bersyukur kami bisa dievakuasi secepatnya ke Ankara. Jujur kami disana tidak bisa tidur lelap dan selalu dalam keadaan waspada,” ucapnya menirukan cerita salah satu korban gempa.
Tak hanya itu, banyak di antara mereka yang keluar rumah dengan pakaian seadanya dan tidak layak untuk dipakai menahan cuaca dingin yang ekstrem pada saat gempa terjadi. Salah satu korban, ujar Julia, menuturkan dengan waut wajah sedih, “Kami cuman pakai baju tidur kami dan tidak pakai alas kaki. Setelah gempa reda, kami juga ikut tertimpa reruntuhan bangunan.”
Perjuangan Penyintas
Melalui perwakilan relawan, Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa (PCIM) Turki kembali menyambangi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara. Serupa dengan kunjungan sehari sebelumnya, bantuan diberikan kepada para penyintas yang telah dievakuasi di tempat tersebut. Bantuan yang diberikan berupa sembako, alat kebersihan, dan beberapa kebutuhan lainnya sesuai dengan pendataan yang telah dilakukan.
Kedatangan para relawan ini disambut oleh perwakilan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki yang telah berada di Wisma KBRI. Tri Julia Wulandari, salah satu relawan yang merupakan Staf Administrasi KL Lazismu PCIM Turki menyebutkan, selain sembako dan alat kebersihan, bantuan yang diberikan berupa keperluan pribadi pria dan wanita, celana panjang, sarung tangan, kaos kaki, serta obat-obatan yang dibutuhkan. Sebagian besar merupakan perlengkapan untuk menghadapi musim dingin yang sedang mencapai puncaknya di negara itu.
Di tempat ini, para penyintas menuturkan beragam cerita, mulai dari cara bertahan hidup selama mengungsi di kota yang terdampak gempa hingga akhirnya dievakuasi oleh pihak KBRI Ankara, juga ketakutan yang dialami sehingga tidak bisa tidur lelap akibat gempa susulan dan suhu udara yang semakin turun. Bahkan, ujar Julia, anak-anak dari Kota Kharamanmaraş memilih menghabiskan malam pertama pasca gempa dengan bermalam di gazebo, meski harus melawan cuaca dingin yang sangat ekstrem akibat rasa takut adanya gempa susulan.
“Aku sudah tidak mau lagi main salju di luar. Sudah cukup dingin kemarin di sana (kota tempat tinggal mereka) rasanya seperti kaku badanku, apalagi ‘mont’ (jaket musim dingin) sudah basah dan berbau asap,” ungkap Julia menirukan cerita salah satu anak penyintas gempa yang disampaikan kepadanya.
Julia mengungkapkan kekagumannya terhadap para penyintas gempa. Meskipun harus berada pada situasi dan kondisi yang sangat memprihatinkan, mereka tetap bisa bertahan. “Pada saat kejadian itu subuh waktu Turki dan hujan salju yang sangat tebal, tapi teman-teman di wilayah terdampak masih bisa bertahan dengan pakaian seadanya. Bahkan di wilayah Kharamanmaraş teman-teman di sana tidak makan makanan berat selama hampir 24 jam. Mereka hanya makan makanan seadanya dan juga harus berbagi kepada sesama pengungsi lainnya,” ungkapnya.
Kehadiran para relawan Muhammadiyah ini turut memberikan semangat kepada para penyintas. Selain Julia, relawan lainnya adalah Bella Kinanti selaku Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa (PCIA) Turki yang juga merupakan Staf Program KL Lazismu PCIM Turki, serta Nisa Nur Jafna, anggota PCIA Turki. Sebagai kader, Julia juga aktif di Majelis Pustaka dan Informasi PCIM Turki.
Relawan KL Lazismu PCIM Turki menyampaikan belasungkawa dan terus memberikan semangat dan terus mendata kebutuhan para penyintas. Penggalangan bantuan pun terus dilakukan untuk meringankan beban mereka. Mari salurkan infak terbaik untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak gempa bumi di Turki melalui:
BSI 9153 944 400
BCA 8780 171 171
Mandiri 1230 099 008 999
Muamalat 3250 191 211
Mega Syariah 1000 014 800
Rekening atas nama Lazis Muhammadiyah, sertakan Kode Unik “010” pada 3 digit terakhir nominal infak, misal Rp. 50.010,-. Konfirmasi dapat malalui SMS/Whatsapp ke nomor 0856 1626 222.
_*[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Tri Julia Wulandari]*_