DEPOK, Suara Muhammadiyah –SMA Muhammadiyah 4 Depok menggelar pementasan seni drama siswa di aula SMAM 4 Depok, Sabtu (11/2). Dalam pementasan seni drama ini, para siswa mementaskan tiga lakon drama yang digelar secara bergantian. Di antara ketiga judul lakon tersebut, yaitu Si Pitung oleh kelas XI MIPA 1, lakon Jogja Revenge oleh kelas XI IPS, dan lakon Timun Mas Versi Hulk oleh kelas XI MIPA 2.
Pementasan drama ini ramai dihadiri penonton yang datang dari berbagai kalangan. Mulai dari siswa/pelajar, orang tua siswa, para guru, dan tamu undangan. Dalam pembukaan sebelum pementasan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Farulliana Sari mengungkapkan, pementasan seni drama siswa kelas XI ini diharapkan bisa meningkatkan kreativitas dan rasa percaya diri pada diri siswa. “Ibu berharap dengan adanya kegiatan ini bisa menambah kreativitas dan kepercayaan diri anak-anakku semua di kelas sebelas,” ungkapnya, Sabtu (11/2).
Sementara itu, guru bahasa Indonesia, Mela Santika, mengungkapkan bahwa di kelas XI ada materi tentang drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Di antaranya membahas tentang identifikasi babak dan alur, serta mendemonstrasikan drama. Jadi, pementasan ini bagian dari mendemonstrasikan materi drama.
Mela mengungkapkan dirinya cukup puas dengan penampilan para siswa dalam pementasan drama tersebut. “Puas, dengan persiapan yang cukup singkat, dari Desember-Januari dan Februari pentas, walaupun masih ada kekurangan-kekurangan. Saya rasa cukup puas dengan karya pementasan ini,” ujarnya, Sabtu (11/2).
Lakon yang diambil dalam pementasan ini diangkat dari cerita rakyat yang dimodernisasi. “Karena saya mengambil cerita rakyat, ada materi tentang hikayat. Maka materi itu dikolaborasikan dengan drama. Nah, supaya tidak monoton, materinya dimodernisasi dengan kondisi yang relevan saat ini.” kata Mela.
Dia mengungkapkan, naskah dan alur drama berasal dari ide para siswa. “Naskahnya pun mereka buat sendiri. Kenapa versi modern? Melihat anak sekarang mudah bosan dengan cerita yang monoton, jadi diberi sesuatu yang berbeda agar lebih enak ditonton dan menghibur. Ini juga menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap sastra,” ungkapnya.
Menurut Mela, sebuah pementasan drama akan menarik dengan adanya tokoh yang berkarakter kuat. “Kemudian pemilihan judul juga sangat menentukan. Karena terbukti di teater SMAM 4 Depok itu ada tiga, Si Pitung, Jogja Revenger, Timun Mas Vs Hulk. Karena penonton melihat dari judulnya,” ujarnya.
Kesenian di era saat ini, kata dia, dalam lingkup siswa, sedikit sekali siswa yang mengetahui alur cerita rakyat, hikayat, maupun legenda. “Karena mereka sudah asyik dengan gadget, terlalu asyik dengan game, medsos. Jadi, literasi mereka tentang hikayat sangat kurang, tentang kesenian pun kurang. Dalam bahasa Indonesia, KD mengenai sastra itu juga kurang. Padahal budaya itu wajib dilestarikan,” ungkapnya.
Dia menegaskan, mengajarkan para siswa bersastra, berteater, dan berpuisi ini salah satu cara dan bentuk melestarikan kesenian yang ada di Indonesia. Selain itu, latihan drama juga mengasah skill mereka.
“Tidak semua siswa unggul di bidang akademik, pementasan ini jadi wadah untuk mereka yang memiliki kemampuan di bidang kreatif. Jadi, siswa yang memiliki potensi di bidang ini, inilah kesempatan bagi mereka menunjukkan diri mereka,” kata dia.
Selain itu, dia menjelaskan, pementasan drama juga melatih solidaritas, karena ini kerja tim satu kelas. “Ini juga salah satu softskill yang saya berikan agar saat merka lulus ini bisa digunakan di dunia kerja nantinya,” ujarnya. (Sholeh)