TANGSEL, Suara Muhammadiyah – IMM Ciputat menggelar kegiatan School of Thinker yang mengusung tema “Intelektualisme Digital: Memetakan Posisi IMM Hadapi Revolusi Data”. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 9 hingga 12 Februari 2023. Peserta kegiatan terdiri dari kader IMM se-Indonesia yang berasal dari Ciputat, Cirendeu, Tangerang, Jakarta Timur, Bandung Timur, Sukaharjo, Yogyakarta, Kulon Progo, Medan dan lainnya.
Stadium General menjadi pembuka acara ini yang berlangsung pada Kamis, 9 Februari 2023. Beberapa petinggi dan dosen turut hadir dalam pembukaan acara ini seperti Brigjen. Pol. Tubagus Ami Prindani, Direktur Pencegahan Densus 88 AT Polri dan Dr. Zakiyah Darojat, M.A., Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ketua Pelaksana School of Thinker, Muhamad Bukhari Muslim, menjelaskan tujuan kegiatan ini ialah untuk mendiskusikan perkembangan dan revolusi informasi secara kritis dan serius. Ia ingin melalui kegiatan ini akan tercipta kader-kader yang bisa tampil aktif dalam mengisi narasi di media sosial.
“Kader-kader IMM harus aktif di ruang-ruang digital. IMM harus kontekstual dengan zaman. IMM harus punya sikap yang progresif dalam menyikapi revolusi informasi,” pungkasnya.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pada kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber yang cakap berbicara tentang digitalisasi dan big data. Di antara narasumber yang hadir ialah Ismail Fahmi, Ph.D, Founder Drone Emprit dan MPID PP Muhammadiyah (Merebut Narasi di Media Sosial), Dedi Sutiadi, Penggiat Media dan Ketua Umum PC IMM Ciputat 2012-2013 (IMM dan Intelektualisme Digital), Dr. Aji Sofanudin, Kepala Pusat Riset Agama dan Kepercayaan BRIN (Riset Sosial Keagamaan di Era Digital), Dr. Ulfah Mawardi, Staf Khusus Kementerian PPPA RI (Perempuan dalam Narasi Media Sosial) dan David Krisna Alka, Deklarator JIB dan Pemred GEOTIMES (Muhammadiyah dalam Arus Digitalisasi).
Beberapa narasumber menyampaikan pesan penting pada kegiatan School of Thinker ini. Ismail Fahmi misalnya, menegaskan sebelum merebut narasi di medsos, kader IMM harus memiliki narasi besar (grand narasi) yang ingin diperjuangkan dan dimasifkan.
“Kalian harus punya satu narasi besar yang ingin dibawa ke gelandang media sosial. Dalam hal ini, salah satu narasi besar yang bisa kalian perjuangkan dan masifkan ialah narasi Islam berkemajuan. Silakan menyebarkan narasi ini di berbagai platform digital dan tampil membahas pelbagai isu dengan perspektif Islam berkemajuan.”, jelasnya.
Hal itu diperkuat dengan ucapan narasumber lain, Dedi Sutiadi yang menandaskan agar kegiatan harus memiliki output yang bersifat jangka panjang. Menurutnya, kader-kader IMM yang terhimpun dalam kegiatan School of Thinker ini dapat mengembangkan suatu platform digital yang nantinya menjadi wadah kawan-kawan IMM dalam menyampaikan sudut pandang dan perspektifnya atas berbagai isu yang berkembangan di media sosial.
“Kegiatan ini tidak boleh berhenti hanya sampai di sini saja. Harus ada output yang jelas. Bisa misalnya dengan membuat satu platform digital yang menjadi tempat kawan-kawan menyampaikan narasinya. Kader IMM harus aktif mengisi narasi di setiap sudut-sudut platform digital,” harapnya. (Bukhori/Riz)