Pembinaan Softskill yang Sering Terlupakan

Learning Loss

Foto Dok Ilustrasi

Pembinaan Softskill yang Sering Terlupakan

Oleh: Tito Yuwono

Hardskill dan softskill sangat diperlukan

Untuk kehidupan

Jangan salah satu ditinggalkan

Nanti akan pincang dan tak seimbang

 

Adab menutut ilmu, softskill yang sering terlupakan

Untuk diajarkan dan dilatihkan

Hilanglah mutiara dan intan

Sopan santun dan penghormatan

Pada Guru yang menuntun dan mengajarkan

Banyak kebaikan

 

Pagi ini saya mendapati postingan seorang dosen di Universitas Negeri ternama di sebuah jurusan favorit. Dalam laman FB, beliau memposting rendahnya kehadiran mahasiswa tepat waktu masuk kuliah. Dari sekian banyak mahasiswa yang nampak baru 2 mahasiswa. Beliau membandingkan dengan zaman dulu, yang lebih rajin dari mahasiswa zaman sekarang.

Beliau juga menyampaikan bahwa ini di sebuah perguruan tinggi ternama dengan jurusan favorit, apalagi di perguruan tinggi yang kurang ternama dibandingkan dengan perguruan tinggi tersebut serta jurusan yang kurang favorit.

Dalam laman tersebut ada komentar dari kolega dosen dari sebuah PTS, yang menginfokan di kelasnya sebagian besar sudah datang padahal kuliah lebih pagi yaitu 06.45.  Komentar beliau ini ternyata berbeda dengan persangkaan dari Pak Dosen yang mendapati mahasiswanya kurang greget dalam menuntut ilmu terbukti banyak yang hadir terlambat.

Ada hal yang berbeda yang dialami dua dosen tersebut. Satunya punya mahasiswa yang dianggap punya atitud yang kurang terkait dengan kerajinan dalam menuntut ilmu. Sehingga mayoritas datang terlambat, dan satunya lagi mempunya mahasiswa yang rata-rata baik atitud nya terkait dengan permasalahan yang sama.

Ranah kerajinan/ketepatan waktu dalam mendatangi kuliah adalah masalah atitud dan bagian dari softskill. Salah satu dari banyak aspek softskill. Ranah softskill ini sangat penting untuk diajarkan dan dilatihkan kepada anak didik. Sering kita saksikan tingginya ketimpangan antara aspek kognitif dengan aspek softskill ini. Misalnya pengetahuannya bagus, nilai kecerdasannya tinggi namun softskill atitud nya kurang atau rendah. Padahal nilai kemanusiaan tidak hanya ditentukan oleh aspek kognitif saja, namun juga ditentukan oleh softskill yang dia punyai. Sebagai contoh sofskill adalah rajin, disiplin, semangat, empati, santun, menghormati, kemampuan kerja sama, cakap berkomunikasi dengan orang lain, pintar mengatur waktu dan prioritas dan lain-lain.

Agama kita mengajarkan kesemuanya itu. Pada artikel ini akan disampaikan aspek softskill yang menjadi kasus yang di bahas di atas, yaitu semangat mencari ilmu dan adab dalam menuntut ilmu.

Meningkatkan Semangat dan Adab  Menuntut Ilmu

Dalam agama yang mulia ini (Al-Islam), banyak sekali motivasi-motivasi sebagai pemecut untuk bergairah menuntut ilmu. Diantaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya:” “Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR Imam Muslim)

Juga dalam Al-Quran Allah Ta’ala berfirman bahwa Allah Ta’ala meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Sebagaimana dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Seorang pengajar hendaknya selalu memberikan motivasi transdental agar para siswanya bersemangat menuntut ilmu. Disamping juga memberikan kebermanfaatan dalam menunut ilmu baik bagi pribadi, keluarga maupun masyarakat luas.

Seoarang menuntut ilmu  (siswa ataupun mahasiswa ataupun santri) mestilah menjaga adab-adab dalam mencari ilmu.  Adab kepada guru dengan menghormatinya, datang lebih awal daripada guru, memperhatikan apa yang disampaikan dengan penuh perhatian, bertanya dengan baik dan sopan jika kurang jelas dan sebagainya. Inilah sikap yang dicontohkan para sahabat ketika beguru kepada Rasulullah ﷺ.

Kasus banyak mahasiswa yang datang terlambat dengan sengaja tanpa ada udzur atau halangan menunjukkan adab kepada gurunya kurang. Dan ini perlu ditanamkan kepada pentutut ilmu. Selain itu sikap ini akan menghambat dan mengganggu proses belajar mengajar. Karena masuknya ke dalam kelas dengan frekuensi yang banyak akan mengganggu konsentrasi siswa lain maupun pengajar.

Juga ketika Bapak Ibu Guru menerangkan dan menjelaskan pelajaran, maka seoarang penuntut ilmu mestilah mendengarkan dan memperhatikan baik-baik apa yang disampaikan. Ketika seorang pentutut ilmu tidak memperhatikan pengajaran-pengajaran yang disampaikan baik itu ditinggal tidur ataupun ramai atau bicara sendiri dengan kawannya maka ini juga bertanda adabnya juga kurang. Disamping juga mengganggu yang lain.

Mari kita lihat bagaimana para sahabat bersikap ketika guru beliau yaitu Rasulullah ﷺ duduk dihadapan mereka. Mereka (para sahabat duduk dengan tenang dan tak ada yang berbicara) sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori:

كنَّا جلوسًا في المسجدِ، فخرَج علينا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، وكأنَّما على رؤوسِنا الطيرُ، لا يَتكلَّمُ أحدٌ منَّا

Artinya:Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah ﷺ kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR. Imam Bukhari).

Ini adalah salah satu softskill dalam menuntut ilmu, yaitu selalu bersemangat dan menjaga adab.

Demikian tulisan ringan ini, semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah kepada kita dan generasi kita menjadi orang yang punya softskill disamping juga hardskill.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version