SOLO, Suara Muhammadiyah – Siswa Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Solo ikuti diskusi sampak plastik sekali pakai di Taman Cerdas Keluarahan Jebres Jl Surya I Tengah No 25, RT 03/RW 25, Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jumat (17/2/2023).
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, pada tahun 2020 wilayah lautan Indonesia sudah tercemar oleh sekitar 1.772,7 gram sampah per meter persegi dengan jumlah sampah plastik di laut mencapai 6,8 juta ton per tahun.
Angka sampah yang tinggi di Indonesia selain dikarenakan penggunaannya yang semakin banyak juga disebabkan oleh sifat plastik yang sulit terurai dan kurangnya penanganan pengelolaan sampah di Indonesia.
Staf Program Kota Minim Sampah Gita Pertiwi Oktaviani Ikasari mengatakan Sekolah merupakan gambaran masyarakat yang menjadi salah satu timbulan sampah hasil dari aktivitas manusia yang ada di dalamnya. Aktivitas yang banyak menggunakan wadah sekali pakai, kemasan makanan, sachet, hingga botol plastik sekali pakai terjadi di sekolah.
“Akan tetapi, sekolah juga dapat menjadi salah satu pengembangan pendidikan untuk pengelolaan sampah yang meliputi pemilahan sampah organik dan an organik, mengembangkan rasa cinta lingkungan, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka,” tutur Staf Program Kota Minim Sampah dari Gita Pertiwi ini.
Dia menambahkan, Perkembangan plastik masih menjadi perhatian serius yang semakin meningkat setiap tahunnya. Inovasi penggunaan plastik sebagai kemasan makanan dan pembungkus barang semakin berkembang seiring keinginan pasar akan sesuatu yang praktis dan instan serta harganya yang murah. Hal ini berdampak pada semakin meningkatnya produksi sampah plastik.
Senada dengan itu, Kepala Sekolah Penggerak Sri Sayekti berharap bahwa kaum muda yang menjadi peserta didik dalam sekolah maupun anggota dari masyarakat berada usia produktif dan bagian kaum intelektual adalah salah satu aset yang dimiliki oleh Negara tidak bisa dipandang sebelah mata. Tingginya semangat dan ide ide kreatif banyak dituangkan oleh anak muda. Ide kreatif yang mereka miliki dapat menjadi salah satu cara untuk mengkampanyekan mengenai plastik sekali pakai. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemahaman mengenai Plastik Sekali Pakai (PSP) yang tanpa mereka sadari berada di sekitar mereka memiliki dampak dan bahaya bagi lingkungan.
”Pemahaman yang didapatkan oleh kaum muda diharapkan dapat mengurangi pengguanaan sampah sekali pakai baik di sekolah maupun lingkungan mereka. Sekolah dalam diskusi ini menguskan Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko dan 4 siswa terbaik mulai dari Naura Maritza Setya Rizky, Luhtitisari Shiranalazkura, Arfian Ezza Pradipta, Zaed Ahmad Burhany dan mampu menyebutkan 16 bahaya sampah terbanyak dalam forum tersebut,” ujarnya. (Jatmiko)