Membangun Softskill Mengutamakan Prioritas
Oleh: Tito Yuwono
Nabi kita yang mulia
Menuntun kita
Menggunakan masa
Sebaik-baiknya
Prioritas ditata
Untuk meraih cita-cita
Jadwal direncana
Yang prioritas lebih utama
Selalu berorientasi manfaat
Dunia dan akhirat
Kebaikan dalam beragama
Meninggalkan yang tak bermanfaat baginya
Tiga artikel sebelumnya telah kami sampaikan berkaitan dengan pentingnya pengajaran softskill, mengembangkan softskill kerja sama siswa serta membangun softskill komunikasi siswa. Pada artikel terakhir, berkaitan softskill komunikasi, softskill ini sangat diperlukan dalam pergaulan baik di keluarga, di masyarakat, di organisasi, maupun di dunia kerja serta sangat dibutuhkan dalam berdakwah. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran berkaitan dengan komunikasi ini. Juga tuntunan Rasulullah. Ada beberapa media atau cara membangun komunikasi siswa. Diantaranya dengan mengintegrasikan dalam pengajaran, pelatihan softskill komunikasi, ekstrakurikuler pidato dan juga aktif adalam organisasi siswa seperti IPM, kepanduan HW dan sebagainya.
Pada artikel kali akan dibincangkan aspek softskill lain yang sangat penting juga yaitu kemampuan menentuan prioritas dan konskwensi terhadap prioritas yang telah ditetapkan. Softskill ini sangat bermanfaat untuk kesuksesan siswa. Kita saksikan saat ini banyak generasi kita yang membuang-buang waktu begitu saja, banyak terlena dengan gadget untuk main game dan sosmed secara berlebihan, sehingga terbengkalai apa-apa yang menjadi tugas dan kewajibannya.
Rasulullah ﷺ bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكَهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
Artinya: ”Diantara kebaikan Islamnya seseorang adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat.” (HR Imam Timidzi)
Menumbuhkan kesadaran akan cita-cita dan target baik jangka panjang maupun jangka pendek akan menjadi pendongkrak semangat untuk menggapai target-target tersebut. Kenapa saat ini banyak yang beraktivitas yang tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu karena banyak anak yang sudah tidak punya cita-cita atau target. Tidak care dengan kehidupannya kedepan. Sehingga tidak ada daya juang karena memang tidak ada kesadaran untuk memperjuangkannya.
Membangun Softskill Perhatian Terhadap Prioritas
Softskill perhatian terjadap prioritas perlu dilatihkan ke siswa. Pertama sekali diingatkan berkaitan dengan target-target jangka pendek ataupun cita-cita ke depan. Misalkan target jangka pendek: Naik kelas dengan nilai yang sangat memuaskan dan hafal juz 30, contoh cita-cita adalah menjadi orang bermanfaat melalui profesi dokter atau guru atau wirausaha dan lain-lain.
Kemudian siswa diminta untuk mendaftar apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai target jangka pendek maupun cita-cita jangka panjang tersebut. Misalnya untuk mencapai target jangka pendek, beberapa hal yang dilakukan adalah:
- Belajar secara teratur dengan dibuat jadwal
- Belajar tambahan dengan les di sekolah atau di luar sekolah
- Menghafal Quran Juz 30 secara teratur per hari 2 baris
- Setiap pekan sekali setor dan murajaah ke Bapak / Ibu Guru/ ustadz/Ustadzah.
Nah 4 program aktivitas yang mendukung target jangka pendek merupakan aktivitas prioritas utama. JIka ada aktivitas-aktivitas lain yang mengganggu aktivitas yang diprioritaskan tersebut maka dipilih yang aktivitas prioritas, Misalkan tergoda main game atau bermain medsos dengan kawannya. Jikapun mau main game maka ingat dengan aktivitas prioritas tersebut dan sangat-sangat dibatasi. Misalkan hanya selingan saja 15 menit.
Juga usaha-usaha untuk mencapai cita-cita jangka panjang, misalkan menjadi da’i dan ustadz pengajar pondok dan berkiprah di majelis tabligh Muhammadiyah.
Maka perlu dibuat perencanaan, misalkan setelah SD masuk pondok seperti Mualimin atau Muhammadiyah Boarding School (MBS) atau pondok lainnya. Kemudian punya target dalam masa di pondok memperkuat kemampuan Bahasa arab dan hafalan quran maupun hadis. Setelah dari pondok, belajar di Universitas di Timur Tengah seperti Al-Azahar kairo, Universitas Madinah di Saudi, maupun di universitas timur tengah lainnya. Begitu juga dengan cita-cita lain di buat road map menuju cita-cita tersebut. Tentu untuk masing-masing cita-cita mempunyai jalan yang berbeda-beda.
Kalau kita sudah bisa menanamkan dan memotivasi para siswa agar mempunyai cita-cita, ini suatu langkah keberhasilan awal. Karena saat ini banyak generasi kita yang tidak mempunyai cita-cita ataupun target jangka pendek. Banyak yang tidak punya niat dalam belajar sehingga sesukanya. Tidak lagi care terhadap pelajaran dan belajar, serta tidak care terhadap nilai ulangan dan rapot.
Jika mereka telah sadar care terhadap diri mereka dan masa depan, maka di ajak dan dituntun untuk membuat prioritas-prioritas aktivitas untuk mencapai target tersebut.
Salah satu penyebab gagalnya pencapaian target adalah tidak adanya skala prioritas dalam berkegiatan. Sehingga banyak kegiatan atau aktivitas yang mengganggu prioritas malah sering dikerjakan, bahkan sesuatu yang tidak atau kurang bermanfaat.
Demikian tulisan singkat berkaitan dengan pentingnya softskill mengutamakan prioritas, serta kiat-kiat mengembangkan softskill mengutamakan prioritas untuk siswa. Semoga bermanfaat untuk generasi yang berkualitas.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta