Pemuda Muhammadiyah dan Internasionalisasi Gerakan
Oleh: Fajar Iqbal
Hubungan internasional semakin memberikan ruang bagi aktor non-negara untuk dapat berkontribusi menciptakan perdamaian di dunia ini. Pasca perang dingin secara keilmuan dan praktik, hubungan internasional terus berkembang dengan tidak hanya menjadikan negara sebagai aktor utama dan tunggal dalam berperan di dunia internasional. Isu-isu kontemporer yang semakin berkembang mesti dihadapi dan dicarikan solusinya oleh semua pihak, baik itu negara maupun non-negara. Salah satu aktor non-negara yang dapat mengisi ruang ini adalah civil society organization (CSO).
CSO sebagai salah satu agen dalam struktur masyarakat memiliki andil untuk dapat memberikan pemahaman dan menggerakan masyarakat agar terlibat dalam menciptakan harmoni bukan hanya di dalam negeri, namun juga untuk dunia ini. Dalam era globalisasi, di mana sekat batasan ruang dan waktu sudah tak menjadi halangan, memberikan ruang CSO dalam mengembangkan gerakannya. Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu CSO yang ada di Indonesia mestinya dapat melihat peluang ini untuk mengisi ruang yang lebih luas lagi.
Di dalam tulisan ini, penulis mengajukan argumentasi yang ditinjau secara faktor internal dan eksternal sebagai alasan mengapa Pemuda Muhammadiyah penting untuk memperluas ruang gerak dengan peduli terhadap isu-isu dan gerakan internasional. Secara internal setidaknya ada tiga alasan utama; pertama, Pemuda Muhammadiyah memiliki kekuatan struktural; kedua, Pemuda Muhammadiyah memiliki kader-kader yang berkualitas; ketiga, Pemuda Muhammadiyah sudah semestinya bisa bersinergi dengan gerakan internasionalisasi Muhammadiyah.
Analisis Faktor Internal
Kekuatan struktural merupakan salah satu modal utama dalam menciptakan gerakan yang berpengaruh. Pemuda Muhammadiyah yang memiliki struktur organisasi dari tingkatan pusat, wilayah, daerah, cabang, atau bahkan hingga ranting dapat berperan untuk membumikan dan aktif menyuarakan isu ataupun fenomena penting yang terjadi di dunia internasional. Hal ini juga bisa dimanifestasikan dalam bentuk gerakan yang dapat menyentuh akar rumput.
Contohnya isu lingkungan yang hari ini menjadi salah satu tantangan yang sedang dihadapi oleh dunia. Pemanasan global mengancam keberlangsungan hidup generasi manusia yang akan datang. Pentingnya melestarikan dan menjaga alam menjadi bentuk ‘jihad’ manusia modern hari ini. Pemuda Muhammadiyah bisa membangun narasi dan menggerakan jihad lingkungan untuk menjaga dunia yang dilakukan hingga ke akar rumput. Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah juga bisa membangun kerja sama dengan berbagai stakeholder baik dari organisasi internasional, pemerintah, NGO dan lainnya dalam memperluas gerakan ini.
Pemuda Muhammadiyah memiliki kader-kader yang berkualitas. Pengalaman penulis bertemu dengan kader-kader Pemuda Muhammadiyah se-Indonesia dalam kegiatan Baitul Arqam Paripurna (BAP) di Bangka Belitung tahun 2021 memberikan kesan positif bagi penulis. Banyak potensi kader yang dimiliki oleh Pemuda Muhammadiyah masing-masing wilayah di pelbagai sektor.
Hal ini memberikan harapan optimisme bagi Pemuda Muhammadiyah regenerasi berikutnya. Namun demikian, tantangan zaman hari ini semakin luas. Persaingan sumber daya manusia terjadi bukan hanya di tataran wilayah ataupun nasional, namun sudah terjadi secara global. Penting bagi kader-kader Pemuda Muhammadiyah untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas agar dapat berdaya saing secara global.
Gerakan internasionalisasi Muhammadiyah merupakan salah satu agenda utama yang dicanangkan oleh PP Muhammadiyah. Gerakan dalam skala internasional di berbagai dimensi ruang sudah dilakukan oleh Muhammadiyah. Muhammadiyah senantiasa terlibat aktif dalam berbagai konferensi tingkat dunia seperti interfaith dialog, ataupun konfrensi Internasional terkait dunia Islam.
Dalam bidang kemanusiaan Muhammadiyah aktif berkontribusi dalam berbagai bencana kemanusiaan yang terjadi di dunia. Dalam bidang Pendidikan, Muhammadiyah sudah mulai mendirikan instansi Pendidikan, seperti Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan Muhammadiyah College di Australia. Selain itu juga Muhammadiyah memiliki 28 cabang istimewa yang berada di berbagai belahan dunia.
Dengan gerakan-gerakan yang luar biasa ini, semestinya Pemuda Muhammadiyah penting untuk mensinergikan gerakannya dengan Muhammadiyah dengan aktif mengisi ruang gerakan internasionalisasi tersebut. Contoh sederhana dalam bencana kemanusiaan yang terjadi di Turki dan menewaskan lebih dari 41 ribu korban jiwa. Muhammadiyah menggalang aksi solidaritas kemanusiaan. Hal ini semestinya juga dilakukan secara aktif oleh Pemuda Muhammadiyah. Minimal memberikan instruksi kepada kekuatan struktural yang dimiliki untuk bersama-sama dengan Muhammadiyah bergerak untuk aksi solidaritas kemanusiaan tersebut.
Analisis Faktor Eksternal
Selanjutnya penulis ingin memberikan argumentasi dari faktor eksternal. Hari ini banyak isu-isu dan fenomena yang terjadi secara global dan dirasakan dampaknya hingga ke level akar rumput. Hal ini menunjukan sebuah keniscayaan bahwasannya kita bukan hanya menjadi bagian dalam sebuah wilayah tertentu, namun kita sudah menjadi bagian dari dunia. Contoh paling mudah yang kita rasakan dalam dua hingga tiga tahun terakhir adalah Covid-19. Virus yang berawal dari wuhan tersebar hingga ke seluruh dunia.
Dampaknya bahkan terasa hingga pelosok negeri, bukan hanya dampak kesehatan, namun juga dampak ekonomi, sosial dan lainnya. Banyak isu-isu global yang hari ini juga terasa hingga akar rumput dan penting bagi Pemuda Muhammadiyah untuk hadir menyuarakan isu tersebut. Sustainable Developmment Goals(SDGs), global heating, konflik besar antar negara, inter-faith dialogue, maraknya gerakan populisme dan ekstrimisme, isu-isu kemanusiaan yang tak kunjung usai dan lain-lain menjadi isu-isu yang penting untuk bisa diperhatikan oleh Pemuda Muhammadiyah.
Faktor internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh Pemuda Muhammadiyah mestinya menjadi tantangan dan peluang untuk dapat berperan mengisi ruang sebagai bagian dari masyarakat dunia. Melalui jalinan kerja sama dengan berbagai stakeholder, baik negara ataupun non-negara, Pemuda Muhammadiyah sangat bisa untuk memiliki peranan penting dalam menghadapi isu-isu global yang terjadi.
Pemuda Muhammadiyah yang sudah menginjak usia 90 tahun, sudah sangat pantas untuk mengembangkan sayapnya bukan hanya di tataran domestik, namun juga bersuara terkait isu-isu internasional. Pemuda Muhammadiyah akan melaksanakan Muktamar di Balikpapan, Kalimantan Timur pada tanggal 21-24 Februari 2023. Sebagai kader Pemuda Muhammadiyah, besar harapan saya untuk dapat melihat ke depannya Pemuda Muhammadiyah berperan sebagai salah satu aktor di dunia internasional. Selamat dan sukses untuk Muktamar Pemuda Muhammadiyah!
Fajar Iqbal Mirza, Kader Muhammadiyah