BALIKPAPAN, Suara Muhammadiyah – Ada yang istimewa dalam pembukaan Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah, selain dihadiri langsung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo beserta jajaran menteri kabinet Indonesia dan hadirnya banyak pejabat, juga turut berkesempatan hadir Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Presiden Jokowi, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor secara simbolis menabuh kendang tanda dibukanya Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah di Bumi Etam, Balikpapan, Kaltim.
Hadirnya Presiden RI ke-5 Megawati di pembukaan Muktamar kali ini menjadi sebuah momen spesial. Haedar menyebut Ibu Megawati bukan orang lain di lingkungan keluarga besar persyarikatan. Karena ibunya Fatmawati adalah putri dari Hassan Din, Tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Termasuk Bung Karno juga merupakan kader inthilan KH Ahmad Dahlan serta giat bermuhammadiyah saat di Bengkulu serta pernah menjadi Ketua Majelis Pendidikan dan Pengajaran di bumi raflesia tersebut.
Haedar Nashir menyebut Bung Karno begitu cinta dengan Muhammadiyah tepatnya saat Miilad Setengah Abad Muhammadiyah Bung Karno menyampaikan pidato “Makin Lama Makin Cinta Muhammadiyah”. “Bahkan Bung Karno menyampaikan ‘yang saya sesalkan setelah saya jadi Presiden mengapa saya tidak pernah ditarik iuran anggota Muhammadiyah’,” ungkap Haedar Nashir disambut gemuruh peserta Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Gedung Dome Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2023).
Sebagai pendiri persyarikatan, KH Ahmad Dahlanlah yang mengajarkan agama kepada Bung Karno. Sampai-sampai sang Proklamator tersebut pernah mengatakan dirinya masuk Muhammadiyah karena sesuai alam pikirannya, yakni Islam progresif yaitu Islam yang berkemajuan.
Sementara itu, Fatmawati adalah aktivis Nasyiatul ‘Aisyiyah. Pada 1946 saat Ibukota dipindah sementara ke Yogyakarta, Bung Karno mengundang para tokoh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah saat itu antara lain Bu Hayyinah hingga Ibu Badillah Zubair ke istana kraton Yogyakarta. Bung Karno berpesan agar ‘Aisyiyah turut mengajak Fatmawati untuk aktif kembali di ‘Aisyiyah.
Dalam kisah lainnya yang cukup mengharukan yaitu saat Fatmawati menjahit bendera merah putih dirinya menyenandungkan lagu Nasyiahku. “Inilah jejak sejarah yang sebagai sebuah spirit bahwa tokoh negeri ini baik KH Ahmad Dahlan, Nyai Dahlan adalah negarawan yang memiliki basis pemikiran selain nasionalisme juga religiusitas keislaman,” ungkap Haedar.
Haedar Nashir mengucapkan selamat atas terselenggaranya Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah di Kalimantan Timur. “Semoga berjalan baik, lancar dan dapat mengikuti Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang menjadi uswah hasanah dengan penuh martabat dan berkemajuan,” ucap Haedar.
Pemukaan Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah ini turut hadir Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Kaltim Isran Noor, para tokoh pimpinan lembaga lainnya dan peserta Muktamar dari Pemuda Muhammadiyah seluruh Indonesia. (Riz)