BALIKPAPAN, Suara Muhammadiyah – Presiden Joko Widodo mengharapkan Pemuda Muhammadiyah hadir menjadi garda dalam membangun Indonesia menjadi Negara maju. Harapan ini disampaikan presiden dalam pembukaan Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah di Gedung Dome Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2023).
Turut hadir Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir beserta jajaran PP Muhammadiyah, para menteri kabinet Indonesia Maju, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Kaltim Isran Noor, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto para tokoh pimpinan lembaga lainnya hingga peserta Muktamar dari Pemuda Muhammadiyah seluruh Indonesia.
“Saya betul-betul menaruh harapan besar kepada Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah ini untuk menyiapkan agenda besar dan langkah-langkah besar,” ungkap Jokowi.
Hal ini beralasan karena Muhammadiyah adalah nama besar dan telah menjadi brand besar sebagai organisasi pelopor organisasi pembaruan Islam di Indonesia. Selain itu jumlah pemuda di Indonesia saat ini sangat besar dengan ditandainya struktur demografi yang didominasi generasi muda.
Presiden Jokowi menyebut jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023 mencapai 280 juta jiwa, sementara itu jumlah pemuda yang berusia 16-30 tahun telah berjumlah sekitar 66,3 juta. Oleh sebab itu ke depan pemuda sangat penting bagi negeri ini. “Apalagi bonus demografi yang kita dapatkan jangan sampai menjadi beban, melainkan semestinya menjadi modal untuk melompat maju untuk menjadi Negara maju, adil dan berkemajuan. Indonesia maju,” ungkap Presiden Jokowi.
Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting. Jokowi mengajak bangsa ini perlu berkaca kepada Korea Selatan dan Taiwan menjadi Negara maju.
Mantan Walikota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta tersebut menegaskan Indonesia harus menjadi Negara maju. Kedua Negara tersebut baik Korsel dan Taiwan, ungkap Jokowi, memiliki produk yang sangat dibutuhkan oleh Negara lain maupun perusahaan-perusahaan besar. Korsel memiliki digital component yang semua Negara dan perusahaan membutuhkan hal tersebut, sementara itu Taiwan menjadi Negara pengembang chip terbesar di dunia yang menyebabkan banyak pihak tergantu pada mereka.
Maka Indonesia telah memulai langkah besar dengan harus mempunyai produk dan barang yang Negara lain tergantung. Bahan-bahannya Indoensia telah memilikinya seperti nikel, bauksit, dan timah, Presiden Jokowi mencontohkan salah satunya yaitu produksi EV Baterai atau baterai untuk mobil listrik.
“Nantinya ekosistem ini akan menjadi ekosistem besar dalam produksi mobil listrik. Nikel kita memiliki, kita juga memiliki tembaga, timah, bauksit ada semua di Indonesia,” tutur Jokowi. Ke depan semua dapat diintegrasikan dan bahan mentah itu tidak lagi diekspor.
“Nilai tambah yang akan kita dapat bisa berlipat-lipat. Jangan sampai kita sudah berpuluh-puluh tahun, bahkan beratus tahun sejak zaman VOC yang selalu kita ekspor adalah selalu bahan mentah, selalu row material sehingga nilai tambahnya kita tidak punya,” ungkapnya.
Dengan memproduksi komponen-komponen dari bahan mentah di dalam negeri dapat enciptakan lapangan kerja yang sangat besar. Serta tentu dapat memberikan manfaat yang besar bagi rakyat. (Riz)