Penggembira yang Menggembirakan

Catatan Musywil ke-13 Muhammadiyah - 'Aisyiyah Sumut di Padangsidimpuan

Penggembira yang Menggembirakan

Peserta dan Penggembira dari Pematang Siantar

Catatan Musywil ke-13: Penggembira yang Menggembirakan

Oleh: Syaiful Hadi JL

MUSYWIL yang MENGGEMBIRAKAN. Itulah suasana Musyawarah Wilayah ke-13  Muhammadiyah dan Aisyiyah Sumatera Utara yang berlangsung di Kota Salak Padangsidimpuan 17-19 Februari 2023 lalu. Diperkirakan hadir sekitar 10 ribu peserta dan penggembira. Jadilan Musywil yang menggembirakan.

Gambaran itu terlihat pada Sabtu pagi. Selesai subuh, penggembira mulai bergegas untuk berangkat menuju Alaman Bolak, di Pusat Perniagaan Kota Padangsidimpuan. Kapasitas Alaman Bolak yang terbatas, menjadikan panitia harus menggunakan sisi kiri dan kanan lapangan untuk kursi tamu yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Utara.  Arus tamu sudah mulai memadati Alaman Bolak, sementara acara baru berlangsung satu jam lagi. Nyaris tidak ada kursi yang bersisa.

Pemerintah Kota bersama Polri melakukan rekayasa lalulintas agar kepadatan Alaman Boleh tidak mengganggu total aktifitas masyarakat di sana.

Disisi kiri lapangan tampak, tim drumband, tapaksuci, HW, siap-siap untuk melakukan defile menuju Kampus UM-Tapsel, usai penutupan. Rombongan menuju Kampus untuk makan bersama. Makan siang dalam suasana yang penuh gembira.

Kemeriahan Musywil sudah terlihat sejak sebulan sebelum Musywil berlangsung. Panitia sudah mengirimkan form-link pendaftaran untuk didata guna menyiapkan pondokan penggembira. Tidak seperti Musywil Muhammadiyah dan Aisyiyah sebelumnya dimana penggembiran tidak diakomodasi. Panitia Musywil di Padangsidimpuan sejak jauh hari sudah membuka diri untuk menampung penggembira yang akan ditempatkan di pondokan amal usaha yang ada.

Kegembiraan terlihat dari sambutan Pimpinann Daerah, Cabang dan Ranting yang mulai mempersiapkan rencana keberangkatan dengan menyiapkan kendaraan baik sewa maupun pribadi. PRM Silimakuta, Pematang Siantar, misalnya membuat list dengan biaya yang harus ditanggung peserta. PCM Medan Tembung, bahkan menyiapkan rencana wisata-nya sekaligus. Demikian juga dengan PCM Tanjung Sari, Medan yang memasilitasi rombongan menuju kota Padangsidimopuan.

Satu Ranting Muhammadiyah yang jauh, yakni Ranting Hutapadang, Ulupungkut, Madina, berangkat tengah tengah malam untuk sampai di Padangsidimpuan pagi hari. Rombongana dari Hutapadang ini didominasi warga Aisyiyah. Demikian juga dengan rombongan dari Batahan, Natal dan kawasan pelosok Sumatera Utara.

Di Kampus UM-Tapsel panitia bekerja keras untuk menampung peserta. Panitia membentuk relawan (LO) penyambutan. Dengan menggunakan jas merah darah mahasiswa UM-Tasel sebanyak 50 orang  menanti penggembira dan peserta. Ada peserta yang belum mendapatkan jadwal kamar, oleh relawan kemudian diistirahkankan di ruang kuliah Kampus UM-Tapsel. Sedangkan penggembira diantar langsung ke lokasi penampungan.

Penggembira kemudian benar-benar bergembira saat proses pembukaan yan berlangsung di Alaman Bolak. Proses pawai/defile menuju Kampus UM-Tapsel menjadi moment yang tak kalah menariknya. Berjalan sejauh dua  kilometer dibawah terik matahari, tak menjadikan penggembiran mundur untuk ikut serta. Tapi ada juga penggembira yang tak kuat untuk berjalan kaki lalu memanfaatkan beca bermotor ( khas Padangsidimpuan) menuju kampus. Maka hampir dua jam kota Padangsidimpuan dibuat macet total.

Sesampainya di Kampus,  penggembira menikmati makan siang bersama dengan nasi kotak yang sudah disediakan panitia. Panitia menyediakan 7500 kotak nasi untuk makan siang. Sementara di tenda berwarna merah, peserta dihidangkan makanan ala fransmanan dengan lauk sambal ikan bledang. Suasana makan yang juga menggembirakan karena bisa saling bersilaturrahmi sesama peserta dan penggembira  dari berbagai daerah.

Aek Sijornih Menjadi Favorit

Suasana gembira lainnya adalah kunjungan ke Bazar Musywil yang berlokasi Kampus UM-Tapsel dan program wisata yang sudah dirancang penggembira secara mandiri. Kunjungan wisata yang paling favorite adalah AEK SIJORNIH yang berada di Kabupaten Madina, ditempuh 45 menit dari Padangsidimpuan. Inilah lokasi paling banyak dikunjungi.

Selain Aek Sijornih kunjungan juga banyak dilakukan di Sibio-bio kemudian Masjid Agung Syahrun Nur yang berada di Sipirok dan Masjid Jami’ Al-Hidayah di Parsalakan.

Musywi ke-13 memang menjad perhelkatan yang menggembirakan. Sekali lima tahun momentum seperti ini seharusnya memang perlu dipersiapkan, sama seperti bagaimana jutaan orang bergembira bersamaan dengan Muktamar.

Terima kasih panitia Musywil yang telah bekerja keras memberikan pelayanan terbaik untuk penggembira. Ada yang tak puas ? Pastilah, tapi semua penggembira sudah menikmati kegembiraan yang luas biasa.

Syaiful Hadi JL, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM Sumatera Utara

Exit mobile version