Penguatan Ideologi Gerakan dan Aktualisasi Program PP Aisyiyah 2023-2027
JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Penguatan ideologi memiliki arti penting bagi Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai organisasi Islam yang berwawasan moderat. Pasalnya, ideologi berperan sebagai pedoman yang membentuk sebuah kerangka acuan berpikir dan bertindak bagi segenap warga persyarikatan. Apalagi Muhammadiyah dan Aisyiyah saat ini berada di tengah kepungan tantangan ideologi yang dapat mengancam eksistensinya sebagai gerakan Islam berkemajuan.
Jauh-jauh hari Buya Syafii Ma’arif pernah menyampaikan, meski kita memiliki beberapa kelebihan, di sisi lain Muhammadiyah masih lemah dalam memberi substansi nilai-nilai ke-Islaman. Yang mana kita masih terlalu menekankan pada segi-segi praktis. Meski segi-segi praktis masih diperlukan. Tapi, tidak mencukupi untuk menghadapi tantangan yang begitu rupa. Intinya, warga Persyarikatan perlu senantiasa mencerdaskan diri, berbincang-bincang dengan Al-Qur’an. Jika kita tidak meningkatkan kapasitas pikiran kita, kita akan tertinggal.
Menaggapi hal tersebut, Pimpinan Pusat Aisyiyah pada Ahad, 26 Februari 2023 melakukan Rapat Kerja Pimpinan serta Peneguhan Ideologi yang berlangsung di dua tempat berbeda, yaitu di Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Dalam kesempatan tersebut Agung Danarto, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan bahwa melalui penguatan ideologi gerakan, Muhammadiyah dan Aisyiyah berhasil menorehkan berbagai capaian yang memuaskan dengan mendirikan amal usaha di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial. Dan salah satu capaian yang paling mencolok adalah jumlah amal usaha di bidang pendidikan setingkat PAUD dan TK menjadi yang terbanyak secara nasional bahkan internasional.
“Di muka bumi ini tidak ada organisasi yang memiliki PAUD dan TK sebanyak Aisyiyah,” ujarnya di Hall Siti Baroroh UNISA Yogyakarta.
Menurutnya, capaian ini karena adanya keterpanggilan dari segenap warga Persyarikatan. Mereka memiliki tingkat kesalehan sosial yang di atas rata-rata. Mereka pedulu kepada masyarakat dan lingkungannya. Dan yang terpenting, mereka selalu bersungguh-sungguh. Tanpa kesungguhan, kita pasti akan sangat kesulitan untuk membayangkan Muhammadiyah dan Aisyiyah bisa sebesar ini sekarang. Sehingga trilogi iman, ilmu, dan amal tidak akan pernah lepas dari nafas pergerakan Muhammadiyah dan Aisyiyah.
“Motivasi keagamaan ini harus terus kita pelihara, bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan di sekitarnya,” tegas Agung.
Dadang Kahmad, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi mengatakan, di tengah pergeseran kehidupan manusia yang semakin menuju ke arah individualisme, program penguatan ideologi di internal persyarikatan menjadi sangat penting. Dari tiga identitas Muhammadiyah yang salah satunya adalah sebagai gerakan tajdid (pembaharuan), Muhammadiyah dan Aisyiyah perlu melakukan langkah-langkah penyegaran dengan tetap berpedoman kepada Al-Qur’an dan Sunnah, serta terus mengikuti perkembangan dunia modern.
Oleh karena itu ia menambahkan, ada empat pilar masyarakat Islam yang unggul dan berkemajuan yang hendak diwujudkan oleh Muhammadiyah, yaitu beragama yang kuat dan kokoh, memiliki keilmuan yang tinggi, memiliki rasa kemanusiaan yang dalam, dan memiliki spiritualitas yang positif. Tentu hal ini tidak bisa dilakukan tanpa meneladani perilaku Nabi yang mulia.
Ketua Umum PP Aisyiyah Salmah Orbayinah mengungkapkan bahwa kehadiran Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Islam teraktualisasikan melalui gerakan di berbagai bidang kehidupan sosial masyarakat. Menurutnya, selain sebagai wahana penguatan ideologi, Rapat Kerja Pimpinan tersebut juga berfungsi sebagai tempat untuk menentukan program-program strategis kedepan.
“Kehadiran Aisyiyah harus semakin kokoh dan meluas, sehingga program-program yang dijalankan harus bersifat profesional, jujur, efektif, dan berkemajuan. Untuk itu seluruh pimpinan harus memiliki arah dan pandangan yang sama,” ujarnya. (diko)