BANDUNG, Suara Muhammadiyah — Mahasiswa program studi Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) Trisania Nurul Jannah berhasil meraih medali emas pada Olimpiade Sains Indonesia 4.0 bidang Bahasa Inggris pada Senin (27/2/2023).
Kompetisi itu merupakan ajang akademik untuk seluruh tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi seluruh Indonesia. Ajang Olimpiade Sains Indonesia 4.0 ini berlangsung secara online.
Mahasiswa yang akrab disapa Sania ini mengaku bersyukur dan senang atas raihan prestasi yang membanggakan dalam olimpiade. Sania menuturkan bahwa pada pelaksanaan ujian bidang bahasa Inggris, para peserta mendapatkan soal pilihan ganda. ”Jadi, soalnya itu kebanyakan mengarah pada tes reading. Soalnya pilihan ganda,” ucap Sania.
Dalam mempersiapkan ujian, Sania melakukan berbagai latihan seperti latihan tes toefl. ”Sebelum ikut kompetisi itu aku ikut join grup pasca toefl. Nah, di grup itu aku dikasih buku panduan yang isi soalnya mirip-mirip kaya toefl,” kata Sania.
Sania pun merasa bangga atas pencapaian ketiganya ini. Sebelumnya, Sania mengikuti tiga perlombaan bahasa Inggris. Lomba pertama ia berhasil meraih medali perunggu, lomba kedua mendapat perak, dan lomba ketiga ini mendapat medali emas. Prestasi ini bagi Sania menjadi motivasi dirinya agar wawasannya khususnya bahasa Inggris bisa meningkat.
”Bukan karena ingin banyak ikut lombanya, melainkan aku ingin menambah pengalaman dan wawasan di bidang bahasa Inggris, ini yang lebih penting,” tegas gadis asal Bandung ini.
Terasah saat SMA
Kecakapan bahasa Inggris Sania ternyata sudah terpupuk sejak SMA dan di pesantren tempatnya menimba ilmu. Rupanya saat SMA ada aturan santri harus atau wajib berinteraksi menggunakan bahasa Inggris.
Mulai dari situlah kemampuan Sania dalam bahasa Inggris semakin terasah. ”Waktu di SMA kita berinteraksi wajib berbahasa Inggris dan bahasa Arab,” tutur mahasiswa semester 4 ini.
Tidak hanya itu, Sania pun mengasah skill kemampuan bahasa asing ini dengan membaca tulisan yang berbahasa Inggris. Kebiasaan itu juga menambah pengetahuan dan kelihaian Sania dalam bahasa Inggris. ”Sebelum tidur itu aku sering baca-baca narasi di internet yang berbahasa Inggris,” terang Sania.
Bahkan perempuan yang bercita-cita ingin menjadi translator ini menjalin pertemanan dengan orang luar negeri. Dengan bercakap-cakap dengan orang asing, aku Sania, dirinya bisa menambahkan pengetahuan berbahasa.
”Aku waktu dulu sering mengobrol sama orang luar negeri lewat aplikasi. Meskipun kadang-kadang salah pas chatting-an, tetapi mereka suka koreksi kosakata aku,” ungkap Sania.
Meski terhalang oleh waktu, Sania tetap latihan bahasa Inggris dengan tekun. Bagi Sania, antara kuliah, latihan bahasa Inggris, bekerja, sama-sama penting. Terkhusus soal bahasa Inggris, Sania berpesan agar jangan takut belajar bahasa Inggris.
”Jangan takut salah dalam berbahasa Inggris. Kalaupun salah, justru hal itu bisa jadi pembelajaran bagi kita ke depannya untuk bisa lebih baik lagi,” tandasnya. (FK)