Oleh: Najmuddin Saifullah
الحَمْدُلِلَّهِ الكَرِيْم الرَّحْمٰنُ .عَلَّمَ الْقُرْاٰنَ . خَلَقَ الْاِنْسَانَ .عَلَّمَهُ الْبَيَانَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Setiap anggota badan yang ada pada tubuh manusia merupakan ciptaan Allah dan Allah pula yang menjadikannya memiliki tugas untuk menopang tubuh tersebut. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Insan ayat 2 berikut ini:
اِنَّا خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَاجٍۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur. Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan) sehingga menjadikannya dapat mendengar dan melihat.”
Ayat tersebut menjelaskan proses terbentuknya tubuh manusia dan masing-masing anggota tubuh memilik fungsinya, seperti melihat dan mendengar. Ada banyak sekali anggota badan yang berjalan sesuai tugasnya, mata untuk melihat, kaki untuk melangkah, lambung untuk mencerna makanan, dan lain sebagainya. Imam Al-Ghazali dalam kitab Minhajul ‘Abidin mengkhususkan lima Anggota badan yang apabila seorang mukmin bisa menjaganya, maka ia akan meraih taqwa, istilahnya adalah taqwa al-a’d}a>i al-khamsah, bisa diartikan sebagai panca organ ketakwaan. Lima anggota badan tersebut adalah mata, telinga, lisan, hati, dan perut.
Pertama, menjaga mata. Allah SWT mewajibkan kepada kita untuk taat kepadan-Nya dan menjaga mata, karena mata merupakan pintu masuk fitnah dan luka. Dalam surat an-Nur ayat 30 disebutkan:
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang mereka perbuat.”
Menundukkan pandangan bisa menyucikan hati dan memperbanyak ketaatan. Apabila tidak melaksanakannya, maka potensi untuk melihat yang haram bisa muncul, yang mana itu merupakan dosa.dalam sebuah riwayat disebutkan “Apabila seorang hamba melihat yang haram, maka hatinya akan tertutup sebagaimana makanan yang tertutup dalam sebuah wadah, artinya hatinya tidak akan bermanfaat. Apabila ia banyak melihat hal yang mubah maka hati akan dipenuhi bisikan untuk lalai terhadap hal tersebut, sehingga hatinya akan disibukkan terhadap hal yang mubah itu dan terputus dari kebaikan. Apabila ia tidak melihat keduanya dalam artian selalu ghaddul bashar, maka hatinya akan tentram.
Jama’ah jum’at yang berbahagia
Kedua adalah menjaga telinga. Kita diperintahkan untuk menjaga telinga dari perkataan yang keji dan perkataan yang sia-sia. Telinga merupakan tempat masuknya informasi dari orang yang berkata. Sehingga perkataan yang baik bisa masuk melalui terlinga, dan bisikan keji juga bisa diterima oleh telinga. Oleh sebab itu pandai-pandailah bagi kita untuk memilih tempat yang di sekelilingnya terdapat ucapan baik, seperti majelis taklim, masjid, dan memperbanyak murottal. Sebisa mungkin jauhi tempat yang banyak terdapat ucapan buruk, yaitu kumpulan orang yang sedang ghibah, tempat musik jahiliyah, dan lainnya.
Ketiga, menjaga lisan. Menjaga lisan sangat urgen dalam kehidupan sehari-hari, bahkan kita harus mengikat dan menutupnya dikarenakan besarnya akibat yang bisa disebabkan oleh lisan seperti kerusakan dan permusuhan. Rasulullah SAW pernah ditanya sahabat tentang bahayanya lisan, “apa yang paling engkau takutkan untukku?” kemudian beliau menjawab sambil memegang lisannya: “ini”. Lisan yang tidak digunakan untuk berzikir maka akan menjadi lisan yang sia-sia, apalagi lisan yang digunakan untuk ghibah, maka ia akan hancur. Perumapamaan orang yang ghibah adalah ia menyiapkan ketapel, kemudian melempar kebaikan yang ia miliki dengan ketapel tersebut ke arah timur dan barat, kanan dan kiri. Muadz bin Jabal pernah dinasehati Rasulullah SAW perihal lisan: “cukupkanlah lisanmu untuk membaca al-Qur’an dan menuntut ilmu. Dan janganlah memecah belah manusia dengan lisanmu, karena hal itu menyebabkanmu menjadi anjing neraka”.
Keempat adalah menjaga hati. Wajib bagi kita menjaga hati dan memperbaikinya dengan amal shalih. Karena hati adalah tempat di mana kita menyimpan semua rahasia dan niat. Sehingga isi hati manusia inilah yang dilihat oleh Allah SWT, sebagaimana sabda Nabi SAW:
عَنْ أبي هُريْرة قَالَ: قالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: إِنَّ الله لا يَنْظُرُ إِلى أَجْسامِكْم، وَلا إِلى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وأعمالكم رواه مسلم
“Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: ‘sesungguhnya Allah tidak melihat jasad kalian, tidak pula bentu rupa kalian, akan tetapi Allah melihat ke hati dan amal kalian”
Hati merupakan pusat kendali dan raja bagi tubuh. Seluruh anggota tubuh yang lain adalah pengikut bagi hati. Apabila raja dalam tubuh istiqamah menjalankan syariat, maka anggota tubuh lain juga mengikutinya. Sebaliknya, apabilan hati rusak, maka rusak pula anggota tubuh yang lain.
Jama’ah jum’at yang berbahagia
Kelima, menjaga perut. Kedudukan perut sangat krusial dalam tubuh manusia. Ia merupakan tempat berlabuh nutrisi yang dimasukkan ke tubuh. Makanan halal, syubhat, maupun haram masuk semuanya ke perut dan pada akhirnya mempengaruhi orang yang memakannya. Makanan haram yang masuk ke perut bisa menyebabkan orang masuk neraka, sebagaimana dalam surat an-nisa’ ayat 10 disebutkan:
اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ الْيَتٰمٰى ظُلْمًا اِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَارًا ۗ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”
Oleh sebab itu, penting bagi kita memeriksa apa yang kita makan. Dari mana makanan berasal dan kandungan apa yang terdapat dalam makanan tersebut. Karena makanan halal yang kita konsumsi akan mendatangkan keberkahan dan manfaat.
Demikian lima anggota tubuh yang harus kita jaga untuk meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT. Karena lima anggota tubuh di atas bisa menjadikan kita rugi apabila tidak menjaganya, bisa pula menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa dengan cara menjaga dengan baik.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Pada khutbah kedua ini, marilah kita berdoa kepada Allah SWT, agar kita senantiasa diberikan hidayah untuk menjaga mata, telinga, lisan, hati, dan perut kita. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari bimbingan Allah bisa tercermin melalui perbuatan baik kita.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Thalabah Pengabdian Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah