YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Mufti Negeri Perlis, Dato’ Arif Perkasa Dr Mohd Asri Zainul Abidin (Dato’ MAZA) beserta rombongan Jawatan Kuasa Fatwa Negeri Perlis Malaysia melakukan kunjungan ke Grha Suara Muhammadiyah pada Jumat sore (3/3/2023). Rombongan disambut langsung oleh Direktur Utama Suara Muhammadiyah Deni Al Asyari beserta para direksi lainnya.
Di sela-sela berbelanja beberapa buku, pakaian, dan souvenir di Toko Suara Muhammadiyah, Mufti Perlis mengaku salut dengan konstribusi Muhammadiyah. Menurutnya, Muhammadiyah telah berperan besar dalam pembaruan pendidikan Islam dan kemajuan umat Islam di Nusantara.
Peran Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi contoh bagi ormas keagamaan lainnya. “Ini kebanggaan dengan apa yang Muhammadiyah miliki untuk dilihat, dikaji, dan diambil teladan yang baik, contoh yang baik bagi ormas-ormas lain yang ada di Indonesia,” ujar Dato’ MAZA.
Tajdid ataupun reform yang dilakukan oleh Muhammadiyah, kata Dato’ MAZA, memberi nafas segar bagi masa depan Islam. “Kami sendiri begitu terpuja dan terkagumi dengan apa yang dilakukan 100 tahun Muhammadiyah,” tukasnya. Selama kunjungan, rombongan telah berkunjung ke beberapa amal usaha Muhammadiyah.
Ia juga mengapresiasi keberadaan Suara Muhammadiyah sebagai salah satu amal usaha yang bergerak di bidang literasi dan pencerdasan masyarakat. “Buku merupakan bahan yang penting dalam pendidikan. Namun belakangan ini di zaman media sosial, orang-orang mulai kurang atau tidak banyak membaca buku.”
Sebab itu, ke depan, ia berharap Muhammadiyah mulai memperluas produksi pemikiran-pemikiran pencerahan di berbagai platform media sosial. “Tujuannya supaya pemikiran Muhammadiyah bisa diedarkan dalam masyarakat,” ulasnya.
Dato’ MAZA juga optimis dengan kerjasama antara Muhammadiyah dan Negeri Perlis. Saat ini, Muhammadiyah telah mendirikan Universitas Muhammadiyah Antarbangsa Malaysia (UMAM). Ke depan, Muhammadiyah dan Negeri Perlis akan meluaskan kerja sama. “Banyak sekali persamaan antara Perlis dan Muhammadiyah.” Kunjungan ini dalam rangka saling membangun hubungan baik. “Pepatah Indonesia: tak kenal maka tak sayang,” tukas Dato’ MAZA. (Ribas)