Meneguhkan Persatuan Umat

KIAA

Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) I Foto Dok ANRI

Meneguhkan Persatuan Umat

Oleh: Tito Yuwono

Persatuan ummat, kita dambakan

Serta diikhtiarkan

Bercerai-berai kita tinggalkan

Karena melemahkan

 

Rasulullah ﷺ yang mulia

Mengingatkan kita

Berjamaah adalah rahmah

Bercerai-berai adalah adzab

 

Rasulullah ﷺ yang mulia

Mengingatkan kita

Cinta dunia dan takut mati

Menyebabkan lemahnya ummat ini

Persatuan ummat adalah sesuatu yang kita dambakan dan kita ikhtiarkan. Persatuan ummat ini merupakan asas untuk hidup tenang, damai dan berperadaban. Jika ummat berpecah dan bercerai berai maka hidup tidak akan tenang, tidak akan damai dan akan tertatih-tatih dalam melakukan perbaikan maupun pembangunan. Dengan persatuan ummat, maka akan terjadi sinergi, saling bekerja sama (berta’awun) dalam kebaikan. Dengan demikian ummat akan mudah maju dan berperadaban. Bercerainya berainya ummat akan menguras energi. Apalagi jika sampai terjadi peperangan antar ummat maka bukan lagi majunya peradaban tapi mundurnya peradaban.

Begitu pentingnya persatuan ummat dan jeleknya bercerai berai, Allah Ta’ala mengingatkan kita dalam Quran Surat Ali-Imran ayat 103.

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Dari Surat Ali Imran di atas kita diingatkan untuk bersatu dengan memegang tali agama Allah Ta’ala.  Memegang tali agama Allah Ta’ala adalah kunci dari persatuan. Sebaliknya berpaling dari agama Allah adalah pintu perpecahan. Sehingga agama ini adalah rahmat, serta dapat berpegang teguh dan istikamah memegang agama adalah nikmat. Dulu pada masa jahiliah, banyak antar kelompok bermusuh-musuhan. Sehingga kenikmatan yang besar adalah Allah Ta’ala mempersatukan dan membuat bersaudara.

Maka ummat masa ini dan masa depan hendaknya tidak mempunyai karakter bermusuhan antar ummat yang merupakan kebiasaan pada masa jahiliah dulu. Jika masih ada yang suka bermusuhan maka ini tanda-tanda karakter jahiliah.

Juga Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa bersatu dan berjamaah itu rahmat dan berpecah itu adalah azab. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ

Artinya: “Berjama’ah adalah rahmat sedangkan berpecah-belah adalah adzab.” (HR Imam Ahmad)

Runtuhnya persatuan juga akan mengakibatkan ummat ini akan mudah dijajah dan dimangsa oleh musuh yang menghendaki ummat ini hancur. Bahkan ﷺ mengumpamakan seperti makanan yang dimangsa oleh orang-orang lapar. Juga seperti buih di laut yang dipermainkan ombak besar. Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud.

وشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Artinya:”Hampir saja bangsa-bangsa memangsa kalian sebagaimana orang-orang lapar menghadapi meja penuh hidangan.” Seseorang bertanya, “Apa kami saat itu sedikit”? Beliau menjawab, “Bahkan jumlah kalian saat itu ada banyak, tetapi kalian seperti buih di laut. Allah sungguh akan mencabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan Allah sungguh akan mencampakkan penyakit wahn ke dalam hati kalian.” Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apa itu wahn? Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati”.

Orang yang cinta dunia akan cenderung melupakan agama untuk mengejar-ngejar dunia tersebut. Sehingga ketika hidup melupakan agama maka ini merupakan pintu perpecahan. Orang yang cinta dunia juga akan menjual agamanya, dan menjadi musuh ummat dari dalam. Kita sering saksikan model-model orang seperti ini yang setiap perkatannya merendahkan Islam dan kaum muslimin, serta membuat kaum muslimin sakit hati. Banyaknya orang model seperti ini akan merapuhkan kekuatan ummat Islam. Kemudian ketika ummat dihinggapi penyakit takut mati, maka berdampaknya untuk takut berjuang dan berkorban di jalan Allah.

Maka begitu pentingnya persatuan dan kekuatan ummat maka ikhtiar-ikhtiar perlu diusahakan. Terutama penyadaran kepada seluruh elemen ummat. Berkaitan dengan ikhtiar ini, insyaa Allah akan kami sampaikan pada artikel mendatang.

Demikian tulisan ringan ini, Allah Ta’ala satukan hati-hati kita serta Allah Ta’ala karuniakan persatukan ummat ini, sehingga ummat ini menjadi ummat yang kuat, bangsa yang aman, bangsa yang tenang,  dan bangsa yang memegang agama Allah Ta’ala. Dengan demikian akan semakin ringan mengerjakan amal ibadah dan kerja-kerja untuk ummat berkemajuan.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version