Dosen FIKES Uhamka Tanggapi Musibah Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Uhamka

Gedung FEB Uhamka Foto Dok Uhamka/SM

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pipa bahan bakar minyak BBM di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara terbakar pada 3 maret 2023 malam. Dalam sekejap, ledakan-ledakan yang terjadi menimbulkan kebakaran hebat yang berakibat terhadap perumahan warga di daerah Tanah Merah Bawah RT 12 RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Terhitung hingga Sabtu, 4 Maret 2023 pukul 00.39 WIB, korban yang terjatuh telah mencapai 17 orang yang terdiri dari 15 orang dewasa dan 2 anak-anak. Sejumlah rumah warga dan beberapa kendaraan juga hangus terbakar.

Di lain hal, korban luka-luka telah mencapai 50 orang, yang terdiri dari 49 orang dewasa dan 1 anak-anak. Korban-korban ini ditempatkan di tiga rumah sakit berbeda, diantaranya RS Mulyasari, RS Tugu, dan RS Pelabuhan.

Dilansir Tempo, Aini (57), seorang saksi yang berasal dari warga sekitar lokasi kebakaran mengungkapkan bahwa ia menyaksikan beberapa warga muntah dikarenakan oleh bau bensin yang menyengat. Ia juga melihat warga berbondong-bondong berlarian menuju masjid At-Taubah (masjid sekitar lokasi) untuk mencari bantuan.

Ony Linda selaku Dosen Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) turut mengungkapkan akan dampak dari musibah ini, bahwa musibah ini dikatakan sebagai tragedi yang menyedihkan, terjadi di pemukiman padat penduduk sehingga berdampak kepada banyak aspek kehatan diantaranya gangguan pernafasan, pusing, hilang kesadaran, serta gangguan kesehatan lainnya.

Ony mengungkapkan, “Dalam tragedi ini, memiliki dampak yang begitu menyedihkan adalah aspek kesehatan berupa gangguan pernafasan, pusing, hilang kesadaran, serta gangguan kesehatan lainnya. Hal ini dapat diakibatkan oleh paparan uap bensin yang mengandung ratusan senyawa kimia berbahaya bagi tubuh dalam jumlah besar dan waktu lama” tuturnya.

“Uap tersebut menyebar secara massif ke saluran pernafasan dan mengiritasi paru-paru sehingga oksigen tidak dapat terdistribusi baik ke seluruh tubuh dan menyebabkan kematian sel-sel sehat. Kekurangan oksigen dalam waktu singkat dapat menyebabkan pingsan sampai kematian,” tutur Ony.

Ony menambahkan bahwa, “upaya pencegahan ke depan adalah merelokasi penduduk ke tempat yang tidak berisiko dengan kejadian yang sama atau menata ulang lokasi depo sehingga relatif aman beroperasi,” ujarnya. (latif/riz)

Exit mobile version