BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ahad, 26 Februari 2023, SD Muhammadiyah 7 Bandung menyambut kedatangan sejumlah siswa, guru dan kepala sekolah dari SD Muhammadiyah 1 Aek Kanopan Sumatera Utara. Kedatangan rombongan Aek Kanopan ke Bandung merupakan realisasi program student exchange yang berjalan setiap tahun sejak tahun 2016, namun sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 dan baru kembali terlaksana pada tahun 2023.
Program student exchange atau pertukaran pelajar ialah program yang diperuntukan bagi para siswa untuk memperoleh pengalaman belajar, dan mengenal budaya di daerah yang baru mereka tinggali.
Sebelumnya Kepala SD Muhammadiyah 1 Aek Kanopan dalam KTT Kepala Sekolah SD/MI di Jakarta ia menjalin komunikasi ke beberapa sekolah Muhammadiyah terbaik di pulau Jawa. Salah satunya ialah SD Muhammadiyah 7 Bandung yang menjadi salah satu sekolah tujuan agenda student exchange ini. SD Muhammadiyah 7 Bandung merupakan destinasi ketiga dari rangkaian agenda, sebelumnya para peserta berkunjung ke SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya dan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta.
Ini merupakan kedua kalinya kunjungan SD Muhammadiyah 1 Aek Kanopan ke SD Muhammadiyah 7 Bandung, sebelumnya sempat juga berkunjung dengan program yang sama pada tahun 2017. Selama 3 hari sejumlah 13 siswa siswi dari Aek Kanopan yang berasal dari kelas 5 dan 6 mereka disambut dengan hangat layaknya keluarga sendiri oleh orang tua asuh, dan tinggal bersama perwakilan orang tua siswa SD Muhammadiyah 7 Bandung yang telah terpilih. Mereka mengikuti berbagai kegiatan mulai dari berkegiatan di rumah teman asuhnya, pembelajaran di kelas, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, praktik STEAM, berkunjung ke museum Sri Baduga, hingga keliling kota dengan moda transportasi wisata khas Bandung yaitu Bandros.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Aek Kanopan Rudi Candra Simbolon, ia menjelaskan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya student exchange yang diinisiasi sejak lama ini merupakan kegiatan yang sangat banyak manfaat dan tujuannya, salahsatu diantaranya ialah mengenalkan kepada peserta didik bahwa lingkungan sekolah di pulau Jawa kulturnya berbeda dengan yang ada di Labuhanbatu, mereka akan belajar bagaimana menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, jadi IKM yang nyata itu ini, kita melatih kemandirian dan tanggung jawab kepada peserta didik.
“Kegiatan ini kebermanfaatannya sangat luas, baik itu untuk anak anak melakukan pembelajaran di pulau Jawa harapannya membuka mindset membuka cakrawala berpikir mereka. Tujuan untuk guru-guru juga nantinya akan mengadopsi beberapa temuan baru dan akan kami terapkan di sekolah. Niat kami ialah tholabul ilmi, alhamdulillah kami disambut dan diterima dengan baik di sekolah-sekolah tujuan, terutama di SD Muhammadiyah 7 Bandung, mereka menyambut kami dengan luar biasa kental dengan rasa kekeluargaan bahkan penyambutan dan pengantaran kembali pun difasilitasi oleh sekolah dan orangtua siswa, itu sangat berkesan bagi kami. Saya apresiasi dan sangat berterimakasih kepada seluruh civitas akademika SD Muhammadiyah 7 Bandung yang telah bekerja sama.”terang Rudi.
Sementara itu kepala SD Muhammadiyah 7 Bandung Iwan Kurniawan, M.Ag. dalam agenda serah terima dengan orang tua asuh, ia menyambut baik program student exchange yang digalakan oleh SD Muhamamdiyah 1 Aek Kanopan ini, “Program ini sangat baik untuk melatih kemandirian dan tanggungjawab peserta didik, selain itu, tentu saja mereka harus belajar beradaptasi dengan lingkungan baru, meskipun pada awalnya mungkin merasa takut karena jauh dari orang tua selama beberapa hari, namun pengalaman yang didapatkan pada akhirnya akan membantu mereka mengembangkan kepercayaan diri sehingga mereka akan lebih siap dalam menghadapi tantangan di kemudian hari.”ujar Iwan.
SD Muhammadiyah 7 Bandung sendiri beberapa tahun kebelakang tepatnya tahun 2017, pernah melakukan agenda serupa ke negara tetangga yaitu Malaysia. “Di tengah zaman yang semakin multikultural dan saling berhubungan, kita perlu menyiapkan generasi sekarang dengan baik, agar di masa depan dapat berkomunikasi dengan orang-orang dari semua budaya dalam lingkungan internasional. Belajar di luar daerah bahkan luar negeri menjadi opsi yang dipilih agar peserta didik mendapatkan pengalaman yang bermanfaat mulai dari keragaman budaya, bahasa, menambah teman, dan melatih kecakapan serta percaya diri.”pungkas Iwan.
Program student exchange atau pertukaran pelajar ini merupakan program yang sangat positif dan banyak sekali kebermanfaatnya baik bagi peserta maupun sekolah penyelenggara. Mengingat program “Merdeka Belajar” yang digalakan oleh Mendikbudsristek Nadiem Makarim, program ini bisa dinyatakan sebagai salah satu bentuk nyata dari Implementasi Kurikulum Merdeka, peserta akan mendapatkan pengalaman baru dengan mengeksplor keberagaman budaya dan berkesempatan memperluas jaringan serta penanaman wawasan kebangsaan dan kebinekaan sejak dini. (Zaenal Arifin)