KENDAL, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Kendal Batang (Umkaba) melalui mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Gizi melakukan sosialisasi Paguyuban Kader Gizi Desa (Pakades Siaga), sebuah program pengabdian masyarakat ke salah satu Lokasi khusus (lokus) yang dinilai oleh Pemkab Kendal sebagai desa Prioritas Percepatan Pencegahan Stunting Terintegrasi, yaitu Desa Purwosari, Kec. Patebon, Kendal.
Ketua Tim Pelaksana program Pakades Siaga Umkaba, Ardian Candra Mustikaningrum mengatakan, Pakades Siaga sebagai sarana promotif Percepatan Penurunan Stunting.
Ardian menjelaskan, Stunting masih menjadi permasalahan gizi yang dihadapi Indonesia yang disebabkan kekurangan gizi pada Balita. Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
“Data yang diperoleh dari Riskesdas tahun 2018 angka stunting secara nasional pada Balita dengan kategori sangat pendek 11,5% pendek 19,3%. Berdasarkan Data di Jawa Tengah, Balita dengan angka stunting kategori pendek 11,2% dan pendek 20,1%. Di Kabupaten Kendal pada tahun 2021 pravelensi angka stunting pada Balita mencapai 9,5%” kata Dian, pada Kamis (2/3) di balai Desa Purwosari.
Di hadapan 35 kader Posyandu, Dian menyampaikan, bahwa Kab. Kendal merupakan daerah demografi pegunungan dan pesisir. Berdasarkan survey pendahuluan beberapa, pengetahuan & pola asuh gizi serta pemenuhan kebutuhan dalam rumah tangga daerah pegunungan dan pesisir tidak terdapat perbedaan, diantaranya adalah dalam praktik pemberian ASI eksklusif didaerah pegunungan dan pesisir cenderung belum sepenuhnya dalam pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar 66,7%.
Ardian Candra Mustikaningrum yang juga Dosen Program Studi S1 Gizi Umkaba menambahkan terdapat beberapa hal yang bisa mempengaruhi terjadinya stunting. “Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini dan tidak sehat, ibu hamil dengan riwayat anemia, pernikahan dini pada remaja dan pola pengasuhan serta lingkungan dapat memberikan pengaruh terhadap kejadian stunting” ungkapnya.
Dia berharap masyarakat tidak lagi melihat stunting hanya sebatas masalah kesehatan, tetapi juga kemanusiaan.
“Publik paham bahwa ini bukan sekedar masalah makanan. Kami melihat sendiri di lapangan orang tua yang punya ternak dan kebun namun memiliki anak stunting. Ini bukan masalah ketersediaan pangan, tapi pemahaman yang dibutuhkan untuk membuat pilihan yang bijak yang bisa mengoptimalkan kesehatan generasi bangsa ke depannya” pintanya.
Dia menambahkan, kegiatan ini ada tindak lanjut aksi nyata, yaitu membentuk dan mendirikan dapur sehat untuk kader serta edukasi melalui kegiatan Emo Demo pentingnya ASI Eksklusif
“Ke depan kami membentuk kegiatan pendidikan & pelatihan bagi kader , misalnya pembuatan menu gizi seimbang untuk pencegahan stunting’ ujarnya.
Sedangkan Kepala Desa Purwosari, Nur Wahid mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa dan dosen Umkaba di desa yang dipimpinnya.
“Kagiatan ini sebagai bentuk kerja sama antara Umkaba dengan pemerintah desa dan masyarakat desa Purwosari dalam rangka untuk bersama-sama menurunkan angka stunting” kata Nur Wahid didampingi Sekdes, Sugiharti dan jajaran ahli gizi Puskesmas Patebon.
Dia berharap kegiatan ini bisa berlanjut, tidak hanya memahami tentang stunting, tetapi ke depan ada tindak lanjut yang nyata dan berkelanjutan melalui program Pakades Siaga sehingga angka stunting bisa turun. (dian)