Menimbang Pernyataan Menko PMK tentang Jam Masuk Sekolah di NTT
Oleh: Dr Masud HMN
Ketika Gubermur Nusa Tenggara Timur memberlakukan jam sekolah dimulai jam lima tiga puluh pagi Muhadjir Effendi sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan manusia menyatakan akan mencoba dulu. Kalau baik ditetapkan katanya dengan nada enteng. Memang sebelumnya sudah banyak pihak menyatakan persetujuan.
Alasan mereka yang membenarkannya dengan menyamakan dengan seperti Pesantren. Sudah berlansung lama. Ternyata baik-baik saja.
Akan tetapi dalam pikiran sang Menteri yang berlatar belakang pendidikan manajemen secara akademik professional masalah tersebut harus dipelajari. Antara lain dampak administrasi dan manajerial. Adakah penjelasan yang dapat menjelaskan dua aspek itu.
Misalnya transportasi anak dan guru guru yang siap. Karena setiap perubahan satu sektor akan berdampak pada sektor lain. Termasuk sarana lainnya. Melalui pertimbangan demi belajar yang dimuli pukul 5.30 pagi itu dijalankan atau tidak.
Sang Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga pernah menjadi Menteri Pendidikan Kebudayaan sebelumnya memang kita kenal seorang professional, adiminstasi manajemen yang mumpuni ilmunya. Kelahiran Madiun Jawa Timur, 29 Juli 1956 menamatkan S3 atau program Doktornya di Universitas Gadjah Mada.
Terlibat dalam bidang pendidikan diawalinya dari Rektor I Universitas Pendidikan Malang, kemudian jabtan Rektor dalam tiga periode Universitas Muhammadiyah Malang. Lalu menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2016 sampai 2019.
Dalam lingkungan organsasi Muhammadiyah Muhadjir Effendi tidak asing lagi. Karena menjadi Pimpinan Pusat Muhmamadiyah terpilih oleh Muktamar Makasar tahun 2015 dan Mukamar
di Solo tahun 2022 yang baru lalu. Ia dipercaya memegang bidang yang ditekuni ialah bidang pembangunan sumber daya manusia.
Demikianlah Muhajir Effendy tokoh yang profesional dalam bidang pendidikan yang kita kenal. Tidak itu saja ia adalah orang yang terlibat dalam kajian strategis milter. Ia menulis buku yang berjudul Profesional Militer Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pribadi yang sederhana ini mempunyai dua anak dan satu isteri menamatkan Pendidikan Guru Agama (PGA) tahun pada 1974. Menyandang lencana satya karya satya tahun 2010 dan status pegawai negeri sipil sebagai dosen.
Penulis mengenal beliau sebagai orang penting di Universitas Muhammadiyah (UMM) Malang. Ketika itu kami menyelenggarakan Seminar berjudul Masyarakat Utama kerjasama antar Pimpinan.
Pada akhirnya kita berharap semoga peran beliau dalam fungsinya tetap jalan. Hingga kita semua memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dalam rangka Muhammadiyah yang berkemajuan. Dr Masud HMN, adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta