YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Progam Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat pada Rabu (8/3/2023). Kegiatan yang berlangsung di aula kantor Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Jl. K.H. Ahmad Dahlan Yogyakarta ini mengambil tema “Pemberdayaan Kader Kesehatan Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat dan Aplikasi Teknologi dalam Peningkatan Kesehatan Penyakit Degeneratif.”
Dalam sambutannya, Salmah Orbayinah, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah sekaligus dosen Farmasi UMY menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan tentang manfaat obat tradisional untuk kesehatan lebih khusus lagi pemanfaatan daun binahong untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. “Secara praktis yang nanti akan dilakukan juga praktik pembuatan teh celup dari daun binahong.”
Selain itu, pengabdian masyarakat kali ini disebut Salmah juga sebagai bagian dari kegiatan sosialisasi dan penggunaan aplikasi MOTOGA APP yang merupakan hasil pengembangan dari apt.Pinasti Utami, M.Sc; dan tim dari Prodi Farmasi UMY. “Aplikasi ini sudah didesain dan dirancang ibu Pinasti Utami yang nanti tujuannya mengetahui cara pengobatan penyakit degeneratif dengan obat tradisional,” terang Salmah.
Dalam kesempatan yang dihadiri kader kesehatan dari Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Argorejo , Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Kauman dan Karyawan PP ‘Aisyiyah berjumlah total 36 peserta ini Salmah juga menyampaikan mengenai manfaat dari daun binahong (Anredera Cordifolia) sebagai obat tradisional.
Salmah menyampaikan bahwa menurut International Diabetes Federation (IDF) penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam pada tahun 2021 mencapai 19,5 juta orang. Padahal, di tahun 2019 angkanya sebesar 10,7 juta. Hal ini menandakan bahwa ada peningkatan hampir sembilan juta hanya dalam dua tahun atau tepat selama pandemi covid terjadi. “Dengan adanya penambahan hampir 2 kali lipat itu menyebabkan Indonesia berada di peringkat ke-5 kasus diabetes terbanyak di dunia,” terang Salmah.
Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dijelaskan Salmah adalah salah satu tanaman yang dapat berpotensi sebagai alternatif dalam mengatasi DM dan hiperkolesterolemia. “Berdasarkan penelitian, senyawa flavonoid yang terdapat pada daun binahong merupakan senyawa fenolik alam yang berpotensi sebagai antioksidan, dimana senyawa antioksidan dapat menangkal radikal bebas. Ekstrak daun binahong menunjukkan efek yang baik dalam menurunkan kadar kolesterol total dan glukosa darah,” terangnya.
Terlebih lanjut Salmah, kini penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung mengalami peningkatan dengan adanya isu back to nature dan krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang relatif lebih mahal harganya. Akan tetapi sayangnya belum banyak masyarakat memahami bagaimana mengolah daun binahong menjadi minuman maupun dimasak.
Oleh karena itu kegiatan pengabdian masyarakat ini juga menghadirkan Pakar Herbal yang juga merupakan Dosen Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Kintoko. Teh celup herbal merupakan bahan minuman praktis yang mudah dibuat dengan biaya yang tidak terlalu besar. “Pemanfaatan daun binahong untuk teh celup menjadi sangat mungkin dilakukan dengan maksud untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah pada orang yang menderita hiperkolesterolemia dan diabetes mellitus,” ujar Salmah.
Marlyn Dian Laksitorini, Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada menyampaikan bahwa obat tradisional dapat membawa manfaat bagi tubuh jika digunakan dengan tepat. Ia menjelaskan bahwa obat tradisional dapat digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit ringan, menjaga daya tahan tubuh, dan juga dapat memberikan efek menenangkan.
Toga dijelaskan Marlyn bisa membawa manfaat bagi siapa saja akan tetapi memang menurutnya perlu diperhatikan penggunaan bagi ibu menyusui, ibu hamil, atau usia yang lansia karena ketika lansia memiliki sistem metabolisme yang lebih lambat dibandingkan usia muda. (Suri)