JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Gelaran Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta Alhamdulillah terselenggara dengan sukses dan bermartabat. Setelah itu berlangsung Musyawarah Wilayah di seluruh Indonesia yang kemudian disusul dengan Musyawarah Daerah hingga Musyawarah Cabang dan Ranting.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas menyambut baik upaya struktur Muhammadiyah di mana pun berada untuk mengadakan Musyawarah sebagai bentuk tertib organisasi dan sebagai contoh nyata dalam berdemokrasi yang bermartabat.
“Ketika para pengamat ada yang menyatakan bahwa demokrasi sekarang ini sedang sakit keras sebetulnya tidak perlu pesimis, karena Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi keagamaan berbasis massa yang tertib organisasinya itu sebetulnya membantu demokrasi dan demokratisasi,” ungkap Busyro Muqoddas dalam pembukaan Musywil ke-22 Muhammadiyah DKI Jakarta di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (11/3/2023). Dirinya pun bersyukur acara Musywil ke-22 Muhammadiyah DKI Jakarta berlangsung dengan khidmat.
Turut hadir dalam pembukaan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Ketua PWM DKI Jakarta M Sun’an Miskan beserta jajarannya, undangan dari organisasi lintas agama, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DKI Jakarta, Organisasi Otonom, serta para penggembira dari berbagai daerah.
Busyro mengutip salah satu pernyataan aktivis Muhammadiyah Jawa Tengah yang mengandaikan “Muhammadiyah cuti selama tiga bulan saja” baik itu sekolah, rumah sakit, lembaga kesejahteraan sosial, dan berbagai amal usahanya. Tak bisa dibayangkan bagaimana situasi bangsa tanpa kiprah Muhammadiyah yang telah berkiprah sebelum Indonesia merdeka.
Sebagaimana falsafah Surat Al-Ashr yang jadi pedoman persyarikatan serta KH Ahmad Dahlan sebagai founding fathers memberikan penegasan bahwa Muhammadiyah jangan absen dari aktivitas pencerdasan umat dan bangsa secara keseluruhan.
“Muhammadiyah sebagai salah satu bagian bersama gerakan lain merupakan perintis berdirinya Negara Republik Indonesia dan kemudian perawat yang merawat Negara kita ini insyaAllah hingga akhir zaman berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang substansinya sesuai dengan norma-norma 4 paragraf UUD 1945 termasuk di dalamnya Pancasila,” ungkap Busyro.
Berbagai prestasi Muhammadiyah yang telah diukir merupakan buah dari merawat spirit ta’awun untuk kerja sama dengan siapapun dengan kriteria kerjasama dalam kebajikan, keadilan, kejujuran, dan kecerdasan kepada siapapun. Muhammadiyah juga saling membantu dengan berbagai pihak.
“Muhammadiyah kritis tapi konstruktif dan etis. Sebab kalau tidak kritis, konstruktif, dan etis itu namanya dermis yaitu watak yang tidak baik,” ungkap Busyro. Watak seperti ini selalu mencari kesempatan dan oportunistik yang bukan watak Islam, bukan watak agama-agama dan bukan watak Muhammadiyah.
“Muhammadiyah mengembangkan visi, misi dan diikuti dengan implementaasi. Sebab kalau membangun visi dengan misi yang jelas dan narasi yang bagus tapi tanpa implementasi itu namanya halusinasi. Apalagi jika membangun visi, narasi diikuti janji-janji namun tidak direalisasi itu namanya membohongi. Itu bukan watak bangsa Indonesia, bangsa Indonesia mempunyai watak asli yaitu saling jujur menghormati dengan prinsip kesetaraan,” ungkap Busyro.
Musyawarah Wilayah ke-22 Muhammadiyah DKI Jakarta berlangsung pada 18-19 Sya’ban 1444 H / 11 – 12 Maret 2023 M. Musywil kali ini mengangkat tema “Sinergi Jakarta, Mencerahkan Bangsa”.
Ketua PWM DKI Jakarta M Sun’an Miskan mengajak segenap pihak untuk mengatasi berbagai problem dunia, bangsa, termasuk di DKI Jakarta. Berbagai permasalahan tersebut diantaranya perubahan iklim (climate change) yang menyebabkan rusaknya lingkungan, Sumber Daya Manusia (SDM), hingga ketidakadilan sosial. (Riz)