6 Langkah Persiapan Menyambut Ramadhan
Oleh: Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA
Tak terasa kita berada pada bulan Sya’ban. Sebentar lagi kita akan kedatangan bulan suci Ramadhan. Maka sudah sepatutnya kita melakukan berbagai persiapan dalam rangka menyambut Ramadhan. Agar ibadah yang kita lakukan bisa maksimal dan mencapai target dengan baik.
Ibarat sosok tamu yang agung, kedatangan bulan Ramadhan disambut dengan perasaan gembira dan suka cita oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Karena, tamu ini membawa keberkahan dan pengampunan serta berbagai keutamaan lainnya. Setelah sekian lama berpisah, maka tamu yang agung ini ditunggu-tunggu dan dielu-elukan kedatangannya dengan penuh kegembiraan dan kerinduan.
Sudah sepatutnya setiap muslim mempersiapkan diri menyambut kedatangan Ramadhan. Persiapan menyambut Ramadhan sangat penting dan perlu dilakukan, agar kita dapat kita dapat memanfaatkan dan menyukseskan Ramadhan kita dengan sebaik mungkin dengan beribadah yang maksimal.
Sebagaimana halnya ketika kita akan menghadapi suatu ujian atau pertandingan, maka tentu kita terlebih dahulu mempersiapkan diri, agar berhasil dalam ujian atau menang dalam pertandingan tersebut. Dalam suatu pertandingan, kita mempunyi target untuk menang. Maka memasuki bulan Ramadhan yang akan datang ini, kita memiliki target dam berusaha untuk meraih berbagai keutamaan Ramadhan.
Namun, bagaimana cara kita mempersiapkan diri kita untuk menyambut bulan Ramadhan? Persiapan apa saja yang perlu kita lakukan dalam menyambut bulan yang agung ini? Maka, tulisan ini berusaha untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut dengan menjelaskan berbagai persiapan yang perlu kita lakukan untuk menyambut bulan Ramadhan.
Menurut penulis, untuk menyambut kedatangan Ramadhan, maka kita perlu melakukan berbagai persiapan baik dari segi fisik maupun jiwa, jasmani maupun rohani, dan materi maupun moril. Sehingga kita benar-benar siap dalam memnfaatkan dan menyukseskan Ramadhan yang akan datang ini. Di antara persiapan menyambut datangan Ramadhan yang penting dan perlu dilakukan yaitu:
Pertama, memperbanyak puasa dan amal shalih lainnya. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah saw berpuasa sunnat sehingga kami mengira beliau sering berpuasa. Terkadang pula beliau tidak puasa sehingga kami mengira beliau jarang berpuasa. Maka aku belum pernah melihat Rasulullah berpuasa selama sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan tidak pula melihat Rasulullah paling sering berpuasa melainkan pada bulan Sya’ban. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Aku bertanya kepada kepada Rasulullah, ” Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam suatu sebulan dari bulan-bulan semuanya seperti engkau berpuasa (paling sering) pada bulan Sya’ban.. Rasulullah bersabda, “Bulan Sya’ban itu bulan yang dilalaikan oleh orang-orang, berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan ini merupakan bulan yang diangkat amalan-amalan padanya kepada rabb semesta alam (Allah). Maka aku suka amalanku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (Hr. An-Nasa’i, Abu Daud, dan Ahmad).
Memperbanyak puasa sunnat dan amal shalih lainnya di bulan Sya’ban merupakan pemanasan sebelum kita memasuki Ramadhan. Karena pada bulan Ramadhan ini kita berpuasa Ramadhan setiap hari selama sebulan penuh. Selain itu dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih seperti shalat Tarawih, tahajud, witir, dan tadarus Al-Qur’an. Kita melakukan semua ibadah tersebut untuk meraih berbagai keutamaan Ramadhan. Semua ini kerja berat yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan fisik serta kesabaran.
Ibarat pemanasan sebelum melakukan suatu kegiatan fisik yang berat atau olah raga. Tentu harus pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukannya. Agar badan kita tidak terkejut dengan kegiatan fisik yang banyak atau olah raga sehingga badan sudah terbiasa dan mudah melakukannya. Begitu pula persiapan Ramadhan dengan cara memperbanyak puasa dan amal shalih lainnya di bulan Sya’ban. Sehingga terbiasa berpuasa sehingga tidak terkejut badan ketika puasa di bulan Ramadhan. Maka persiapan Ramadhan itu ibarat pemanasan sebelum olah raga.
Kedua, mempelajari fiqhu ash-shiyaam (Fiqh puasa). Seorang muslim wajib mempelajari Fiqh ibadah sehari-harinya, termasuk puasa,. Tujuannya adalah untuk mengetahui cara berpuasa yang benar yaitu sesuai dengan petunjuk (sunnah) Rasul shallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan ilmu, maka suatu ibadah dapat dilakukan dengan cara yang benar sehingga diterima oleh Allah ta’ala.
Suatu ibadah jika dikerjakan tidak sesuai dengan petunjuk Rasul shallahu ‘alaihi wa sallam maka tidak akan diterima oleh Allah ta’ala. Agar ibadah diterima Allah ta’ala, maka seseorang wajib beribadah sesuai dengan petunjuk Rasul shallahu ‘alaihi wa sallam.
Persiapan ilmu ini wajib dilakukan oleh seorang muslim ketika memasuki bulan Ramadhan. Dengan mempelajari Fiqh puasa maka ia dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hukum puasa seperti rukun puasa, sunat atau adab puasa, hal-hal yang membatalkan puasa dan sebagainya. Maka, sudah sudah sepatutnya menjelang kedatangan Ramadhan, seorang muslim memperbanyak membaca buku tentang puasa Ramadhan dan ibadah lainnya yang berkaitan dengan bulan Ramadhan seperti shalat tarawih, i’tikaf dan tadarus al-Quran.
Banyak keutamaan orang yang belajar agama, di antaranya: Pertama: Ditinggikan derajat disisi Allah ta’ala. Allah Swt berfirman: “Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11). Kedua: Mendapat kebaikan di dunia dan di akhirat. Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka Allah mudahkan pemahaman dalam agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ketiga: Diterima ibadah. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan urusan baru dalam urusan agama kami ini maka amalannya ditolak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain: “Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan berdasarkan petunjuk kami, maka amalannya ditolak.” (HR. Muslim).
Ketiga, memberi kabar gembira dengan kedatangan bulan Ramadhan kepada umat Islam. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasul shallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau senantiasa memberi kabar gembira menjelang kedatangan Ramadhan. Beliau memberi kabar mengenai kepada para sahabat beliau dengan menjelaskan berbagai keutamaan bulan Ramadhan.
Dalam sebuat hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika menjelang kedatangan bulan Ramadhan, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Telah datang kepada kamu syahrun mubarak (bulan yang diberkahi). Diwajibkan kamu berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Padanya juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam tersebut, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi. Inilah keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan.
Keutamaan lainnya, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at, dan Ramadhan ke Ramadhan menjadi penghapus dosa di antara waktu tersebut jika dijauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim). Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dan mengetahui batasan (hukum)nya, dan menjaga dari hal-hal yang sepatutnya dijaga, maka niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi). Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mencari ridha Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Banyak lagi hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan Ramadhan. Hal ini dilakukan oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberi motivasi dan semangat kepada umat Islam dalam beribadah di bulan Ramadhan.
Keempat, menjaga kesehatan dan stamina fisik. Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat pada bulan Ramadhan sangat penting. Mengingat kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik dan penuh semangat. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya sangat terganggu dan tidak semangat.
Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pergunakanlah lima (kesempatan) sebelum (datang) lima (kesempatan lain);: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim)
Oleh karena itu, menjelang kedatangan bulan Ramadhan, maka kesehatan dan stamina fisik mesti diperhatikan dan dijaga. Makan harus teratur. Pola makan yang sehat harus dijaga. Selain itu, istirahat harus cukup.
Kelima, membersihkan rumah dan lingkungan. Islam memerintahkan kita untuk selalu hidup bersih dan sehat. Hal ini terbukti dengan perintah Islam untuk berthaharah (membersihkan) baik badan maupun tempat ibadah,. Bahkan menjadi wajib ketika ketika kita mau shalat atau melakukan ibadah lainnya semisalnya.
Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, maka kita perlu menjaga kebersihan di rumah dan di sekitar lingkungan kita. Bila kita kedatangan tamu ke rumah kita atau ke desa kita, maka kita sibuk membersihkan rumah dan lingkungan kita. Bahkan rumah atau desa dihias sedemikian rupa, agar tampak indah dan bersih. Maka, begitu pula sepatutnya kita menyambut bulan Ramadhan. Karena Ramadhan ibarat tamu yang agung dan mulia yang datang setahun sekali.
Terlebih lagi, bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Tentu kita menginginkan suasana ibadah yang nyaman dan khusyuk dalam shalat lima waktu dan tarawih. Allah berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya.” (Al-Mukminun: 1-2).
Kekhusyukan dalam ibadah akan mendatangkan ampunan Allah ta’ala sebagaimana sabda Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika kita menunaikan shalat lima waktu yang telah diwajibkan Allah dengan wudhu’ yang sempurna, tepat waktu dan penuh khusyuk, maka Allah berjanji akan mengampuni dosa-dosa kita. Orang yang tidak melakukan hal itu, dia tidak termasuk dalam janji Allah. Jika Allah menghendaki ampunan, maka Allah mengampuninya. Dan jika Allah menghendaki siksaan, maka Allah akan menyiksanya.” (HR. Abu Daud)
Rumah, masjid dan surau/mushalla yang bersih dan indah tentu akan menciptakan suasana yang nyaman dalam beribadah, sehingga akan mendatangkan kekhusyukan dalam beribadah. Sebaliknya rumah, masjid dan surau/mushalla yang kotor dan bau, tentu akan mengganggu kenyamanan dalam ibadah sehingga menghilangkan kekhusyukan. Apalagi sampai menimbulkan berbagai macam penyakit yang berbahaya akibat lingkungan yang kotor dan bau.
Keenam, persiapan finansial (keuangan). Bulan Ramadhan merupakan bulan amal shalih. Di antara shalih shalih yang sangat digalakkan pada bulan Ramadhan adalah berinfak dan bersedekah. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam . Maka, sudah sepatutnya seorang muslim dalam Ramadhan mengikuti kedermawaan Rasulullah saw.
Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ia berkata, “Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan sikap kedermawaannya semakin bertambah pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya untuk mengajarkan al-Qur’an kepadanya. Dan biasanya Jibril mendatanginya setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajari al-Qur’an. Sungguh Rasulullah sangat dermawan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Agar dapat memanfaatkan keberkahan bulan Ramadhan, maka sepatutnya seorang muslim menyiapkan sebahagian hartanya sebelum kedatangan bulan Ramadhan untuk diinfakkan dan disedekahkan pada bulan Ramadhan nantinya. Selain itu, persiapan finansial ini juga sangat bermanfaat untuk keperluan bersahur dan berbuka puasa. Terlebih lagi bila ingin menu berbuka puasa mencukupi dan sesuai dengan standar gizi yang diperlukan oleh tubuh kita.
Ketujuh, persiapan jiwa dan mental. Hendaklah kita menyambut bulan Ramadhan dengan rasa penuh kegembiaraan dan tulus hati serta jiwa yang bersih (taubat). Siapkan diri untuk melakukan berbagai amal shalih dan ibadah pada bulan Ramadhan. Karena pada bulan ini kita akan beribadah puasa dan lainnya dengan optimal dan fulltime selama sebulan penuh.
Jiwa dan mental kita harus dipersiapkan dengan penuh keimanan dan keikhlasan dalam beribadah. Dengan demikian, maka kesulitan dan sikap malas dalam ibadah bisa diatasi dan dihilangkan. Ibadah pun menjadi terasa mudah dan menyenangkan.
Selain itu, hendaklah menyucikan jiwa kita dengan cara bertaubat kepada Allah ta’ala, agar jiwa kita bersih dari dosa. Begitu pula kita hendaklah membiasakan diri untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah, seperti puasa sunnat, shalat sunnat, memperbanyak membaca Al-Quran dan sebagainya, sehingga kita terlatih dan terbiasa melakukan ibadah.
Demikianlah di antara berbagai persiapan yang dapat kita lakukan dalam menyambut kedatangan tamu yang agung dan mulia yang bernama Ramadhan. Mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kegembiraan, keimanan dan keikhlasan. Raihlah berbagai keutamaan yang dibawa oleh Ramadhan dengan melakukan berbagai amal shalih sesuai sunnah atau petunjuk Rasul shallahu ‘alaihi wa sallam . Semoga ibadah kita di bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah ta’ala. Amin..!
*) Penulis adalah Ketua PC Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh, Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry, Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Provinsi Aceh, dan anggota Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara.