SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Di tengah kelesuan ekonomi pasca pandemi, sebuah usaha mikro justru mampu berdiri dan menjalankan roda usaha yang cukup produktif, inilah yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Srikandi di Dusun Soka Wetan, Desa Merdikorejo, Tempel, SLeman.
Kelompok Tani Wanita (KWT) Srikandi telah berdisi hampir setengah tahun yang lalu, seiring dengan normalnya situasi pandemic yang sempat mencekan hampir dua tahun.
KWT Srikandi memproduksi makanan sehari-hari seperti sncack dan nasi rames, nasi bungkus, nasi soto yang sangat digemari warga sekitar Soka Wetan. Menariknya adalah masing masing anggota memproduksi 1 jenis makanan tertentu lalu menitipkan di kedai tersebut.
Penjaga kedai dilakukan secara bergiliran dan sebagai hasilnya ibu- ibu yang tadinya hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga bisa mempunyai kesempatan untuk berproduksi dan menambah pemasukan keluarganya.
Untuk menopang usaha tersebut, sejumlah dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, memberikan pembekalan bagi dunia usaha di level UMKM tersebut. Tim yang terdiri dari Dr. Sugeng Riyanto, Dr. Ratih Herningtyas, Dinasti Pudang M Kes, dan Lusitania MA, tersebut memberikan pembekalan tentang bagaimana memproduksi makanan sehat dan menjadikannya branding pada usahanya.
Dilatar belakangi oleh konsumsi berlebihan masyarakat terhadap beberapa jenis bahan makanan yang tidak baik seperti pengawet, pemanis dan pewarna, maka para produsen makanan ini juga diharapkan untuk seminimal mungkin menggunakan bahan bahan tersebut.
Hal inilah yang membuat UMY merasa salut atas semangat KWT Srikandi Sokawetan dalam berpartisipasi mewujudkan masyarakat yang hidup sehat dari sisi makanan, lebih dari itu, anggota KWT juga dibekali cara mengenali kandungan bahan bahan pada makan yang dijajakan diberbagai toko”.
Sementara itu, dosen yang lain juga mengenalkan bahan makanan alami yang terdapat di lingkungan sekitar, sebagai alternatif pendukung makanan sehat.
Menurut Sugeng Riyanto alam sekitar yang subur, sebenarnya telah menyediakan berbagai jenis bahan makanan alami yang sehat seperti daun kelor (moringa), daun katu, daun bayam, dan lainnya yang dapat dicampur pada produk makanan tanpa mengurangi rasa dan aromanya. Bahan bahan seperti daun kelor mempunyai manfaat yang sangat banyak termasuk pada proses detoks.
Upaya upaya di atas, tentunya dapat menjadi salah satu branding bagi produk KWT Srikandi, artinya jika KWT mampu menjamin produk produk makanan yang dihasilkannya terhindarkan diri dari penggunaan bahan yang berbahaya, niscaya akan tumbuh kepercayaan dari masyarakat untuk membeli produknya. Masyarakat juga mulai cerdas untuk mengkonsumsi makannan sehat.
Untuk semakin menguatkan kegiatan KWT tersebut pada Ahad 12 Maret 2023 diserahkan diserahkan bantuan peralatan berupa sejumlah perkakas memasak seperti beberapa set kompor gas besar, beberapa set penggorengan, tabung gas daln lain lain yang nilainya lebih dari 4 juta rupiah.
Menurut ketua Tim, Dr. Sugeng Riyanto bantuan tersebut adalah bentuk partisipasi UMY membangun masyarakat dan dalam rangka memberdayakan masyarakat melalui usaha usaha produktif. (Arif)