YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – PK IMM FAI UMY menyelenggarakan malam refleksi milad IMM ke-59 pada senin 13 Maret 2023 di Menara Coffee. Dalam Acara ini PK IMM FAI UMY mengangkat tema “Melihat Gerakan IMM Dulu, Sekarang dan, Nanti”. Penyelenggaraan acara ini bertujuan untuk merefleksikan bagaimana gerakan IMM dari masa ke masa agar dapat berinovasi dalam menentukan gerakan IMM kedepan. Pada kesempatan ini PK IMM FAI UMY mengundang pembicara yang turut aktif dalam gerakan IMM pada generasinya masing-masing.
Ramadhanur Putra selaku ketua umum PK IMM FAI UMY dalam sambutannya menyampaikan penyelenggaraan acara ini perlu diadakan mengingat bahwasannya generasi z memiliki karakter yang unik yang perlu dikembangkan, karena sesungguhnya tantangan pasca pandemi covid-19 menghadirkan beberapa tantangan baru digitalisasi. Hal-hal tersebut juga harus didukung dengan pembacaan kondisi sosial dan politik yang mempengaruhi gerakan IMM.
Sobar M. Johari, Ph. D Ketua DPP IMM Bidang Kader Sekaligus Instruktur Nasional DPP IMM 2008-sekarang dalam kesempatannya menyampaikan kader IMM seharusnya menjadi mahasiswa yang di atas rata-rata, tidak sekedar akademisi, namun juga memiliki daya intelektual yang mapan.
Kemudian dirinya menyampaikan konsep intelektual seorang filsuf Ali Syari’ati bahwasannya seorang intelek harusnya juga dapat mencerahkan sekelilingnya. Beliau juga memotivasi para kader untuk memanfaatkan masa menempuh Pendidikan tinggi sebagai masa penempaan pribadi untuk meningkatkan kapasitas individu dan harus memiliki kontrol diri dalam menghadapi pengaruh buruk media sosial.
Makhrus Ahmadi, S.EI., M.Si penulis buku Geneologi Kaum Merah sekaligus Sekertaris Umum DPD IMM DIY 2010-2012 menyampaikan beberapa poin penting dalam penyampaiannya, 1) fastabikul khairat yang menjadi salah satu spirit IMM harus terus dibangkitkan, 2) kolaborasi mesti di aktualkan dalam melahirkan inovasi 3) dalam kolaborasi tersebut harus disertai dengan membangun basis kompetensi, 4) kader harus memiliki analytical thinking dalam membangun wacana gerakan. 5) kesadaran harus dibangun sebagai pondasi bagi gerakan IMM kedepan.
Muhamad Amin Aziz, S.E penulis buku IMM Studies menyampaikan bahwa pentingnya budaya penelitian. Kader IMM harusnya memliki daya akademis yang murni berangkat dari konsep akademia plato dengan tradisi-tradisi intelektualnya. Pada Refleksi milad ke 59 kader semestinya memiliki kemandirian untuk mencari ilmu pengetahuan dan siap untuk berdaya bagi peradaban.
Destita Mutiara S.Sos. instruktur IMM AR Fakhrudin menyampaikan dengan segala apa yang disodorkan oleh teknologi digital sekarang semestinya dapat ditangkap oleh para kader IMM dengan bijak sebagai alat untuk memperkuat gerakan digital atau aktivisme digital. Basis ideologi yang ada dalam IMM semestinya dapat menjadi penggerak dalam penyebarluasan nilai dalam ruang-ruang digital yang telah berkembang saat ini.
Hizba Muhammad Abror, S.Pd. Ketua Umum PK IMM FAI UMY periode 2020-2021 menyampaikan kondisi pada masa sekarang dengan segala kemajuannya memberikan permasalahan-permasalahan baru. Percepatan informasi yang hadir telah membuat manusia pada generasi ini mengalami “overdosis informasi”.
Dengan fenomena yang terjadi mestinya kader IMM harus mampu beradaptasi, baginya para intelektual IMM mestinya menjadi influencer yang mencerahkan media sosial dengan basis data. Dalam akhir penyampaiannnya Hizba memotivasi para generasi sekarang untuk terus optimis dalam menghadapi tantangan di zamannya
Keluarga Besar PK IMM FAI UMY mengucapkan selamat Milad IMM ke-69 semoga tema “bergerak Bersama Membangun Peradaban” benar-benar teraktualisasi.(Raka)