BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 385 wisuda dari 18 program studi Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) pagi ini di wisuda sebagai ahli madya, sarjana dan magister ke – 44 Universitas Muhammadiyah Aceh semester ganjil tahun akademik 2022/2023, upacara wisuda dilakukan digedung UCC Ahmad Dahlan jalan muhammadiyah Batoh. Kota Banda Aceh.
Acara wisuda diikuti oleh Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. H. Achmad Jainuri, Ph.D., Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIII Aceh Dr. Rizal Munadi, PWM Aceh, BPH, Camat Lung Bata, Kapolsek serta tamu undangan lainnya Sabtu (18/03/2023)
“385 orang wisuda ahli madya, sarjana dan magister ke – 44 Universitas Muhammadiyah Aceh tersebut diharapkan menjadi sarjana yang bertaqwa, dan karena dengan ijin Allah SWT kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) Dr. Aslam Nur MA.
Di samping itu juga Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh, menyampaikan beberapa keberhasilan diantaranya capaian Universitas pridikat “Baik Sekali” dan beberapa program studi sudah mendapat pridikat “Unggul”. “Tak kalah menariknya kita di berikan kepercayaan oleh Kemenristek untuk menjalankan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) sebanyak 200 mahasiswa,” ungkap Dr. Aslam Nur MA.
Capaian lainnya dari sektor pembangunan saat ini kita sedang mendirikan salah satu amal usaha yaitu Unmuha Mart dan insya Allah pada bulan Ramadhan tahun ini sudah kita jalankan. selain itu, pembangunan gedung Fakultas Teknik dan Fakultas Hukum sudah mulai kita persiapkan dengan matang untuk dilanjutkan kembali.
“Pesan kami jangan berhenti menuntut ilmu, jangan puas sampai disini saja, proses hidup ini harus mencari ilmu pengetahuan, kami ingatkan, agar selalu berbakti kepada kedua orang tua. keberhasilan anda adalah hasil kerja keras kedua orang tua kita,” ungkap Aslam.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIII Aceh Aceh Dr. Rizal Munadi, yang di wakili oleh Masykur, M. Pd dalam amanat yang dibacakannya tali toga yang kita balikkan kekiri dan kekanan adalah simbolis.
Kata Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XIII Aceh, Dr. Rizal Munadi, ketika berkuliah dan menjadi mahasiswa, otak kiri digunakan untuk berpikir. Sementara fungsi otak kiri adalah untuk kecerdasan manusia, berpikir kritis, dan berlogika. Saat tali toga secara simbolis dipindahkan ke kanan, kata dia, ada perubahan besar yang terjadi. “Mahasiswa akan kembali ke masyarakat, serta menjadi bagian di dalamnya. Setiap ilmu yang diperoleh bukan hanya sebatas teori, namun praktik nyata,” ujarnya.
Pengukuhan wisuda ini adalah sebagai tanda pengumuman kepada masyarakat bahwa kita adalah seorang akademisi, yang siap diterjunkan kembali ke tengah tengah masyarakat dan mampu beradaptasi dengan baik.
Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. H. Achmad Jainuri, Ph.D, menyampaikan selamat kepada wisudawan serta kedua orangtua yang telah menitipkan anak anaknya di kampus UNMUHA sebagai tempat menuntut ilmu.
Guru Besar Umsida, Prof Achmad Jainuri, menjelaskan berbagai problem yang muncul di dunia Islam diawal abad ke 20 dan juga soal modernisasi di dunia muslim saat ini, dikatakan Islam itu adalah agama Rahmatan Lil- Al- Amin yang bersifat universal memiliki makna yang sangat luas.
Menyangkut dengan program Diktilitbang PP Muhammadiyah ia mengatakan targetkan 5000 Doktor dalam periode kepengurusan baru akan dijalankan kedua keunggulan Islam dari Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), Ekonomi, Nilai-nilai Keislaman, Sejarah perjuangan kemerdekaan negara Islam.
Ia menambahkan bahwa konsep pendidikan dari barat seperti SKS sebetulnya diambil dari Islam. “Juga konsep negara federal itu diambil dari Islam,” ujarnya. Peran Muhammadiyah dalam gerakannya telah banyak membawa perubahan umat baik di bidang keagamaan, sosial, politik, ekonomi serta budaya.
Dalam dunia pendidikan, lanjutnya, telah diperkenalkan tentang ilmu sekuler. Dalam bidang budaya peran Muhammadiyah telah membawa perubahan modern, “Orang berkemajuan itu memiliki ciri keterbukaan. Karenanya Muhammadiyah disebut modern sebab sangat terbuka,” tutup Prof Achmad. (Agusnaidi B/Riz)