Meraih Keberkahan di Bulan Ampunan

masjid

Foto Ilustrasi Unsplash

Meraih Keberkahan di Bulan Ampunan

Oleh: Amalia Irfani

Jika hari ini kita masih diberikan Allah kesehatan, umur panjang yang  bermanfaat, dapat menikmati  indah dan berkahnya bulan suci Ramadhan maka, sepatutnya kita bersyukur. Allah SWT masih mengizinkan kita untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, dan sesungguhnya  kasih sayang Allah  tidak berbatas.

Luasnya kasih sayang Allah kepada setiap hambaNya, jika kita hitung, kita renungkan jumlahnya tidak terhingga. Hanya saja sering  kita lupa dan lalai. Kadang  hanya ingat dan rindu bersimpuh disaat berbagai masalah hidup datang diluar ekspektasi. Namun Allah SWT, tidak pernah menutup pintu taubat untuk siapapun hambaNya. Pintu tersebut selalu terbuka lebar, tinggal kita masuki dengan berserah sepenuhnya, dengan tidak menjadikan kepasrahan dengan meyakini dan meminta selain kepada Allah.

Keberkahan Ramadhan

Ramadhan bulan mulia penuh keberkahan, bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Berkah Ramadhan yang pertama bagi umat Islam adalah bulan pengampunan dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan hanya mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. al-Bukhari).

Untuk  meraih pengampunan Allah tidak cukup  dengan niat dan janji dalam hati, tetapi harus melingkupi pikiran dan perbuatan. Mata tidak melihat sesuatu yang haram, telinga tidak mendengar sesuatu yang tidak baik,  lisan tidak berucap dusta, begitupun  seluruh anggota tubuh yang lain. Rasulullah SAW pun bersabda,

“Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta syetan-syetan dibelenggu. di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang/terjauhkan (dari kebaikan)” (HR. Ahmad)

Hadist diatas juga mengisyaratkan keutamaan bulan suci Ramadhan sebagai bulan penuh berkah. Allah melipatgandakan  pahala, selain keutamaan lain berupa nilai pendidikan untuk kesehatan jasmani dan rohani.  Dalam ritual puasa terdapat pendidikan bagi setiap individu mengenai persamaan antara yang fakir dan yang kaya untuk mengerjakan perintah Allah, dan  yang memiliki kelapangan rezeki bersedekah kepada kaum fakir miskin  serta berusaha untuk selalu menjadikan diri pribadi baik dan berisi kebaikan.

Sesuatu yang memang  berat dilakukan sebab akan banyak cobaan dan rintangan, tetapi disitulah letak keutamaannya. Saat seorang hamba mampu melewati semua proses dengan tetap bersyukur dan bertafakur kepada Allah, ganjaran kebaikan Allah beri berlipat-lipat berupa pahala, ampunan, dan kemuliaan.

Ramadhan dan Ampunan Allah

Membuka bulan maghfirah ini, mari kita perbanyak melakukan amal sholeh, meluruskan niat hanya karena Allah. Meluruskan niat merupakan hal yang pertama dan utama yang harus dilakukan setiap muslim memasuki bulan suci Ramadhan.

Sesuai ajaran Islam, niat berfungsi sebagai pembeda amalan. Niat membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan atau perilaku.  Niat juga membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Itulah mengapa  niat menjadi rukun atau syarat sah semua amal ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba. Rasulullah SAW  berujar, “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sebab pentingnya memulai amaliah ramadhan dengan niat karena Allah, mari kita luaskan semangat, memberi nutrisi kebaikan dengan tujuan hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Di antara sebab turunnya ampunan dari Allah di bulan ramadhan  :  Pertama, melaksanakan puasa ramadhan dengan niat karena Allah. Kedua, mendirikan sholat Taraweh dan sholat sunah lainnya. Ketiga, memperbanyak ibadah di malam Lailatul qodar, dan keempat senantiasa berdzikir dengan mengingat Allah dikeadaan lapang dan sempit.

Amalia Irfani, Divisi Penguatan Politik Perempuan LPPA PWA Kalbar, Mahasiswa Doktoral Sosiologi UMM

Exit mobile version